lima bulan telah berlalu semenjak hari itu. perlahan valerie mulai memutuskan untuk melupakan semuanya. tentang nagini yang entah akan kembali datang atau tidak, tentang keluarganya, dan tentang semua pilihan yang snape sodorkan dalam satu waktu.
kini ... disinilah valerie sekarang. bermain ayunan sendirian di belakang taman malfoy manor yang ditumbuhi pohon apel, sembari menghirup udara segar dan menyenandungkan sebuah lagu asing yang anehnya ia ingat dengan jelas.
draco bilang jika usia mereka sudah mencapai 11 tahun, mereka akan mendapatkan surat dari sekolah sihir hogwarts. narcissa dan lucius juga menceritakan betapa menyenangkan hidup disana. terlebih, draco yang juga setiap saat dengan begitu menggebu mengatakan betapa ia ingin masuk tim quidditch untuk asramanya nanti. oh, valerie harap mereka bisa masuk ke sekolah yang sama. ia mungkin akan menangis jika bukan surat dari hogwarts, melainkan surat beauxbaton yang akan datang membawa namanya nanti.
pluk!!
suara sesuatu yang jatuh itu mengagetkan valerie. sebuah apel hijau yang sudah digigit setengah bagiannya. ah. dia tahu ulah siapa ini.
"yang itu tidak manis." suara draco terdengar. valerie segera mendongak ke atas pohon, menemukan si lelaki pirang platinum disana, tengah mengambil apel baru dan langsung memakannya. "ah. ini manis. aku suka yang satu ini." tambahnya.
valerie terkekeh. sembari bangkit dari posisinya di ayunan tadi, gadis kecil itu berjalan mendekat ke arah batang pohon apel. "turunlah, drake. kau bisa jatuh."
"eih tidak akan." draco menggelengkan kepalanya, terkekeh pelan. "valley, aku akan memetik apel untukmu. apa kau mau?"
"terserahlah. tapi carikan yang manis."
"serahkan saja padaku." ucap draco sembari menyeringai. sementara valerie yang sudah terlalu terbiasa dengan itu memilih mengambil langkah mundur, kembali duduk di bangku ayunan sembari memperhatikan tingkah laku draco malfoy.
butuh beberapa menit bagi lelaki itu pirang platinum itu untuk mencari sebuah apel yang menurut pandangannya akan terasa manis. ketika ia telah menemukannya, kedua mata draco langsung terlihat berbinar, dengan senyum mengembang yang menampilkan kedua gigi bagian depan milik lelaki itu.
menggemaskan sekali.
"hey, valley.." draco mengangkat apel pada tangan kanannya, menggoyang-goyangkan buah itu untuk menarik atensi valerie. "aku pikir aku sudah menemukan apel yang cocok untukmu."
valerie mendongak. sedikit mengangkat tangannya akibat silau dari cahaya matahari yang menembus dedaunan. "lemparkan padaku.." teriak valerie, dan dengan sigap langsung menerima lemparan apel hijau itu dari tangan draco. "apa yang akan kau lakukan jika apel ini ternyata tidak manis, drake?"
"itu tidak mungkin terjadi." draco mengangkat dagunya tinggi, menyunggingkan senyuman miring. "aku yang menanam pohon ini, ingat? dia tidak akan mengecewakanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙀𝙍 | Draco Malfoy x OC (DISCONTINUED)
Fanfiction❝The hero would sacrifice you to save the world, but the villain would sacrifice the world to save you.❞ ⁂̩̩͙͙ 𝙏𝙃𝘼𝙏 𝙄𝙎 𝙃𝙀𝙍. Pure, loyal, lovely-eyed, fairytale face. She's a mess of gorgeous chaos. She is brave and strong and broken all at...