"Halo Yerimie sudah lama ya kita tidak bertemu. Apa kau masih mengingat ku?"
Yerim menatap dalam perempuan yang kini tersenyum kearahnya. "Jeon Hana. Kaukah itu?"
Perempuan itu tertawa. "Kau masih mengenal ku ternyata" Ia menatap Yerim dingin. "Tentu saja seorang pengkhianat memang harus selalu mengingat orang yang dikhianatinya agar tetap mengingat semua kesalahan yang sudah dilakukannya"
Yerim hanya diam. Ia menatap dalam Hana. Perempuan itu masih nampak sama seperti delapan tahun lalu. Tapi yang membedakannya adalah kulitnya yang pucat, matanya yang merah dan juga kekuatan rantai emasnya. Perempuan itu bukanlah seorang Hunter lagi. Tapi ia sudah menjadi seorang Vampire Salva yang memiliki kekuatan dari Vampire Origin.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Yerim tenang.
Hana mendecih. Reaksi Yerim sangat dingin. Sangat berbeda dengan apa yang ia pikirkan. Ia pikir Vampire Origin itu akan marah dan merasa bersalah saat melihatnya. Tapi ternyata Yerim memang berhati es.
"Kau benar-benar sesuai dengan julukan mu. The god of the cold night. Kau memang sedingin malam. Sama sekali tidak memiliki kebaikan hati. Orang yang sangat kejam. Dan seorang pengkhianat" Hana menunjukkan senyum remehnya. "Aku rasanya ingin mengutuk seluruh klan ku karena kami sudah terperdaya oleh mu. Kami memang terlalu naif. Seharusnya kami memang tidak boleh percaya pada seorang Vampire seperti mu. Vampire berdarah dingin yang tangannya sudah berlumur darah orang-orang yang tidak bersalah. Kau memang monster"
"Aku minta maaf karena sudah membunuh seluruh klan mu. Tapi aku melakukan itu untuk melindungi keluarga ku. Apa kau sudah lupa. Kalian yang lebih dulu menyerang kami. Jadi kami tidak punya pilihan lain selain membunuh kalian semua" balas Yerim. Ingatannya kembali ke masa delapan tahun lalu. Dimana salju yang putih berubah menjadi merah karena darah orang-orang yang sudah Yerim bunuh. "Memang pada dasarnya. Manusia dan Vampire tidak akan pernah bisa saling percaya dan mengerti. Kita memiliki hidup dan idealis yang berbeda. Kodrat kita pun sudah ditentukan oleh Tuhan untuk saling membunuh satu sama lain sampai salah satunya gugur"
"Benar. Kau memang benar. Kodrat kita memang berbeda" kata Hana menutup matanya. "Sudah cukup basa-basi nya. Aku sudah memastikan sendiri bahwa kau memang layak untuk mati. Jadi bersiaplah aku akan membunuhmu"
Tring
Ctak
Yerim berhasil menangkis serangan rantai Hana dengan pedang es-nya. Hana terus menyerang sedangkan Yerim fokus untuk menangkis setiap serangan dari Hana. Yerim sangat tenang di setiap gerakannya. Sebagai Vampire yang sudah memiliki banyak pengalaman berperang. Yerim tentu tahu bagaimana harus bersikap kepada lawannya.
"Kau membunuh eonnie-ku! Kau membunuh kedua orang tuaku! Kau membunuh seluruh klan ku!" Hana mengayunkan rantainya dengan kuat. Yerim berhasil menahannya meskipun ia harus sedikit terlempar. "Kau juga yang sudah membuat hidupku hancur seperti ini!"
Brak
Satu pohon tumbang karena terkena serangan rantai milik Hana.
"Aku sudah bersumpah. Aku akan membalas dendam mereka dengan menghancurkan mu sampai berkeping-keping"
Yerim melompat menghindar. Ia tidak pernah menginginkan pertumpahan darah. Sebenarnya ia bukanlah Vampire yang tidak memiliki hati. Ia memiliki hati hanya saja memang hatinya sudah terlalu beku. Yerim sudah banyak melewati kejadian-kejadian buruk selama lima ratus tahun hidupnya. Hatinya sudah banyak terluka hingga akhirnya hatinya menjadi beku. Sudah cukup. Yerim tidak akan sanggup jika harus mengalami kesengsaraan lagi. Ia ingin hidupnya tenang tanpa harus ada darah yang jatuh.
Grep
Bruk
Hana berhasil menarik kaki Yerim dengan rantainya dan membanting tubuh Yerim hingga membuat sebuah lubang besar pada gereja kota.
"Kenapa? Kau sudah menyerah? Dimana Kim Yerim sang putri dari Klan Eve yang diagung-agungkan. Vampire Origin yang hebat, yang bisa menghancurkan sebuah klan seorang diri dalam waktu sehari. Kau sekarang sangat menyedihkan. Apa karena dosa-dosa mu yang menumpuk membuatmu lemah seperti ini? Atau karena akhirnya kau mendapatkan karma atas semua perbuatan mu di masa lalu? Kau sangat menyedihkan" remeh Hana tersenyum kecil melihat ketidakberdayaan Yerim.
"Sebenarnya aku ingin membuat mu menderita sebelum membunuh mu. Tapi sayangnya kau belum melakukan proses mating dengan mate-mu. Aku ingin membunuh calon mate mu itu. Tapi jika aku melakukannya, eonnie-ku di surga akan mengutuk ku. Jadi memang lebih baik aku langsung membunuh mu"
"Lalu membiarkan keponakan mu itu kehilangan hidupnya" kata Yerim membuat Hana marah. "Aku adalah mate-nya. Jika aku mati. Maka kehidupannya juga akan hancur. Sebagai Vampire, seharusnya kau tahu itu"
"DIAM! Dia tidak ada hubungannya dengan dendam di antara kita. Dia hanyalah korban dari keserakahan mu" tunjuk Hana dengan amarahnya.
"Dia ada hubungannya denganku" Yerim bangkit dari posisinya. "Dia adalah mate-ku dan aku adalah mate-nya. Hidup kami sudah saling terikat sejak dia lahir. Kau tidak akan bisa mengubahnya"
"Omong kosong!"
Hana kembali menyerang Yerim. Dengan tenang Yerim mengeluarkan benteng es di depannya. Menahan serangan itu. Hana menyerang Yerim bertubi-tubi. Tapi dengan mudahnya Yerim menangkis serangan Hana.
Melihat ada celah. Yerim segera mengeluarkan tombak es dari tanah yang langsung menusuk menembus perut Hana dari belakang. Hana memuntahkan darah segar. Yerim langsung menghilangkan tombak es-nya membuat tubuh Hana jatuh berlumuran darah di lantai gereja.
Hana menatap tajam Yerim yang berjalan mendekatinya dengan sebuah pedang es yang baru saja Yerim keluarkan. Mata Yerim berkilat biru.
Hana mundur perlahan-lahan. Darah terus keluar dari luka di perutnya. Apakah dia akan mati seperti ini? Sebelum dia berhasil membalaskan dendamnya. Hidup benar-benar tidak adil.
Blar
Yerim menangkis bola listrik yang mengarah padanya. Ia melirik ke arah Hana yang dibawa pergi oleh Ashley menjauh darinya. Yerim menghindari serangan-serangan listrik dari Himeko. Ia juga membalas dengan melancarkan pedang-pedang es miliknya yang terus saja ditangkis oleh Himeko dibantu Denada.
"Seharusnya kalian tidak perlu datang! Ini urusan ku!" Bentak Hana pada Ashley.
"Kau sudah diambang kematian Hana. Jangan marah seperti itu. Kami menyelamatkan nyawamu" balas Ashley membuat gigi Hana bergemelatuk marah.
"Sudahlah Ashley. Kita harus bawa dia pergi. Nona tidak akan senang jika senjatanya rusak" timpal Sana yang di angguki oleh Ashley.
Ashley mengangkat Hana ke bahunya. "Aku akan menyusul. Tak akan aku biarkan kalian bersenang-senang tanpa ku"
"Dia Vampire Origin jika kau lupa Ashley. Dia tetap bukanlah lawan kita. Jangan anggap ini sebagai permainan" balas Sana membuat Ashley mendecih.
"Jangan jadi pecundang Sana. Dia hanya sendiri"
Ashley segera pergi membawa Hana ke tempat aman. Sedangkan Sana membantu Denada dan Himeko melawan Yerim. Meskipun hanya sendiri. Tapi Yerim tetaplah Vampire Origin. Dia tetap terlalu kuat untuk para Vampire Salva itu.
.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.