Bunga-bunga bermekaran dengan sangat indah di sepanjang kota. Yerim melangkahkan kakinya menyusuri jalanan kota. Ia baru saja selesai menyelesaikan buku kuno dari Rumania. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Menenangkan pikirannya yang kalut. Yerim berhasil menemukannya, ritual yang kemungkinan akan dilakukan oleh Camelia. Tapi perasaan Yerim sangat berat. Ia tidak tahu dengan dirinya sendiri saat ini.
Tubuh Yerim berhenti saat mencium aroma segar dari bunga-bunga yang bermekaran. Yerim menoleh mendapati sebuah toko bunga dengan konsep rumah kaca. Sangat indah dengan hiasan bunga-bunga yang sedang bermekaran. Yerim memutuskan untuk mendekat. Dia menyentuh dengan lembut bunga-bunga yang berada di depannya. Ia tiba-tiba ingat sesuatu.
"Ada yang bisa saya bantu nona?"
Yerim menoleh mendapati sesosok perempuan muda berdiri di sampingnya dengan senyum merekah.
"Saya ingin sebuah buket bunga"
"Bunga seperti apa yang anda inginkan?"
Yerim nampak berfikir. Ia sama sekali tidak tahu menahu soal bunga.
"Bunga memiliki maknanya masing-masing. Seperti bunga mawar merah yang bermakna cinta dan gairah. Bunga lily putih yang bermakna cinta yang suci dan juga rasa terima kasih. Serta bunga tulip, yang berwarna-warni bermakna kebahagiaan dan rasa syukur. Sedangkan yang putih bermakna kenangan dan permintaan maaf"
Yerim menatap bunga-bunga cantik itu. "Tolong berikan sebuket bunga tulip putih"
Perempuan itu mengangguk. "Tunggu sebentar ya nona. Silahkan melihat-lihat dulu selagi saya membuatkan buketnya"
Yerim mengangguk. Perempuan itu mengambil beberapa tangkai bunga tulip dan membawanya untuk ia rangkai menjadi buket bunga yang indah. Sedangkan Yerim berkeliling melihat-lihat indahnya bunga-bunga itu.
Pikirannya melayang kembali ke masa lalu. Dulu ibunya sangat menyukai bunga. Dengan bantuan sihir dari neneknya, ibunya bisa menanam bunga di tengah-tengah salju. Bunga yang paling disukai oleh ibunya adalah bunga Lily putih. Awalnya Yerim tak pernah menganggap serius tentang bunga-bunga itu. Ia pikir itu hanya hobi ibunya saja. Tapi setelah perempuan tadi menjelaskan makna dari bunga-bunga itu membuatnya mengerti kenapa ibunya sangat menyukai tumbuhan indah itu. Bunga-bunga itu memiliki makna tersembunyi yang bisa mengungkapkan hati yang tersembunyi.
"Maaf nona. Ini buket bunganya" kata perempuan itu memberikan sebuket bunga tulip putih.
Yerim menerima buket itu dengan senyuman dan membayarnya dengan beberapa koin emas. Setelah itu ia pergi keluar dari toko. Berjalan kaki dengan memakai payung hitam untuk menjaga dirinya dari teriknya matahari.
Cuaca hari ini sangat bagus. Matahari bersinar dengan terang. Tapi sayangnya Yerim adalah Vampire, ia tidak menyukai cahaya matahari. Vampire sang makhluk malam. Memang sesuai julukannya, Vampire hanya menyukai malam hari. Malam adalah waktu mereka. Waktu untuk berburu dan bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Class [Hiatus]
Fantasy"Kelas khusus untuk orang-orang khusus" Note : Semua yang ada di cerita ini adalah karangan semata. Ada beberapa nama negara dan kota yang di ambil di dunia nyata. Tapi ini adalah cerita fiksi.