❝The hero would sacrifice you to save the world, but the villain would sacrifice the world to save you.❞
⁂̩̩͙͙ 𝙏𝙃𝘼𝙏 𝙄𝙎 𝙃𝙀𝙍. Pure, loyal, lovely-eyed, fairytale face. She's a mess of gorgeous chaos. She is brave and strong and broken all at...
"What I have with you, I don't want with anyone else."
•••
Godric's Hollow
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Valerie melangkah dengan tertatih ke depan sebuah rumah berlantai 3 yang tampak indah. Ia menghela napas panjang sebelum mengangkat tangan untuk mengetuk pintu rumah itu beberapa kali. Suara seorang wanita terdengar dari dalam, membuat Valerie tersenyum lega, memilih menyandarkan tubuh ke tembok rumah itu. Udara malam ini cukup dingin.
Suara langkah kaki terburu mendekati pintu dan membukanya. Seorang wanita berambut coklat panjang keluar sambil menggendong anak perempuan yang kira-kira berusia 8 tahun. Natassa Callidora Hill née Akeldama, ibu Louis. Wanita itu melebarkan mata, terkejut. "Valerie!!" Seru Natassa senang. Ia menurunkan putrinya, Richendra Eliysheba Hill, lalu memeluk Valerie. "Lama tidak berjumpa, Sayang. Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik," Valerie tersenyum. Tetapi Natassa yang dengan cepat menyadari luka goresan memanjang di pipi gadis itu, segera menariknya untuk masuk. "Aunt--"
"--Jangan mengatakan apa-apa dulu, Valerie. Aku akan mengobati lukamu."
"Itu tidak perlu," jawabnya. "Aku hanya ingin menyapa setelah sekian lama."
"Oh iya?" Natassa berkacak pinggang dengan gestur tidak senang. "Kalau begitu seharusnya kau obati dulu lukamu sebelum mengetuk pintu kediaman seorang Healer, gadis muda. Pokoknya tunggu di sini, akan kuambilkan perban untukmu."
Valerie terkekeh, memilih mengiyakan ucapan Natassa yang langsung pergi mengambil peralatan kesehatannya dengan ekspresi puas. "Halo, Richy," sapanya pada adik Louis yang telah berpindah duduk di ruang tamu sambil memeluk boneka beruangnya. "Kau semakin tinggi saja, ya."
"Tentu saja! Richy akan mengalahkan tinggi kakak nanti," Riche tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang kecil. "Kakak, kakak, kemarin Kak Fleur berkunjung kesini loh! Dia membawakan Richy cookie yang saaa~ngat banyak!" Ucap gadis kecil itu sambil membuka kedua tangannya lebar-lebar.
"Benarkah?" Valerie tersenyum. "Lalu dimana semua cookie itu sekarang?"
"Disini, hehe," Riche menunjuk ke perut buncitnya sambil terkikik senang.
"Kau harus banyak berolahraga agar tetap sehat," balas Natassa yang muncul dengan membawa kotak obat. Ia mengisyaratkan agar Valerie mendekat padanya. "Jangan cemberut begitu, Richy. Kalau tidak berolahraga, nanti kau akan bulat seperti bola salju."
"Ih! Dasar Natassa!" Riche mendengus.
"Namaku ibu, bukan Natassa, Richy," Natassa menggeleng pelan, mulai membuka kotak obat dan mengambil kapas sementara Riche kembali sibuk dengan bonekanya. "Louis bilang kau sudah menetap kembali ke Prancis, jadi apa kau hanya berkunjung sementara di Inggris?"
