10

723 125 8
                                    

Mansion Moon menjadi lebih kelam dari biasanya. Ini karena aura Irene yang gelap sangat mendominasi. Setelah mendengarkan cerita dari Seulgi dan Sehun ia semakin paham. Memang Vampire lah yang telah melakukan ritual pada Yoona yang membuat salah satu Vampire Origin terkuat harus mati dengan mengenaskan.

"Vampire itu adalah Vampire Alterout. Aku tahu pasti. Karena kulitnya sudah menghitam tapi matanya- Matanya adalah mata Vampire Salva. Dan semakin ku lihat Vampire itu. Kulitnya semakin lama semakin putih pucat. Seakan-akan ia mulai berubah menjadi Vampire Salva" kata Seulgi lagi. Akhirnya ia sudah menceritakan semua yang menggangu pikirannya sejak bertemu dengan Vampire pengguna elemen angin itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana Vampire Alterout bisa memiliki kekuatan dari Vampire Origin? Terlebih lagi dia sudah mulai berubah menjadi Vampire Salva. Itu tandanya dia sudah meminum darah Vampire Origin tapi bagaimana bisa dia memiliki kekuatan Vampire Origin?" Kesal Joy karena kini di kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang tentu saja sulit untuk mendapatkan jawabannya.

Vampire Alterout adalah Vampire yang hanya bisa hidup selama tiga bulan. Jika mereka ingin hidup abadi maka mereka harus meminum darah Vampire Origin sehingga tubuh mereka akan berubah menjadi Vampire Salva yang bisa hidup abadi. Tapi hal itu membuat Vampire Origin terikat dengan Vampire Alterout yang meminum darahnya. Jika Vampire Origin itu menolak memberikan darahnya pada Vampire Alterout itu maka Vampire Origin itu akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Karena bagaimanapun juga ia dan Vampire Alterout itu sudah terikat dan secara otomatis mereka menjadi Mate. Itu adalah salah satu kutukan bagi Vampire Origin. Untuk itulah Vampire Origin selalu berusaha agar tidak ada Vampire Alterout yang meminum darah mereka.

"Ini menjelaskan semuanya kan?" Tanya Suga pada Irene yang masih diam. Tapi aura gelap Irene mulai memudar walaupun tetap terasa mencekik bagi para Vampire Salva yang berada di sana.

"Kita tunggu Yerim. Kita tidak tahu sebenarnya ritual apa itu. Dan bagaimana bisa Vampire Alterout bisa memiliki kekuatan angin milik Yoona? Semuanya itu akan terjawab ketika Yerim sampai disini" kata Irene kini berdiri dan memilih untuk pergi menuju ruangannya.

Wendy meremas dadanya. Jantungnya terasa sakit.

.

.

.

"Mama!"

Ia hanya bisa menangis. Mamanya mati dengan sebuah tombak es besar yang menusuk tubuhnya hanya dalam sepersekian detik. Wajahnya penuh dengan darah mamanya yang terciprat. Tubuhnya dingin karena ia terjatuh di atas salju. Di depan tubuh mamanya berdiri seorang Vampire perempuan dengan rambut putih dan mata biru. Vampire itu mengelus pipi mamanya dan mengucapkan sebuah kata.

Tubuhnya membeku saat mata biru terang itu menatapnya. Seperti tatapan bersalah. Vampire itu berjalan mendekatinya dengan perlahan. Ia ingin kabur tapi tubuhnya seakan-akan mati rasa. Ia tak bisa pergi kemana-mana.

"Akh!"

Tiba-tiba saja tubuhnya melayang. Ada yang mencekik lehernya.

"Terima kasih. Aku yang akan membunuh anak ini!"

Matanya berair, nafasnya putus-putus. Ia bisa melihat kuku panjang Vampire perempuan di hadapannya yang memiliki mata merah menyala. Seakan-akan mempunyai dendam padanya.

"Mati kau!"

"Tidak!"

Jungkook memegang kepalanya yang berdenyut. Dadanya naik turun dan keringat mengucur deras dari pelipisnya. "Sial! Mimpi buruk itu lagi"

"Mimpi buruk lagi?" Tanya Mingyu yang terbangun karena teriakan Jungkook. Taehyung juga bangun dan sekarang sedang mengucek matanya.

Jungkook hanya mengangguk lemah. "Maaf menganggu tidur kalian"

"Hm~ yang penting kau baik-baik saja. Tidurlah lagi" kata Taehyung kembali menidurkan tubuhnya.

Jungkook menghela nafasnya lalu kembali menidurkan tubuhnya. Mingyu menatap Jungkook khawatir. Disaat seperti inilah Jungkook menunjukkan sisi lemahnya. Biasanya laki-laki itu selalu menunjukkan sisi kuatnya, karena dia adalah ketua Moon Guard. Mingyu selalu berharap bahwa Jungkook akan baik-baik saja. Di antara yang lainnya Jungkook dan Lisa lah yang memiliki kenangan buruk dengan Vampire di masa lalu.

.

.

.

Yerim atau Azura sedang menatap bulan purnama yang berwarna biru di langit yang terang. Hawa dingin tak menjadi masalah buatnya. Justru ia sangat menyukai sensasi dingin dari es dan salju yang ada di sekitarnya.

"Tidak istirahat?"

Tanpa menoleh Yerim tahu kalau yang berbicara adalah kakaknya, Alastor.

"Memang Vampire butuh istirahat? Sepertinya tidak perlu. Apalagi di malam hari"

Alastor tertawa. Adiknya ini benar-benar manis. Dan akan terus seperti itu di matanya. Walaupun ia pernah melihat adiknya di tengah-tengah lautan darah dengan tubuh yang penuh darah dari darah para buruannya. Tapi tetap di matanya adiknya ini tetap adik yang manis. Ia menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas dan menatap wajah cantik adiknya.

"Kau sudah menemukannya?"

Yerim menatap kakaknya. Lalu kembali menatap bulan. "Apa maksudmu?"

"Menurut mu kau bisa menyembunyikannya dari kakak mu ini. Tidak akan pernah bisa Azura. Dia adalah mate mu. Aku tahu itu sejak pertama kali mencium aromanya"

Yerim menatap kakaknya kaget. "Kau pernah bertemu dengannya?"

"Justin yang mengajak ku. Dia bilang bahwa putranya nanti akan menjadi mate mu. Dan ya aku membuktikannya sendiri. Dia memang memiliki aroma yang sama seperti dirimu meskipun waktu itu masih samar" Alastor menatap mata adiknya yang berwarna Hazel yang terlihat sangat indah dan hangat. Tapi akan sangat mengerikan ketika mata itu berubah warna. "Dia benar-benar mirip Justin ya. Aku jadi ingin bertemu dengannya. Dia pasti sudah tumbuh menjadi laki-laki remaja yang tampan"

"Tak akan aku izinkan kau bertemu dengannya"

"Kenapa? Apa karena jantungnya sudah hampir sempurna?"

Tubuh Yerim menegang. Alastor tersenyum.

"Dia adalah anak dari Vampire Origin dan manusia keturunan salah satu klan yang spesial karena memiliki tubuh kuat dan kecerdasan di atas rata-rata. Tentu saja keturunan mereka akan menjadi manusia kuat dan semakin bertambah usianya, jantungnya pun perlahan-lahan akan menjadi jantung Vampire Origin yang sempurna. Dan darahnya pun akan sangat nikmat karena merupakan darah campuran Vampire Origin dan manusia spesial. Kau pasti tahu itu. Dan dia adalah mate mu. Aku iri sekali. Kau bisa meminum darahnya sebanyak yang kau mau"

Yerim hanya diam. Tapi tangannya meremas pagar pembatas sampai pagar itu penyok.

"Tapi ingat Yerim. Saat jantungnya sempurna maka ia akan melalui proses yang sangat menyakitkan untuk menjadi Vampire Origin. Jika dia tidak bisa bertahan dalam proses itu maka dia akan mati dan jantungnya akan hancur. Kau tahu itu kan?"

Tangan Yerim bergantung tanpa tenaga di samping tubuhnya. Ia menundukkan kepalanya. "Aku tahu"

Alastor menatap adiknya sendu. Ia tahu hidup adiknya pasti sangat berat. Setelah kehilangan kedua sahabat baiknya ia pasti sangat terpuruk. Apalagi hubungannya dengan kedua sahabatnya itu tak baik saat mereka berpisah. Tentu menjadi beban tersendiri untuk adiknya itu.

"Kau akan kembali ke Korea?" Tanya Alastor yang dijawab anggukan oleh Yerim.

"Kalau begitu aku akan meminta Natasha untuk membukakan gerbang teleportasi untuk mu. Aku tidak akan membiarkan adik tersayang ku terbang selama semalaman tanpa istirahat lagi"

Yerim menatap kakaknya. Ia menundukkan kepalanya. "Terima kasih"

Alastor menarik Yerim ke dalam pelukannya. "Dengar Azura. Aku adalah kakak mu. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan ku"

Yerim membalas pelukan kakaknya. Di bawah cahaya bulan dua kakak beradik saling berpelukan dengan pikiran berkecamuk. Mereka tahu hidup mereka tidak akan mudah. Semuanya baru dimulai.

.

-to be continued-

Moon Class [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang