Rooftop sekolah adalah tempat paling tenang yang ada di Red Light High School. Dan disinilah Jungkook sedang merenung memandangi Mansion Moon yang terlihat jelas dari tempatnya berdiri. Angin menerpa wajahnya dengan lembut membuat beberapa helai rambutnya tertiup angin.
Jungkook masih memikirkan kejadian semalam. Dimana Yerim menamparnya dan memarahinya atas tingkah bodohnya. Tapi Jungkook ingin berterima kasih kepada Yerim. Jika perempuan itu tak datang. Ia mungkin sudah mati menjadi santapan bagi para Vampire Alterout. Ia benar-benar merasa bodoh kemarin malam. Kenapa ia bisa kehilangan akal seperti itu.
Tatapan matanya beralih ke bawah dimana ia melihat Jaehyun dan Taeyong berjalan menyusuri jalan menuju ke Mansion Moon. Dua Vampire itu nampak berjalan tenang tanpa terganggu dengan panasnya sinar matahari. Yang ia tahu Vampire sangat membenci sinar matahari. Ia jadi memikirkannya. Taehyung sudah menjadi Vampire dan laki-laki itu sepertinya tidak akan bisa kembali dengan Moon Guard seperti semula.
"Kau disini?"
Suara lembut itu membuat Jungkook membalikkan badannya. Disana ia melihat Eunha berjalan tenang mendekatinya dengan jaket milik Jungkook yang kemarin malam Jungkook pinjamkan kepada Eunha.
"Aku ingin mengembalikan jaket mu" kata Eunha memberikan jaket Jungkook. "Terima kasih"
Jungkook mengangguk dan menerima jaketnya. Ia kembali menatap ke depan. Eunha menghela nafasnya. Ia memberanikan diri untuk ikut bersandar di tembok di samping Jungkook. Ia menatap dalam Jungkook yang begitu menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Tampan. Itulah kata yang selalu terlintas di kepala Eunha setiap kali menatap Jungkook.
"Kau sangat menyukai tempat ini?" Tanya Eunha memecah keheningan.
Jungkook mengangguk. "Disini tempat yang tenang"
Suasana kembali hening. Eunha menghembuskan nafasnya. Ia harus mengatakannya. Ia tak mau menyesal suatu hari nanti. Dan menurutnya ini adalah saat yang paling tepat. Hanya ada dirinya dan Jungkook saat ini.
"Jungkook" panggil Eunha yang kini nampak makin gugup. Ia memainkan jari-jarinya.
Jungkook menoleh ke arah Eunha. Tatapannya bingung menatap Eunha yang malah menundukkan kepalanya.
Eunha mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook dalam. "Jungkook tolong dengarkan aku. Awalnya aku sangat takut untuk mengungkapkan hal ini. Tapi aku tidak bisa menahannya lagi. Hatiku sudah terlalu lama menyimpan perasaan ini. Aku mencintaimu Jungkook"
Jungkook membeku. Tiba-tiba saja otaknya berhenti bekerja. Eunha menatap Jungkook dengan perasaan makin gugup. Ia sudah memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Dan ia berharap Jungkook mau membalas perasaannya ini.
"Eunha-"
Eunha menatap mata Jungkook yang menatapnya dalam. Rasanya hati Eunha menjadi hangat hanya dengan tatapan mata Jungkook untuknya.
"-Terima kasih. Aku sangat senang dengan perasaan mu padaku. Aku tidak menyangka kau akan mencintai laki-laki seperti aku ini"
Eunha menatap Jungkook berharap. Jungkook menghembuskan nafasnya.
"Tapi maaf. Aku tidak bisa membalas perasaan mu. Hatiku sudah untuk orang lain. Aku benar-benar minta maaf Eunha"
Rasanya Eunha ingin menangis. Ia sudah menyukai Jungkook sejak lama. Sejak Jungkook menolongnya dua tahun lalu. Sejak itulah dia menyukai Jungkook. Dan sepanjang waktu berlalu rasa sukanya berubah menjadi rasa cinta.
"Maaf"
.
.
.
Menyendiri adalah hal yang dilakukan Lisa saat ini. Ia memutar-mutar pisau perak yang ada di tangannya tanpa minat. Tatapannya memandang kosong taman di hadapannya.
"Jungkook tolong dengarkan aku. Awalnya aku sangat takut untuk mengungkapkan hal ini. Tapi aku tidak bisa menahannya lagi. Hatiku sudah terlalu lama menyimpan perasaan ini. Aku mencintaimu Jungkook"
"Eunha- Terima kasih. Aku sangat senang dengan perasaan mu padaku. Aku tidak menyangka kau akan mencintai laki-laki seperti aku ini"
Saat mendengar perkataan Jungkook itu ia langsung saja berlari menjauh. Niat awalnya untuk mengajak Jungkook makan gagal seketika. Hatinya sakit mendengar Jungkook mengatakan bahwa laki-laki itu senang Eunha mencintainya.
"Ternyata Jungkook menyukai Eunha" gumamnya tersenyum miris. Ia menyugar kasar rambutnya. Kenapa rasanya sakit sekali.
'Ternyata rasa cintaku padamu memang sangat besar Jungkook' batin Lisa menutup wajahnya.
Mingyu menatap Lisa dari jauh. Entah kenapa ia merasa khawatir dengan perempuan itu. Ia tidak buta untuk tidak mengetahui kalau Lisa menyukai Jungkook. Itu sudah terlihat jelas sekali dari sorot matanya setiap kali melihat pemuda pendiam itu.
Mingyu memang tidak sengaja memergoki Lisa yang pergi secara tergesa-gesa setelah dari rooftop karena penasaran Mingyu mengecek rooftop dan mendapati Jungkook sedang berdua dengan Eunha. Mingyu langsung bisa menyimpulkan bahwa Lisa patah hati karena melihat Jungkook dengan Eunha. Untuk itulah Mingyu mengikuti Lisa, berharap ia bisa menghibur perempuan itu. Tapi ia pada akhirnya hanya bisa melihat Lisa dari kejauhan. Karena sepertinya Lisa butuh waktu sendiri.
"Tidak mau mendekatinya?" Tanya June yang bersandar pada pohon.
"Dia sedang membutuhkan waktu sendiri" balas Mingyu membuat June terkekeh.
"Kau itu kenapa tidak gentle sih. Aku tahu kau menyukainya. Beranilah dan dekati dia" timpal June menatap punggung tegap Mingyu.
Mingyu menggeleng. "Kau tahu kan dia sangat menyukai Jungkook. Mungkin sudah mencintainya. Dan rasa cintanya itu sudah sangat lama sejak kami smp"
"Lalu kau menyerah begitu saja? Ini tidak seperti dirimu Ming. Kau adalah orang yang berani dan percaya diri. Tapi kenapa masalah seperti ini kau malah tidak berani untuk bertindak duluan"
"Aku tidak mau merusak persahabatan kami bertiga. Aku, Lisa dan Jungkook sudah bersahabat sejak lama. Konyol jika persahabatan kami yang sudah terjalin lama hancur karena perasaan satu orang"
"Klise sangat klise" June hanya bisa tertawa sarkas. "Lalu bagaimana dengan Lisa. Dia menyukai Jungkook"
Mingyu hanya diam saja. Ia tidak mau egois dalam hal ini. Jika Lisa menyukai Jungkook, ia bisa apa. Jungkook memang lebih baik darinya. Dalam banyak aspek Jungkook jauh di atasnya. Wajar jika Lisa menyukai Jungkook dan bukan dirinya. Ia cukup sadar diri dalam hal ini.
"Ming, jangan merasa rendah. Kau dan Jungkook sama-sama hebat. Jika kau lebih berani. Kau bisa mengubah hati Lisa agar menyukai mu. Semua tergantung padamu. Jika kau terus merasa kalah dari Jungkook. Bukan hanya kau yang akan sakit hati, tapi Lisa dan Jungkook juga. Aku tahu Jungkook tidak menyukai Lisa dan aku sadar kalau Jungkook itu menghormati perasaan mu dengan Lisa. Dia bukan orang bodoh Ming. Jungkook tahu kau menyukai Lisa dan bagaimana Lisa menyukainya. Ia juga seperti mu. Ia tidak mau persahabatan kalian hancur"
Mingyu diam menatap June. Benarkah Jungkook sudah tahu ia menyukai Lisa dan mengetahui perasaan Lisa pada pemuda itu.
"Jungkook itu sahabat mu Ming. Dia lebih tahu dirimu daripada siapapun. Dan dia hanya diam saja tak menanggapi perasaan Lisa karena ia tahu kau menyukai Lisa. Jadi percaya dirilah. Dekati Lisa dan rebut hatinya. Jaga persahabatan kalian" kata June menepuk bahu Mingyu sebelum akhirnya ia pergi.
Mingyu menatap ke rooftop. Ia melihat Jungkook di atas sana sedang menatap kosong pemandangan di depannya. Ia merasa bodoh. Kenapa ia tidak peka dengan perasaan Jungkook. Ia merasa tidak menjadi sahabat yang baik. Jungkook tidak ingin persahabatan mereka rusak hanya karena perasaan Lisa yang sepihak padanya. Untuk itulah Jungkook tak pernah menanggapi perasaan Lisa dan berusaha memberikan kesempatan agar Mingyu bisa mendapatkan hati Lisa. Karena Jungkook tahu Mingyu menyukai Lisa. Jungkook melakukan itu dengan harapan persahabatan mereka tidak akan hancur hanya karena masalah sepele seperti ini.
.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.