❝The hero would sacrifice you to save the world, but the villain would sacrifice the world to save you.❞
⁂̩̩͙͙ 𝙏𝙃𝘼𝙏 𝙄𝙎 𝙃𝙀𝙍. Pure, loyal, lovely-eyed, fairytale face. She's a mess of gorgeous chaos. She is brave and strong and broken all at...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu isi suratnya?"
Ambrosius menyorot sebuah pedang yang Valerie genggam di tangannya. Perempuan itu tersenyum miring, mengangkat pedangnya dan berujar, "Ya, Pedang Gryffindor. Tidakkah ini indah?"
"Apa yang kau rencanakan?" Ambrosius berjalan menuju Valerie, menerima Pedang Gryffindor yang disodorkan perempuan itu padanya. Dia mengamati detail Pedang Gryffindor dengan seksama, sesekali mengerling pada Valerie, menanti jawaban perempuan itu.
"Pencarian horcrux," bisik Valerie, membuat Ambrosius bergeming menyorot ke arahnya. Horcrux, sesuatu yang hanya pernah Ambrosius baca dari buku di area terlarang perpustakaan Beauxbatons. "... Saat ini Harry Potter sedang menerobos ke Gringotts."
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku melihatnya," sahut Valerie. "You-Know-Who pasti sangat murka sampai-sampai dia melupakan bahwa selain Harry, ada aku yang juga bisa memasuki pikirannya." Dia melanjutkan, memejamkan mata sesaat lalu bergeming menatap Ambrosius. "Salah satu Horcrux berada di Hogwarts. Aku melihat kastil dan Rowena Ravenclaw."
Ambrosius mengangguk mengerti.
"Pasti ada hubungannya dengan Ravenclaw," sahut lelaki itu. "Kita harus masuk ke sana, bukan?"
"Ya. Aku yakin itu Diadem Ravenclaw," kata Valerie. "Kita perlu rencana. Bergerak dari pintu depan hanya akan menimbulkan kecurigaan. Lagipula, aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan Uncle Severus sekarang."
"Kau berada di Hogwarts selama lima tahun," kata Ambrosius seraya menyembunyikan Pedang Gryffindor di balik jubahnya. "Apa tidak ada jalan rahasia untuk masuk ke kastil?"
Valerie memikirkan kata-kata Ambrosius. Hal ini pasti akan lebih mudah jika dia memiliki Marauder's Map. "Ah," Valerie tersenyum tipis, merapalkan occlumency diam-diam untuk mencegah Voldemort memasuki pikirannya. "Aku ingat. Hogsmeade. Di Honeydukes ... ada jalan rahasia di bawah tanahnya."
Ambrosius mengangguk. Dia mengulurkan tangan untuk Valerie lalu berkata, "Kita pergi sekarang?"
"Ya," sahut perempuan itu seraya menerima uluran tangan Ambrosius. Tak berapa lama setelahnya, mereka berdua berapparate dari Gaunt Manor menuju jalan utama Hogsmeade.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
