Matahari mulai tenggelam, digantikan dengan bulan yang siap untuk menerangi gelapnya malam. Camelia menatap keluar jendela. Dimana bulan sedang bersinar dengan terang. Camelia mengelus kalung permata miliknya. Kalung pemberian Justin pada ulang tahunnya yang ke lima ratus tahun.
Camelia tidak bisa menahan senyumnya mengingat masa lalunya bersama Justin. Pemuda dengan rambut pirang itu adalah cinta pertamanya. Pemuda yang kuat dan karismatik. Memiliki senyum secerah matahari dan hati yang sehangat mentari. Meskipun Vampire, tapi Justin adalah sosok yang sangat baik. Dia tidak pernah membeda-bedakan temannya. Untuk itulah dulu Justin memiliki banyak teman manusia.
Masa-masa indah itu harus berakhir karena manusia dari klan Jeon itu. Manusia yang sudah merebut cinta dan perhatian Justin darinya. Manusia yang terikat mate dengan Justin.
Camelia sangat membenci manusia itu bahkan sampai sekarang. Bahkan setelah delapan tahun kematian manusia itu dalam perang.
Sama dengan rasa bencinya pada manusia itu yang masih ada. Rasa cintanya pada Justin juga masih ada. Malah justru semakin besar setiap harinya. Keinginannya untuk bisa hidup bersama Justin di kehidupan abadi ini juga tidak akan pernah hilang.
Rencana Camelia harus berhasil. Ia ingin hidup bersama dengan belahan jiwanya lagi. Meskipun ia harus mengorbankan banyak nyawa untuk hal itu. Camelia rela dan sanggup melakukan apapun.
"Siapa kau? Bagaimana bisa kau masuk ke sini?" Tanya Himeko menahan seseorang yang sudah dengan seenaknya memasuki tempat persembunyian mereka.
Denada, Ashley, Mina dan Himeko dalam posisi siap menyerang. Mereka merasakan aura yang menakutkan keluar dari tubuh orang itu.
"Tenanglah kalian" kata Camelia mendekati mereka dengan tenang. Ia tahu siapa orang itu. Meskipun dengan tubuh yang berbeda, tapi Camelia masih tetap bisa mengenalinya.
"Marquetta? Itukah kau?"
Marquetta tersenyum. "Ternyata kau masih mengenali ku, Camelia. Melegakan sekali"
Camelia menatap Marquetta dengan tatapan tajam. "Apa yang kau lakukan disini?"
Marquetta tersenyum simpul melihat gelagat Camelia yang seperti waspada terhadapnya. "Tenanglah Camelia. Aku tidak memiliki maksud jahat padamu. Justru aku datang karena ingin mengajak mu bekerja sama"
Camelia menatap Marquetta bingung. "Kerja sama? Jangan konyol. Kita tidak memiliki alasan untuk bekerja sama. Tujuan kita berbeda, Marquetta. Aku yakin tujuan mu masih sama seperti dulu- membalas dendam" Camelia menggeleng pelan. "Aku tidak mau bekerja sama dengan mu untuk membalaskan dendam mu. Tidak ada untungnya bagiku"
Marquetta terkekeh kecil. "Ya kau memang benar bahwa tujuan utama dalam hidup ku adalah membalas dendam. Tapi ada hal lain yang membuat ku ingin bekerja sama dengan mu, Camelia. Kau pasti akan sangat tertarik dengan hal ini"
Marquetta tersenyum dan mendekati Camelia. Berbisik di telinga perempuan itu. "Jeon Jungkook"
Tubuh Camelia menegang seketika.
"Aku tahu kau mengincar anak itu Camelia. Aku tahu tujuan utama mu. Dan aku bisa membantu mu memperlancar tujuan mu itu"
"Apa maksudmu? Kau tidak tahu apa-apa tentangnya" balas Camelia mencoba menenangkan dirinya. Dia tidak bisa percaya dengan Marquetta.
"Jeon Jungkook. Anak dari Justin Renfred dan seorang manusia bernama Jeon Yuna. Berusia delapan belas tahun. Dan tahun ini tepat di usianya yang kesembilan belas tahun. Dia akan menjadi Vampire yang sempurna. Benar kan?"
Lagi-lagi Camelia di buat bungkam. Bagaimana Marquetta mengetahui banyak hal.
"Aku memiliki banyak kepala Camelia. Tidak ada rahasia di dunia ini yang tidak ku ketahui. Aku tahu semuanya. Bahkan aku tahu kenapa Vampire Origin sehebat Justin bisa mati. Kenapa kau dan Azura akhirnya bertengkar. Aku tahu semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.