57

339 72 3
                                    

Tubuh Azura membeku. Di depan matanya para manusia itu berpesta dengan kepala ayah dan ibunya di ikat di tengah-tengah api unggun. Azura marah dan geram tentu saja. Ia tidak bisa memaafkan para manusia itu.

Matanya berubah menjadi warna biru. Azura berjalan tenang mendekati para manusia itu. Hawa dingin tubuh Azura membuat para manusia itu menatapnya.

"Kalian bahagia?" Tanya Azura tenang. Para manusia itu meneguk ludah mereka kasar. "Dasar kalian para pembunuh!"

Rambut Azura berubah menjadi putih. Para manusia itu panik. Mereka mengeluarkan panah mereka dan memanah Azura. Tapi tentu itu tidak mempan. Azura dengan mudah menahan semua serangan itu dengan benteng es miliknya.

"Kalian harus menjerit dan mati secara menyakitkan"

Trash

Crack

"Akh!"

Teriakan memenuhi tempat itu. Salju yang putih ternodai oleh darah para manusia itu. Azura berjalan perlahan ke tengah-tengah para mayat manusia yang tertusuk tombak-tombak es yang muncul dari dalam tanah. Ia meraih kepala ayah dan ibunya. Ia membekukan kepala ayah dan ibunya, membuat kepala ayah dan ibunya menghilang menjadi butiran es.

"Azura"

Azura menoleh ke belakang. Dia menatap mata coklat Jeon Yuna. Mata indah itu bergetar dengan air mata mengalir di pipinya.

"Kau takut Yuna?" Tanya Azura dengan kekehan halus. "Inikah balasan mu padaku? Aku sudah merahasiakan hubungan mu dengan Justin. Aku menjaga kalian agar kalian tidak terbunuh oleh para tetua dan dewan Vampire. Tapi apa yang aku dapatkan! Kedua orang tua ku mati! Dan semua ini karena kau dan juga klan bodoh mu ini!"

Yuna tersentak. "Maaf"

Azura menggeleng. "Aku tidak sudi menerima permintaan maaf mu"

Trash

Jleb

"Mama!"

Azura tersentak. Ia memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Azura jatuh berlutut. Saat ia membuka matanya ia melihat tubuh Yuna sudah tidak bernyawa tertusuk oleh tombak es-nya. Azura menutup mulutnya. Arah mata birunya menatap ke sosok anak laki-laki yang menatapnya penuh rasa takut.

"Aaron-"

"Menjauh! Kau monster!"

Aaron mencoba melangkah pergi. Tapi kakinya terlanjur lemas. Ia tidak bisa bergerak kemana-mana. Azura kembali memegang kepala yang berdenyut sakit.

"Azura"

Azura bangkit dari posisinya dan menatap mata Justin.

Justin menatap keseluruhan tampilan Azura. Kulit seputih salju, rambut berwarna putih dan mata biru. Klan Icedeath. Kekuatan Azura aktif. Dan parahnya, Azura mengeluarkan kekuatan itu dalam jumlah yang besar. Azura pasti sedang kesakitan sekarang.

"Maaf"

"Diam!" Jerit Azura. Kepalanya masih terasa sangat sakit. Seperti ditusuk-tusuk puluhan jarum.

Justin menatap tubuh Yuna yang sudah tidak bernyawa. Pantas saja dadanya terasa sakit. Ternyata karena ia sudah kehilangan mate-nya.

Justin berjalan mendekati Azura yang masih memegang kepalanya. "Azura"

"Sudah ku bilang diam!"

Swush

Langkah Justin terhenti setelah angin dingin menerpa tubuhnya kuat. Kekuatan Azura benar-benar mengerikan. Justin tidak punya pilihan lain. Ia mengeluarkan belatinya, belati perak dengan berlian biru yang diberikan oleh kakek Azura. Belati khusus yang bisa menahan kekuatan Klan Icedeath dalam diri Azura.

Moon Class [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang