Vote dulu yuk Bund
sebelum baca🍏🥀𝓗𝓸𝓹𝓮 𝔂𝓸𝓾 𝓵𝓲𝓴𝓮 𝓲𝓽❣
"I'll survive.
Somehow I always do."•••
"Kau ... sangat menyedihkan." Alexandra berbisik, tersenyum penuh kemenangan.
Valerie terdiam. Tiba-tiba tangan gadis itu bergerak naik menyentuh lehernya, tetapi begitu ia sadar tidak ada apapun lagi di sana, gerakannya terhenti. Alexandra Eleuterio Castiello. Ia memandang baik-baik sorot mata wanita itu yang penuh kemenangan dan tanpa penyesalan.
"Kau ... benar." Valerie berbalik, melangkah turun dari balkon ke arah panggung dimana hukuman mati dilaksakan. Ia mengambil salah satu pedang yang tersedia di atas meja, lantas melangkah cepat ke arah Alexandra. Dan begitu jarak mereka semakin terkikis, Valerie mengarahkan pedang tersebut hingga ujungnya menekan leher putih wanita itu, membuat tergores dan berdarah. "Hidupku pasti adalah lelucon bagimu, bukan? Kau mengambil semuanya tanpa menyisakan bahkan satu pun."
Tetapi Alexandra tidak menjawab. Dan lagi-lagi, sorot mata wanita itu berhasil membangkitkan amarah Valerie. Membuat sedetik kemudian, ia melepaskan pedangnya dan menampar keras pipi Alexandra hingga wanita itu menoleh ke samping. "Ini semua salahmu.." Valerie mencengkram kuat pakaian kotor Alexandra, lantas ia berlutut dihadapan wanita itu. "KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!! KAU MENGHANCURKAN HIDUPKU!! KAU MEMBUNUH IBUKU, SEREIA, KELUARGA ÉVREUX, MENGKHIANATI AYAHKU, KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!!!!"
Valerie menangis keras. Ia menampar dan memukul tubuh Alexandra dengan semua kekuatan terakhir yang ia miliki, hingga membuat Ambrosius harus menarik gadis itu dan memeluknya. Sementara Alexandra terkekeh pelan. Ia memejamkan matanya beberapa saat sebelum kembali membuka untuk menatap gadis kecil yang tengah menangis dihadapannya. "Akhirnya kita berdua impas, Albert." Bisik Alexandra, menyaksikan betapa Valerie telah berhasil ia hancurkan.
Wanita itu lalu terdiam. Matanya kembali terpejam, dan kesadarannya menghilang.
Salah seorang algojo berlutut untuk memeriksa nadi Alexandra. Ia belum mati, hanya pingsan karena rasa sakit. Sementara Valerie mengepalkan tangan kuat-kuat, memandang berkeliling dimana kini keputusannya terhadap hidup Alexandra Castiello sedang dinantikan.
"... Baiklah. Lanjutkan prosesi--" Ucap Castor.
"--Tidak." Valerie kembali mendekati tubuh Alexandra, menatapnya seolah wanita itu kotoran paling menjijikan. "Lemparkan dia bersama keluarganya ke dalam sel Azkaban dengan keamanan tingkat tinggi, dan siksa mereka setiap detiknya sampai mereka sendiri yang memohon untuk mati. Dan untuk orang-orang lain yang terlibat--" Valerie mengangkat dagunya tinggi, memandang kepada Amaryllis, Carena, Caligero, Lauressa, Ludwig, dan para pemberontak lain yang menunggu hukuman mereka. "... Bakar mereka semua hidup-hidup untuk dijadikan santapan hewan buas."
Hening. Seluruh pengadilan terdiam mendengarkan perintah Valerie yang begitu keji. Namun menanggapi semua itu, ia malah mengambil langkah cepat untuk segera keluar dari pengadilan. Dagu Valerie terangkat tinggi dengan punggung yang di tegapkan, sementara sorot matanya yang memandang lurus ke depan tampak tak memiliki emosi apapun. Gadis itu berbelok menuju halaman depan kementrian yang begitu ramai oleh ratusan mayat korban perang, dengan Ambrosius yang mengikuti di belakangnya.
Langkah Valerie berhenti. Ia mengedarkan pandangan, menatap barisan mayat tersebut dengan hati yang kosong, hingga sorot matanya berhenti ketika ia menangkap tangan seorang mayat tampak mencuat keluar dari kain hitam yang menutupinya. Valerie segera melangkah ke arah mayat tersebut, dan ia memasukkan kembali tangannya ke dalam kain, hingga angin yang menerpa saat itu membuka sedikit bagian kain yang menutupi wajah mayat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙀𝙍 | Draco Malfoy x OC (DISCONTINUED)
Fanfic❝The hero would sacrifice you to save the world, but the villain would sacrifice the world to save you.❞ ⁂̩̩͙͙ 𝙏𝙃𝘼𝙏 𝙄𝙎 𝙃𝙀𝙍. Pure, loyal, lovely-eyed, fairytale face. She's a mess of gorgeous chaos. She is brave and strong and broken all at...