14 ◕ (Revisi)

1.2K 176 14
                                    

Theo berlari kearah gadis manis itu langsung meraih tangannya. "Hai," sapanya tersenyum tulus.

"Hai, Theo."

"Kau mau kemana?" tanya pemuda itu.

"Perpus," jawab Heana.

"Jangan ngumpul sama buku terus, kita ketempat yang lain," usul Theo.

"Kemana?" tanya Heana.

"Astronomi tower?" Tawar Theo.

"Kurasa tidak buruk."

Theo merangkul Heana, ia tak menyangka ia bisa dekat dengan nya.

'Harum sekali, Merlin,' batin Theo.
Pemuda itu tersenyum manis sambil melirik gadis di sebelahnya. 

Draco yang tak sengaja melihat itu pun kebingungan, Theo dan Heana? "Kenapa mereka begitu dekat?" gumamnya.

"Wah, sepertinya Theo mendekati Heana!" Kata Draco segera melangkah kearah mereka tapi diurungkan olehnya sendiri.

"Kenapa aku seperti cacing kepanasan? Ya biar sajalah, terserah dia, apa urusanku," gerutuhnya kemudian pergi.

Theo membantu gadis itu naik ke tangga menara Astronomi.

"Kau suka rasi bintang?" tanya Theo.

"Suka," jawab Heana.

Theo tersenyum, "kau menyukai disemua hal."

Heana menengok kearah Theo. Pria itu tersenyum dengan sangat tulus dan terlihat bahagia.

"Theo," panggil Heana.

"Ya?"

"Tidak." Jawaban gadis itu membuat Theo terkekeh.

Ia menghadapkan dirinya dengan gadis itu,
"Boleh aku memanggilmu Ana?"

"Apapun," sahut gadis itu.

"Boleh aku memelukmu?" tanya Theo membuat Heana terpaku.

"Ana? Tidak apa-apa jika .... " Theo menghentikan ucapannya saat Heana sudah masuk kedalam pelukannya. Theo membalasnya dan merasakan nyamannya pelukan gadis ini.

Tiba-tiba saja Heana mengingat ayahnya yang tak pernah memberinya pelukan hangat hingga tangisnya pecah.

"Ana? Are u ok?" Theo berbisik pelan, mencoba melepas pelukan mereka agar dia bisa melihat wajah gadis itu, tapi Heana memeluknya semakin erat, membuat Theo hanya bisa mengusap rambutnya gadis itu.

Semakin lama tangisnya semakin menjadi jadi, ia malah mengingat semua kejadian menyakitkan dalam hidupnya.

"Kenapa kau tiba-tiba menangis? Katakan padaku apa masalahmu, jangan simpan sendiri." Theo menangkup kedua pipi Heana, dan mengusap air matanya yang jatuh.

Alih-alih menjawab, Heana masuk lagi kedalam dekapan Theo. Ia baru menyadari, dipeluk saat sedih itu sangat berpengaruh besar.

"Baiklah jika sekarang kau tidak mau cerita, kau bisa cerita padaku kapan pun kau mau, kita teman, ingat," kata Theo mengeratkan pelukannya.

Heana mengaguk, "Terimakasih."

Theo mengantar Heana sampai depan Asramanya sebelum ia pulang ke bawah tanah dan pastinya akan diinterogasi.

Heana duduk disamping Luna yang sedang memegang majalah di tangannya. "Kau sedang dekat dengan nott ya?" tanyanya.

"Ya, aku dan dia berteman sekarang," jawabnya

"Kurasa dia menyukaimu," ujar Luna.

"Tidak mungkin."

"Mungkin saja," balas Luna.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang