52

327 71 2
                                    

Hembusan angin malam menerpa secara lembut tirai-tirai ranjang. Memperlihatkan tubuh seorang wanita yang tertidur pulas di atas ranjang putih dengan bunga-bunga indah di sekelilingnya. Gaun putih yang wanita itu kenakan sangat kontras dengan kulitnya yang seputih salju.

Seorang gadis dengan rambut merah dan mata abu-abu mengelus lembut pipi pucat wanita itu. "Kau merawat tubuh ku dengan baik Arthur"

Arthur Jung masih setia menundukkan kepalanya di belakang gadis itu. "Saya adalah pelayan anda nona Marquetta. Memang sudah sepantasnya saya menjaga tubuh anda"

"Sudah sangat lama aku tidak menggunakan tubuh abadi ku ini. Aku sangat merindukannya. Tapi aku masih belum bisa kembali. Masih ada dendam yang harus ku balaskan"

"Anda pasti akan kembali ke tubuh anda" Arthur Jung menatap nona-nya yang kini menggunakan tubuh baru setelah tubuh sebelumnya sudah mati. "Bagaimana dengan tubuh yang sudah saya berikan kepada anda, nona? Apakah anda menyukainya?"

Marquetta menatap tangan mulus milik gadis yang ia ambil tubuhnya ini. "Cantik dan muda. Sangat sesuai dengan yang aku inginkan" Marquetta berbalik dan menatap Arthur Jung. "Kau pintar mencarikan tubuh yang bagus untuk ku"

Dengan lembut Marquetta mengelus dada tegap Arthur Jung. "Bagaimana dengan cucu tampan mu itu? Apakah dia masih menjadi pengecut seperti dulu" bisik Marquetta lembut. Setelah itu Marquetta berjalan menuju ke arah balkon dan menatap keluar. Pemandangan danau yang sangat indah pada malam hari.

"Dia sudah banyak berubah nona"

Marquetta tersenyum simpul. "Dan dia masih belum mau menerima darah dari tubuh ku. Dia benar-benar naif"

"Jaehyun tidak pernah menginginkan dirinya menjadi Vampire. Untuk itulah dia menolak berkat yang ingin anda berikan"

"Sayang sekali. Dengan tubuhnya dan ditambah dengan meminum darah ku, ia akan menjadi Vampire yang kuat bahkan lebih kuat darimu Arthur. Tapi dia justru menolaknya. Bodoh sekali"

"Dia masihlah Vampire muda nona. Dia masih butuh banyak pengertian"

"Aku tahu Arthur. Aku hanya sedikit kecewa padanya"

"Maaf nona"

Marquetta tersenyum. Ia menatap ke kejauhan. Melewati danau dan hutan. Ia melihat rumah itu. Rumah di pinggiran kota. Rumah yang sangat tenang dan hangat. Di rumah itu ada manusia yang memiliki aroma darah yang sangat nikmat.

Marquetta tidak pernah mencium aroma memabukkan seperti itu dari manusia lain. Hanya dia yang memilikinya. Membuat Marquetta sangat penasaran dengan rasa darahnya. Pastilah sangat nikmat.

"Aku merasakan keberadaan Alastor disini" kata Marquetta yang sangat mengenal aroma dari mantan kekasihnya itu.

"Alastor memang sedang berada di Korea nona" balas Arthur sopan.

Marquetta memiringkan kepalanya. "Kenapa Alastor kesini dan meninggalkan klan-nya? Itu tidak seperti dirinya"

"Saya juga tidak tahu nona. Vampire Origin itu tiba-tiba saja datang. Kami masih memantaunya. Tapi dia tidak melakukan sesuatu yang aneh. Sepertinya dia hanya merindukan adiknya"

"Azura Svanz Eve, ya? Vampire terakhir yang mewarisi kekuatan Klan Icedeath" Marquetta menutup matanya kembali mengingat sosok Azura yang sempat ia kenal sebelumnya. Tubuhnya bergetar sedikit saat mengingat sosok Vampire muda berusia lima ratus tahun itu. Vampire pertama yang membuat Marquetta bergetar ketakutan.

Mata Marquetta berubah warna menjadi putih, ungu dan berkilau layaknya berlian yang sangat indah.

"Sepertinya akan sangat menarik. Aku sudah sangat lama tidak bertemu dengannya. Semoga saja dia tidak ikut campur dalam rencana ku. Dia terlalu menakutkan. Dan aku tidak mau berurusan dengannya"

Moon Class [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang