Matahari telah naik. Yerim sedang berjalan-jalan bersama sang nenek. Menghabiskan waktu sebelum akhirnya ia akan kembali ke Korea.
"Setelah ini apa rencana mu Azura?" Tanya sang nenek.
"Tentu saja mencari pelakunya nek. Kejadian ini bukan main-main. Kita tak bisa membiarkan Vampire pembunuh Yoona berkeliaran bebas di luar sana. Bisa saja akan ada korban lagi. Atau malah sebenarnya Yoona bukanlah yang pertama. Tapi sudah ada korban-korban sebelumnya. Hanya saja kami yang tidak mengetahuinya" jawab Yerim sambil menatap pohon-pohon yang tertutup dengan salju. Terlihat sangat indah.
"Berhati-hatilah Azura. Nenek tahu kau seperti apa. Dan nenek sangat mengkhawatirkan mu-" kata sang nenek menghentikan langkahnya. Ia menatap sebuah bunga Lily yang sudah beku. "-jaga mate mu. Dia sedang dalam masa penyempurnaan. Pasti akan ada banyak Vampire yang tertarik dengan aromanya. Apalagi dia adalah keturunan dari Justin"
Sang nenek menggunakan sihirnya membuat bunga Lily itu kembali segar dan hidup kembali. "Justin adalah Vampire terkuat yang setara dengan kau dan Alastor. Dia adalah satu-satunya Vampire yang tahan terhadap akar pohon Jade Vine dan senjata anti Vampire lainnya. Bisa dibilang, dia benar-benar Vampire abadi yang tidak bisa mati-"
"Tapi pada akhirnya dia mati juga. Tidak ada yang benar-benar abadi di dunia ini nek" potong Yerim berjalan menjauh. Sedangkan sang nenek hanya menatap kepergian Yerim dengan sendu.
"Sampai kapan adikmu itu akan terus menyalahkan dirinya sendiri?" Tanya sang nenek pada Alastor yang ternyata sedari awal mengikuti sang nenek dan Azura.
Alastor menghembuskan nafasnya. "Entahlah. Justin dan Camelia adalah sahabat yang sangat berarti di hidupnya. Dan mereka berdua pergi karena dirinya. Tentu hal itu tidak mudah untuknya. Meskipun dia mencoba. Tapi penyesalan selalu akan ada. Dia tidak akan bisa menghindari semua itu"
Sang nenek menatap langit biru. "Kita serahkan semuanya pada takdir. Jika hatinya kuat. Maka dia akan bisa melewati semuanya. Tapi jika hatinya lemah. Dia harus siap tenggelam ke dalam lautan kegelapan. Semua tergantung pada dirinya dan takdir"
"Aku hanya berharap dia bisa memaafkan dirinya sendiri"
.
.
.
Mansion Moon. Tempat tinggal untuk sepuluh Vampire bangsawan sekolah Red Light High School. Taeyong sedang tertidur di sofa ruang tamu. Sedangkan Jaehyun berada di taman bunga mawar, menikmati keindahan bunga berduri itu. Eunwoo sedang membaca buku di kamarnya bersama dengan Joy yang hanya tiduran di kasur pemuda itu. Sehun menemani Seulgi berlatih. Perempuan itu sedang bergembira karena akhirnya ia bisa kembali menggunakan pedang legendaris miliknya setelah sekian lama. Wendy menemani Suga tidur di kamarnya. Dengan sangat sabar Wendy mengelus surai gelap Suga untuk membuat pria dingin itu nyaman. Sedangkan Irene sedang membaca beberapa surat yang diperuntukkan untuknya.
Irene menghembuskan nafasnya. Kebanyakan surat-surat yang ia terima adalah surat pinangan. Banyak bangsawan Vampire Origin yang ingin menikahkan anak mereka dengan Irene. Tentu saja mereka pasti menginginkan Irene menjadi menantu. Bukan hanya Vampire Origin tapi Irene adalah Vampire dari klan Bae. Klan Vampire tertua di Korea yang memiliki kekuatan yang luar biasa.
Sebagai Vampire Origin tentu saja banyak yang menginginkan Irene untuk menikah dengan sesama Vampire Origin untuk menjaga kesucian darah para Vampire Origin. Tapi sudah lebih dari delapan ratus tahun Irene belum menemukan mate-nya. Bahkan Irene sudah tak berharap lagi untuk memiliki mate. Ia sudah terlalu nyaman untuk hidup sendiri.
Tapi meskipun ia ingin menghabiskan waktu abadinya dengan berkelana mengelilingi dunia. Tapi sebagai Vampire Origin ia memiliki tanggung jawab yang besar. Sehingga ia mengubur dalam-dalam keinginannya itu. Ia adalah anak tertua di klan Bae. Otomatis ia akan menjadi pemimpin klan Bae selanjutnya. Dan sudah sewajarnya bagi pemimpin untuk memiliki pasangan yang akan membantu mereka dalam memimpin.
Tok Tok Tok
Taeyong sama sekali tak bergeming dari posisinya. Padahal ketokan di pintu itu begitu menggema di ruangan. Tapi Vampire itu terlalu malas untuk merespon. Hingga saat pintu dibuka oleh para maid. Ia merasa sedikit tak nyaman karena ia terkena sedikit cahaya matahari.
"Taeyong-ssi" sapa Taehyung yang datang ke Mansion Moon bersama dengan Yugyeom.
"Ada perlu apa? Kalian mengganggu" balas Taeyong dengan nada dingin yang menusuk. Ia tak bergerak seinci pun dari posisinya. Bahkan matanya masih terpejam.
"Maaf. Kami datang untuk mengirimkan stok darah"
Taeyong masih tak bergeming. Dua orang itu tak berani untuk mencoba berbicara lagi. Mereka sangat waspada. Tentu saja. Mereka kini sedang berada di markas Vampire. Dan akan sangat berbahaya jika mereka melakukan kesalahan.
"Kalian datang untuk mengirimkan stok darah?"
Taehyung dan Yugyeom sedikit tersentak kaget karena tiba-tiba ada Joy yang berdiri di samping mereka.
"Benar sunbae. Kami mengirimkan stok darah untuk seminggu ke depan" jawab Yugyeom.
Joy mengangguk-angguk. Ia melihat para maid yang sedang membawa beberapa tempat darah ke dalam ruang penyimpanan agar darahnya tetap segar.
"Tolong tanda tangan sunbae" kata Yugyeom memberikan sebuah buku untuk ditandatangani oleh Joy.
"Kami permisi sunbae" pamit Taehyung lalu bergegas pergi dengan Yugyeom. Meninggalkan Mansion Moon.
Kegelapan kembali menerpa Mansion Moon setelah pintu tertutup. Mata Joy berubah menjadi merah menyala.
"Sial. Aroma mereka benar-benar membuat ku haus" keluh Joy menyibak rambutnya ke belakang. Meskipun ia memiliki penguasaan diri yang baik. Tapi ia tetaplah Vampire. Apalagi sudah lama ia tidak meminum darah langsung dari manusia. Rasanya memang sangat menyiksa.
"Ku pikir kau sudah tidak tertarik lagi untuk minum langsung dari manusia" kata Taeyong masih dengan posisinya.
"Jangan konyol. Kita ini Vampire. Darah manusia adalah kebutuhan utama kita. Tidak bisa dipungkiri. Meskipun kita sudah terbiasa minum darah dari gelas. Tapi keinginan kita untuk meminum darah dari manusia masih sangat besar. Tapi aku tidak mau dipotong-potong oleh nona Irene. Untuk itulah aku masih mau menahannya"
Taeyong tertawa kecil. "Karena perjanjian konyol itu. Kita harus menahan diri untuk tidak menerkam langsung para manusia itu. Memang menyebalkan"
"Nikmati saja Taeyong oppa. Sisi baiknya adalah- sekarang kita tidak perlu repot-repot berburu untuk mendapatkan darah. Para manusia itu sudah menyediakannya untuk kita tanpa kita minta" kata Joy sembari menuangkan darah ke gelasnya.
Taeyong hanya tersenyum simpul sebelum akhirnya kembali tidur. Joy menggelengkan kepalanya pelan menatap Taeyong. Ia meminum darahnya dengan tenang. Tubuh Joy tiba-tiba membeku. Ia mencium aroma yang sangat asing di taman Mansion.
Joy menjilat sudut bibirnya yang meninggalkan jejak darah. "Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang" Mata Joy merah menyala. Di sekitarnya kini menjadi hitam karena kekuatannya mulai keluar perlahan.
Hanya dalam hitungan detik Joy sudah berada di taman Mansion. Ia bisa melihat seorang wanita dengan memakai kimono Jepang berwarna putih dengan hiasan merah berdiri membelakanginya di balik pohon mawar menatap ke arah lantai dua Mansion Moon. Seperti sedang mengawasi.
"Tak ku sangka kau yang keluar"
Joy tersenyum sinis. "Apa yang kau lakukan disini? Ku akui kau cukup hebat karena bisa masuk tanpa terdeteksi"
"Tapi kau mendeteksi ku"
Joy tak menjawab. Bayangan hitam yang keluar dari tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi seekor serigala bayangan besar. "Lebih baik kau pergi sebelum bayangan ku mencabik-cabik tubuh kurus mu itu"
Wanita itu tertawa sambil menutupi mulutnya. Ia berbalik menatap Joy. Betapa terkejutnya ia melihat wanita itu. Wanita itu memiliki kulit pucat gelap layaknya Vampire Alterout tapi matanya merah pekat menandakan dia adalah Vampire Salva.
'Apa dia Vampire yang dibicarakan oleh Seulgi eonnie? Seorang Vampire Salva yang memiliki kekuatan Vampire Origin' batin Joy terus menatap wanita itu.
"Aku memiliki urusan disini. Jadi aku tidak bisa pergi begitu saja" kata wanita itu membuat Joy sedikit marah.
"Kau tidak memberiku pilihan"
.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.