Part 124

833 157 75
                                    

Chanyeol berjalan menjauh dari ayahnya dengan perasaan yang berkecamuk. Bagaimana tidak, ayahnya mengatakan bahwa Kai adalah anak kandungnya, dan itu artinya Chanyeol dan Kai adalah saudara seayah? Chanyeol pikir lelucon macam apa yang baru saja dia dengar dari ayahnya?

Dan juga, bukankah hal ini terlalu dramatis? Bagaimana tidak, orang yang dibencinya bertahun-tahun sedari dia kecil tiba-tiba menjadi saudara kandungnya? Bukankah itu fakta yang menjengkelkan?

Dan bukankah Kai juga membencinya? Apakah itu artinya jika Kai juga tidak tahu akan fakta itu? entah kenapa Chanyeol kembali teringat dengan beberapa jam yang lalu saat Kai yang tiba-tiba menghubunginya.

'apakah waktu itu Kai juga baru mengetahui fakta itu? makanya dia mengatakan hal-hal aneh yang tidak seperti dirinya? Apa dia begitu menyesal sehingga dia memutuskan untuk bunuh diri dengan kecelakaan itu? ahh tidak-tidak, tidak mungkin seperti itukan? Dia tidak mungkin sampai mau bunuh diri segala' pikir Chanyeol sembari berjalan pelan.

Pikiran Chanyeol terusik saat melihat beberapa dokter dan perawat berjalan tergesa melewatinya.

''kita harus bergegas menuju ruangan pasien Kai, keadaannya benar-benar mengkhawatirkan'' ucap dokter itu pada salah satu perawat.

''bagaimana dengan pasokan darahnya? apa belum mencukupi juga?'' tambah dokter itu,

''belum dokter,'' jawab sang perawat,

''ini benar-benar gawat'' ucap dokter itu dengan ekspresi cemasnya.

Setelah mendengar percakapan antara dokter dan perawat itu, Chanyeol memutuskan untuk mengikuti dokter dan perawat itu.

Chanyeol memperhatikan keadaan didepan ruangan Kai dari jauh, dan dia dapat melihat bagaimana ayahnya memeluk Ibunya Kai yang menangis sejadinya didepan ruangan itu, dan ayahnya juga tampak tak kalah sedihnya dengan itu.

Seketika hati Chanyeol berkecamuk,

'apa yang harus kulakukan?' pikir Chanyeol dengan ekspresi yang tidak biasa.

Didetik selanjutnya, Chanyeol berbalik dan berjalan mendekat kesalah satu perawat yang sepertinya akan menuju ruangan Kai.

''tunggu'' ucap Chanyeol menghadang perawat itu.

''maaf tuan, saya harus bergegas menuju salah satu ruangan pasien, permisi'' ucap perawat itu hendak pergi namun tidak bisa karena kembali dihadang oleh Chanyeol,

''s saya, saya mau,,,'' ucap Chanyeol ragu-ragu,

''maaf Tuan, saya harus pergi sekarang, anda bisa mencari perawat yang lain jika benar-benar butuh bantuan'' ucap perawat itu hendak pergi lagi,

''t tunggu dulu, dengarkan saya dulu sebentar'' uca Chanyeol lalu menghela nafasnya pelan,

Sedangkan perawat tadi, hanya bisa pasrah jika Chanyeol mengganggu pekerjaannya.

''a anda bisa mengambil darah saya'' ucap Chanyeol, dan perawat tadi tampak bingung dengan ucapan Chanyeol.

''a apa maks---'' ucap perawat itu tapi langsung dipotong oleh Chanyeol.

''anda bisa mengambil darah saya untuk pasien bernama Kai itu'' ucap Chanyeol cepat dan perawat tadi tampak bingung dengan itu.

Mungkin saja dia berpikir bagaimana orang yang didepannya tahu nama pasien yang akan ditujunya.

''t tapi tungu dulu tuan, pasien tadi memiliki darah yang langka, dan kami harus melakukan pemeriksaan pada anda apakah darah anda cocok untuknya'' ucap perawat tadi,

Dan Chanyeol tampak terdiam sebentar.

''s saya adalah saudaranya, jadi darah kami pasti cocok'' ucap Chanyeol, dan perawat tadi tampak terkejut dengan itu.

lets just ignore the past!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang