Para anggota Moon Guard setia berkeliling di sekitar sekolah untuk berjaga-jaga. Mereka dipilih secara langsung oleh kepala sekolah karena kemampuan dan potensi mereka. Setelah dipilih mereka diharuskan belajar teknik beladiri dan penggunaan senjata anti Vampire. Iya para murid Moon class adalah para Vampire sang monster haus darah. Walaupun para murid Moon class sudah membuat perjanjian untuk tidak melukai para murid di Red Light High School. Tapi bagaimanapun mereka adalah monster yang sekali-kali bisa mengamuk. Untuk itulah anggota Moon Guard menggunakan senjata anti Vampire untuk menjaga diri mereka dan juga murid Moon class dari Vampire lain.
Jungkook berjaga di atas pohon. Kemampuan memanjat pohonnya tidak perlu di ragukan lagi. Saat ia sedang mengawasi Moon class yang berada di lantai dua matanya menangkap dua orang gadis yang sedang bersembunyi di balik semak-semak. Tanpa menunggu lagi dia melompat dan menghampiri dua gadis itu.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Jungkook dingin.
Dua gadis itu berdiri tegak karena terkejut. Mereka menunduk dalam tak berani menatap Jungkook. Siapa sih murid Sun class yang tidak mengenal Jungkook. Pemuda tampan dan dingin yang menjabat sebagai ketua Moon Guard dan anak angkat sang kepala sekolah.
"Bukankah peraturannya sudah jelas bahwa murid Sun class tidak boleh berada di jam pembelajaran murid Moon class. Lebih baik kalian segera pulang" perintah Jungkook.
"Tidak kami ingin disini" kata gadis dengan rambut pendek.
"Disini berbahaya"
"Tidak kami ingin bertemu dengan murid Moon class" kata gadis lainnya.
"Cepat pulang!"
"Wah~ tak ku sangka ada manusia disini"
"Shit" kesal Jungkook karena ia terlambat.
Dua gadis itu menjerit senang melihat Jaehyun datang dengan gaya kerennya. Pemuda tampan itu menunjukkan senyumnya membuat dua gadis itu makin histeris. Jungkook berdiri di depan dua gadis itu dan mengacungkan pistolnya.
"Jangan sentuh mereka" peringat Jungkook.
"Kenapa. Aku hanya ingin mencicipi mereka sedikit" kata Jaehyun menjilat bibirnya sendiri.
"Jangan macam-macam Jaehyun-ssi. Ingat perjanjian kalian dengan kepala sekolah"
"Satu saja tidak masalah sepertinya"
Jungkook menahan tubuh Jaehyun yang akan menerkam salah satu gadis.
"Apa yang kau lakukan Jaehyun-ssi!" Bentak Mingyu datang membantu Jungkook menahan tubuh Jaehyun.
"Darah" kata Jaehyun yang matanya mulai berwarna merah dan taringnya keluar.
Jungkook dan Mingyu menatap dua gadis itu. Dan sialnya salah satu gadis itu memiliki luka gores di kakinya sepertinya tergores ranting semak-semak saat bersembunyi. Dua gadis itu ketakutan dan pingsan melihat Jaehyun yang seperti itu.
Jisoo dan Rose datang menolong dua gadis itu yang sudah tak sadarkan diri. Mereka juga ketakutan melihat Jaehyun mulai hilang kendali. Sekali gerakan tangan Jungkook dan Mingyu terhempas jatuh. Jaehyun dengan cepat mendekati gadis itu.
"Tenang Jaehyun"
Tubuh Jaehyun menegang. Irene tiba-tiba ada di sampingnya dan menahan salah satu bahunya. Jaehyun menormalkan nafasnya dan mengatur dirinya. Matanya kembali berwarna hitam dan taringnya menghilang.
Irene berjalan mendekati dua gadis yang pingsan itu. Ia meletakkan masing-masing tangannya pada kepala dua gadis itu. Ia menghilangkan ingatan gadis-gadis itu tentang yang baru saja terjadi.
"Segera antar mereka pulang. Aku sudah menghilangkan ingatan mereka" perintah Irene yang di angguki Rose dan Jisoo, Yugyeom dan June datang untuk membantu.
"Ada bau darah yang enak disini" semua orang menoleh ke arah Joy yang baru datang.
"Kau tidak bisa menyentuh gadis-gadis ini" sentak Jisoo.
Joy tertawa. "Aku tidak membicarakan darah mereka tapi-"
Tubuh Jungkook menegang saat Joy sudah ada di atas tubuhnya yang masih terduduk di atas tanah. Joy mengambil tangan kanan Jungkook. Dan benar saja telapak tangannya berdarah. Joy menjilat darah di telapak tangan Jungkook.
"Darah mu benar-benar nikmat Jungkook-ah" Mata Joy memerah dan taringnya muncul.
"Cukup Joy!" Bentak Irene.
Joy mendengus kasar. Dengan berat hati ia menjauh dari tubuh Jungkook untuk berdiri di samping Jaehyun dan menghadap Irene.
"Kalian harus ingat perjanjian kita. Tahan nafsu kalian. Terutama kau Jaehyun. Kita sudah cukup dengan darah yang diberikan oleh kepala sekolah. Jangan coba-coba kalian meminum darah langsung dari tubuh manusia. Itu sangat beresiko dan jika kalian sampai melakukannya kepercayaan kepala sekolah pada kita akan rusak. Dan jika itu terjadi- aku tidak akan segan-segan untuk menghukum kalian dengan berat" peringat Irene. Joy dan Jaehyun mengangguk saja.
"Jungkook-ssi lebih baik kau obati luka mu. Jangan biarkan darah keluar lagi dari tubuhmu. Darahmu itu memiliki aroma yang memikat dan akan mengundang banyak Vampire untuk meminum darahmu itu. Jadi berhati-hatilah" kata Irene pada Jungkook sebelum ia melesat pergi bersama Joy dan Jaehyun.
"Irene eonnie benar. Darahmu sangat memikat"
Mingyu dan Jungkook menoleh. Mereka mendapati Yerim sedang duduk tenang di dahan pohon sambil menikmati darah beku.
"Kenapa kau disana Yerim-ssi?" Tanya Mingyu setelah berhasil membantu Jungkook berdiri.
"Menonton keributan" jawab Yerim menghabiskan darah bekunya.
Swush
Jungkook dan Mingyu kaget saat Yerim sudah ada di depan mereka. Yerim mengambil tangan Jungkook yang terluka. Dia menjilat luka itu dan seketika lukanya membeku dan tak lama lukanya menghilang.
"Jaga dirimu baik-baik Jungkook-ssi. Darah mu itu darah langka yang paling disukai oleh para Vampire" kata Yerim membuat Jungkook menatapnya. "Aku akan mengawasi mu"
Yerim melesat pergi begitu saja. Mingyu menghembuskan nafas lega. "Sepertinya Yerim-ssi memiliki pengendalian diri yang kuat. Berbeda dengan Jaehyun-ssi dan Joy-ssi" Mingyu merapikan penampilannya dan melihat kain bergambar bulan merah terikat di lengan kanan atas. "Tugas kita benar-benar berat"
"Aku setuju" kata Jungkook menatap telapak tangannya yang tadi terluka. Lukanya benar-benar sudah hilang.
.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.