Hari sudah pagi. Kegelapan malam akhirnya berakhir, digantikan dengan cahaya sang mentari. Semua orang sudah siap untuk memulai kegiatan mereka. Mencoba melupakan yang terjadi kemarin dan terus berjalan demi masa depan. Berharap hari ini dan esok akan terjadi sesuatu yang baik.
Mata yang sudah cukup lama tertutup itu akhirnya mulai menampakkan sinarnya kembali. Namun dengan cahaya yang berbeda.
Taehyung mencoba bangkit dari tidurnya. Kepalanya tampak sangat pusing. Ia melihat kulitnya yang putih pucat dan menyentuh sendiri pipinya yang terasa dingin. Matanya memandangi kamar dengan nuansa mewah kuno itu. Tempatnya sangat tertutup. Bahkan cahaya matahari pun tak mampu untuk menembus memasuki kamar.
"Aku sebenarnya dimana?" Tanya Taehyung pada dirinya sendiri. Ia tiba-tiba mencium aroma yang sangat memabukkan mendekatinya.
Ceklek
Taehyung menoleh ke arah pintu. Disana ia melihat Irene berjalan tenang memasuki kamar. Tenggorokan Taehyung tiba-tiba terasa begitu kering. Ia sangat haus. Hidungnya mencium aroma yang sangat memabukkan menguar dari tubuh Irene. Kesadarannya mulai menghilang. Mata merahnya berubah menjadi merah terang. Rasanya ia akan menerkam Irene saat ini juga. Tapi ia tidak bisa melakukan hal bodoh itu. Ia harus menahan dirinya saat ini. Tapi tubuhnya justru terasa sangat panas dan rasa hausnya semakin tak tertahankan.
Irene paham situasi Taehyung sekarang ini. Ia berjalan mendekati Taehyung. Duduk di ranjang dan menurunkan sedikit kerah bajunya. Menampilkan leher jenjangnya. Dengan segera Taehyung langsung memeluk Irene dan menancapkan taringnya ke leher putih Irene. Meminum darah sang Vampire Origin yang terasa sangat manis. Dahaganya terasa diobati. Matanya mulai kembali seperti semula. Berwarna merah darah. Kesadarannya mulai kembali lagi.
Taehyung melepaskan gigitannya dan menjauh memandang Irene dengan terkejut. Irene menyentuh luka bekas gigitannya. Seketika luka itu menghilang.
"Apa yang terjadi? Kenapa-" nafas Taehyung memburu. "-kenapa aku meminum darah?"
Irene membenahi pakaiannya. Ia menatap Taehyung dengan mata coklatnya yang menawan. "Kau sudah berubah menjadi Vampire Salva"
Deg
Bagai dihantam batu besar. Jantungnya entah kenapa terasa berdenyut sakit. Bagaimana bisa? Ia mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi padanya. Tapi nihil. Ingatannya seakan hilang. Ia sama sekali tak mengingatnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku menjadi Vampire? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?" Kata Taehyung panik dan tenang.
"Aku sudah berusaha untuk mempertahankan ingatan manusia mu. Tapi ingatanmu beberapa hari lalu tetap menghilang. Intinya, dua hari lalu kau tergigit seorang Vampire Salva dan aku memberikan darahku padamu. Sehingga kau tidak berubah menjadi Vampire Alterout, melainkan berubah menjadi Vampire Salva. Dan-" Irene menghela nafasnya. Semoga saja pemuda itu tidak terlalu terkejut. "-sekarang kita terikat sebagai mate"
Taehyung menatap Irene tak percaya. Dirinya dan Irene sekarang adalah mate?
"Anda berbohong kan sunbae. Bagaimana bisa kita menjadi mate? Aku adalah seorang manusia biasa dan anda adalah seorang Vampire Origin. Ini tidak mungkin benar" kata Taehyung berusaha mengelak.
Irene menghela nafasnya. Ia sudah memprediksi hal ini. Memang tidak mudah untuk Taehyung menerima takdirnya ini. "Aku sudah bilang kepada mu. Aku sudah memberikan darahku padamu. Dan sesuai takdir dari Dewi Bulan. Kau dan aku terikat menjadi mate. Tidak ada yang bisa mengelak tentang hal itu. Termasuk aku dan dirimu"
Taehyung diam. Di kepalanya kini memikirkan banyak hal. Ia tidak menyangka takdirnya akan mengarah kemari. Menjadi mate seorang Vampire Origin terkuat. Ia merasa sangat tidak mungkin hal ini terjadi.
"Lalu bagaimana sekarang? Sekolah ku, teman-teman ku? Jika aku Vampire, aku tidak tahan matahari bukankah begitu?" Tanya Taehyung mencoba tetap tenang. Walaupun sebenarnya dia sangat terguncang.
Irene mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin batu Moonstone. Ia memberikannya kepada Taehyung. "Itu adalah batu Moonstone. Batu itu bisa melindungi mu dari cahaya matahari"
Taehyung menerimanya. Ia memakai kalung itu.
"Untuk sekolah kau harus pindah ke Moon class"
Taehyung membeku. Ia menatap Irene. "Pindah ke Moon class?"
Irene mengangguk. "Kau sekarang adalah Vampire. Akan sangat berbahaya jika kau berada di tengah-tengah manusia. Kau juga masihlah seorang Vampire baru. Pengendalian dirimu masih belum baik. Kau akan membahayakan orang lain. Untuk itu kau akan pindah ke Moon class dan tetap dalam pengawasan ku"
.
.
.
Di sisi lain Yerim sedang berada di perpustakaan. Ia sedang penasaran dengan sesuatu dan ia memutuskan untuk mencarinya di buku-buku kuno yang ada di perpustakaan.
"Kau disini?" Tanya Wendy yang baru memasuki perpustakaan. Ia memutuskan duduk di depan Yerim yang sedang sibuk berkutat dengan banyaknya buku-buku kuno yang sangat tebal. "Apa ada yang sedang kau cari?"
Yerim mengangguk. "Apakah kau merasa aneh eonnie?" Tanya Yerim.
Wendy tentu bingung. Ia menggeleng. "Hal aneh apa memang?"
"Tentang Vampire Salva pengguna elemen yang bersama Camelia saat penyerangan itu-" Yerim menutup bukunya dan menatap serius ke arah Wendy. "Ada empat Vampire Salva yang aku temui dua hari lalu. Vampire Salva pengguna elemen petir yang berada di atap bersama Camelia. Vampire pengguna elemen air yang menyerang Moon Guard. Vampire pengguna elemen tanah yang menyerang ku. Dan Vampire pengguna elemen angin yang kabur bersama mereka. Kau menyadarinya eonnie?"
Wendy diam. Dia nampak berfikir. Ia terkejut saat menyadari satu hal. "Angin, listrik, air dan tanah. Mereka menggunakan kekuatan lima elemen. Apa mereka berniat untuk menambah satu Vampire lagi pengguna elemen api untuk melengkapi kekuatan lima elemen?"
Yerim mengangguk. "Benar. Aku yakin tentang itu"
"Jika benar dia mengincar kekuatan lima elemen. Tapi untuk apa?" Tanya Wendy yang sekarang di kepalanya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.
"Aku tidak yakin eonnie. Aku sedang mencarinya, tapi tidak ada satupun buku yang membahas tentang ritual yang mengharuskan menggunakan kekuatan lima elemen. Tapi, kita bisa memprediksi. Bahwa sasaran Camelia selanjutnya adalah Vampire Origin pengguna elemen api"
"Pengguna elemen api? Tapi siapa?"
Dua Vampire itu diam. Mereka mencoba mengingat Vampire Origin mana yang memiliki kekuatan elemen api.
Wendy menutup mulutnya karena terkejut. Ia ingat. Min Woozi, adik dari Suga adalah Vampire Origin pengguna elemen api.
"Min Woozi. Adik dari Suga oppa. Dia adalah Vampire Origin pengguna elemen api" kata Wendy.
"Dimana dia sekarang?"
Wendy menggeleng. "Aku tidak tahu pasti. Setelah perang dunia delapan tahun lalu dia memutuskan untuk berkeliling dunia. Dan aku sudah tidak pernah lagi mendapatkan kabar darinya"
Yerim menghela nafasnya. Ini bukan perkara mudah.
"Apa yang harus kita lakukan? Jika benar Camelia mengincar Vampire Origin pengguna elemen api. Maka Woozi dalam bahaya. Dia masihlah Vampire muda. Ia tidak akan menang jika melawan Camelia" kata Wendy khawatir. Bagaimana pun Woozi adalah adik dari Suga, mate-nya. Ia dan Woozi memiliki ikatan keluarga sekarang.
Tapi sebenernya bukan hanya itu yang membuat Wendy khawatir. Tapi reaksi Suga. Vampire itu akan sangat marah jika mengetahui target Camelia selanjutnya adalah adik satu-satunya yang sangat ia sayang. Wendy bahkan tidak berani untuk membayangkan betapa marahnya mate-nya itu.
"Kita harus menemukannya lebih dahulu sebelum Camelia. Sekaligus mencari tahu sebenarnya apa rencana Camelia dengan mengumpulkan kekuatan lima elemen" kata Yerim membuat Wendy mengangguk. "Aku akan bilang pada Irene eonnie. Semoga dia ada waktu luang"
.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.