35

603 87 10
                                    

Di Mansion Moon kini Irene, Wendy, Jaehyun, Joy, Eunwoo dan Taeyong sedang berkumpul. Irene meminta mereka berkumpul setelah Wendy datang dengan panik karena Suga tiba-tiba pergi ke Slovenia setelah mendapat kabar dari bawahannya yang ia utus untuk mencari Woozi.

Suga sangat marah saat mendengar bahwa Seulgi tidak berhasil menyelamatkan Woozi dari Camelia. Tanpa pikir panjang Suga langsung saja berubah menjadi kelelawar dan terbang menuju Slovenia sesuai perkataan bawahannya itu. Wendy yang panik langsung menuju Mansion Moon karena ia tidak berhasil untuk mengejar Suga. Sekuat apapun dia. Tetap seorang Vampire Salva tidak akan bisa menghentikan Vampire Origin. Apalagi Vampire Origin itu dalam keadaan marah dan tak tenang.

"Jadi Woozi sudah tertangkap?" Tanya Irene. Wendy hanya menganggukkan kepalanya lalu menunduk dalam.

Wendy masih mengkhawatirkan Suga. Vampire pria itu akan sangat gegabah jika sedang marah. Dan kabar tertangkapnya Woozi tentu membuatnya sangat marah. Wendy takut Suga akan melakukan hal-hal yang berbahaya. Woozi adalah adik Suga satu-satunya. Suga sangat menyayangi Woozi begitupun sebaliknya. Wajar jika Suga benar-benar marah dan tidak bisa menahan diri.

Irene menghembuskan nafas panjang. Ini terlalu rumit. Belum lagi masalahnya dengan Hunter kemarin yang akhirnya membuat Irene kepikiran soal Vampire yang memiliki wujud fisik seperti Jaehyun yang membunuh para Hunter itu. Membuat kesalahpahaman antara Hunter dan Vampire bangsawan Mansion Moon hingga menyebabkan pertumbuhan darah.

Irene belum pernah mendengar tentang Vampire yang bisa berubah menjadi Vampire lain. Apakah itu Vampire Origin muda? Irene mengenal seluruh Vampire Origin pada zamannya. Untuk Vampire Origin yang berusia di bawah lima ratus tahun Irene tidak terlalu mengetahuinya. Irene harus menyelidikinya. Tapi masalahnya dengan Camelia masih belum selesai. Ia benar-benar bingung sekarang.

"Nona Irene, bukankah kita seharusnya memanggil mereka pulang?" Tanya Eunwoo. Dalam situasi seperti ini memang lebih bijak untuk mengumpulkan mereka semua.

Irene masih diam. Memang sekarang pilihan yang terbaik adalah dengan memanggil kembali Yerim dan lainnya ke Mansion Moon. Semua masalah mereka memang berpusat di kota ini. Camelia pun pasti akan kembali ke kota ini karena targetnya ada di kota ini. Seulgi juga memerlukan bantuannya untuk bisa sembuh dari ilusi milik Camelia.

Irene sudah memutuskannya. Ia akan memanggil Yerim dan yang lainnya kembali. Ia segera mengirimkan telepati kepada Yerim. Semoga saja besok mereka sudah ada di Mansion Moon dan bisa membahas permasalahan mereka lebih serius lagi.

"Aku sudah memanggil mereka untuk kembali. Untuk hari ini sudah cukup. Kalian istirahatlah dan tetap waspada" kata Irene mengakhiri pertemuan mereka kali ini. Ia berlalu pergi dari ruangan itu untuk menuju kamarnya. Ia butuh darah untuk menenangkan dirinya.

Irene adalah Vampire Origin yang bisa mengendalikan apapun dengan pikirannya. Untuk itulah pikirannya harus tetap tenang. Jika ia tidak mau kehilangan kendali atas kekuatannya sendiri.

Satu-persatu Vampire bangsawan itu pergi meninggalkan ruang tengah. Mereka harus istirahat. Selama beberapa hari ini tenaga dan pikiran mereka terkuras karena masalah Camelia. Mereka tak menyangka Vampire Salva seperti mereka akan terlibat dalam masalah Vampire Origin.

"Tenanglah eonnie. Suga oppa pasti baik-baik saja" kata Joy menenangkan Wendy.

Wendy menggelengkan kepalanya. Ia meremas jari-jari tangannya dengan gusar. Matanya berkilat jingga. "Semuanya tidak akan baik-baik saja Joy"

.

.

.

Malam yang tenang dengan cahaya bulan yang bersinar lembut menerangi bumi dari kegelapan malam. Sepasang mata hitam kelam itu menatap bulan dengan pandangan yang sulit di artikan. Malam dan bulan adalah dua hal yang identik dengan Vampire. Makhluk malam yang merupakan ancaman terbesar bagi umat manusia. Monster haus darah yang siap untuk mengambil makanannya kapan pun. Dengan begitu bengis dan membabi buta.

"Yo Jungkook"

Jungkook mengalihkan pandangannya dari bulan ke arah June dan Yugyeom yang duduk di karpet membawa beberapa kaleng soda dan kopi. Di belakangnya ada Mingyu yang membawa beberapa kotak berisi ayam dan Jimin yang membawa kartu yang biasa mereka mainkan setiap kali susah tidur.

Jungkook berjalan mendekati teman-temannya itu. Mereka duduk melingkar dengan makanan dan minuman di tengah.

"Siap untuk permainan kartu?" Tanya Jimin siap untuk mengocok kartu di tangannya.

"Cepatlah" kata Mingyu yang tak sabar sambil membuka kaleng kopi.

Yugyeom mengocok kartu itu dan membaginya secara adil kepada teman-temannya. Sambil bermain kartu mereka juga saling bercanda gurau. Menikmati kebersamaan mereka kali ini. Sudah cukup lama mereka tidak bermain kartu bersama seperti ini.

"Kau kalah lagi. Kau payah sekali Jim" ledek June karena Jimin sudah kalah lima kali dari lima permainan.

"Harusnya ada Taehyung disini. Dia yang paling payah main kartu. Aku tidak akan kalah terus jika ada dia"

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Semua orang diam setelah deretan kata itu terlontar dari mulut Jimin. Melihat respon teman-temannya Jimin langsung menutup mulutnya. Sial. Apa yang baru saja ia bicarakan? Ia melirik Jungkook yang langsung saja menunduk dalam.

"Park Jimin Pabbo!", Kesal Jimin pada dirinya sendiri.

Jungkook bangkit dari duduknya sebelum Mingyu sempat menepuk pundak sahabatnya itu. Yugyeom, Jimin, June dan Mingyu menatap sendu Jungkook yang berjalan keluar kamar.

Jimin mengacak rambutnya frustasi setelah pintu kamar tertutup. "Sial! Seharusnya aku bisa mengontrol ucapan ku"

"Ini bukan salah mu Jim" kata Mingyu menarik atensi teman-temannya. "Kita semua merindukan Taehyung. Dan Jungkook adalah orang yang paling merindukannya"

June menghembuskan nafasnya. "Andai waktu itu kita lebih kuat. Mungkin Taehyung masih ada bersama kita. Bermain kartu bersama. Menjadi gila bersama. Bersenang-senang bersama" June menundukkan kepalanya. "Tapi sekarang kita sudah berbeda dengannya. Dia sekarang adalah bagian dari bangsa Vampire. Kita tidak lagi bisa hidup bersamanya seperti dulu. Hah~ aku sangat merindukannya"

"Ini memang sudah jalannya. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun untuk hal ini. Hidup harus terus berjalan teman-teman. Semangatlah. Taehyung akan sedih jika melihat kita terpuruk seperti ini. Dia akan menyalahkan dirinya atas kacaunya kita saat ini" Mingyu menatap bulan yang kini mulai tertutup awan. "Meskipun kita dan Taehyung sudah di jalan yang berbeda. Tapi dia tetap bagian dari kita. Dia tetap menjadi sahabat dan keluarga kita yang berharga. Hal itu tidak akan berubah sampai kapanpun. Aku percaya itu. Jadi, ayo terus hidup dan berbahagia bersama"

Yugyeom, Jimin dan June tersenyum. Mereka meninju pundak Mingyu bersamaan membuat pemuda itu kesakitan.

"Kata-kata mu benar-benar membuatku geli" timpal Jimin.

"Menjadi bijaksana tidak cocok untuk mu" tambah Yugyeom.

Mereka berempat tertawa bersama. Tak tahu jika sebenarnya Jungkook masih berada di balik pintu dengan senyum mengembang. Ya, mereka harus tetap hidup dan berbahagia. Taehyung akan tetap menjadi bagian dari mereka.

.

-to be continued-

Moon Class [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang