30 ✧◝

881 127 43
                                    

"Aku tunggu di tengah hutan,"  kata Louis.

Heana mengganti bajunya dengan baju yang pas untuk dia berlatih dengan Louis, gadis itu emudian keluar, dan berjalan santai ke dalam hutan membawa alat panah nya.

Wush!

Heana melototkan matanya terkejut. Anak panah itu tepat melewati matanya dan mengenai pohon di sampingnya.

Louis tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Heana yang terkejut bukan main.

"Kurang ajar," umpat Heana. 

"Ekhem, sudah ayo," ucap Louis menahan tawanya.

"Lou," panggil Heana.

"Kenapa, Sayang?" sahut Louis.

"Hermione sepertinya menyukaimu," kata Heana sambil menarik busur panahnya.

"Iya, tau," jawab Louis membuat Heana menoleh.

"Tau dari mana?"

"Dari gerak geriknya," jawab Louis.

"Menurutmu, dia bagaimana?" tanya Heana.

"Yah, dia cantik, pintar, hmm, tubuhnya lumayan," jawab Louis.

"Dasar mesum!" teriak Heana, membuat Louis terkekeh.

"Diaa tipemu?" tanya Heana lagi.

"Bisa dibilang begitu, yang jelas tipeku bukan kau!" ucapnya. Bercanda, tapi lagi-lagi tak di terima dengan baik oleh Heana.

"Hm, tipe ku juga bukan kau!" sarkas Heana.

"Memangnya siapa yang bertanya?" sahut Louis.

"Shit," umpat gadis itu.

"Languange, Love," tegur pria itu.

"Diam!" sentak Heana.

"Galak sekali," ledek Louis.

"Hai," sapa seseorang, mereka berdua menoleh.

"Mione," kata Louis.

"Apa aku mengganggu?" tanyanya.

Heana ingin menjawab 'ya sangat mengganggu' tapi ia urungkan.

"Tidak, sama sekali tidak mengganggu" jawab louis. Hermione berjalan ke arah Louis.

"Kau berkeringat," ucapnya mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, dan menyeka keringat Louis. Heana mengerenyitkan dahinya, dan memutar bola mata malas.

"Kau mau berlatih lagi?" tanya Louis. "Jika kau tak keberatan" jawab Hermione.

"Tidak, sangat tidak keberatan," sahut Louis kemudian memberikan busur panahnya pada Hermione.

"Seperti yang aku ajarkan kemarin oke," kata Louis. Hermione melepaskan anak panah nya, dan berhasil mengenai sasaran.

"Yas! itu bisa," seru Louis.

Kemudian Hermione menatap wajah Louis dengan seksama. Ia menyender di dada Louis, saat Louis mundur kebelakang hampir saja Hermione jatuh ,dan langsung ditangkap oleh Louis.

Heana yang mulai kesal pun melangkahkan kakinya pergi.

***

Heana berada di samping rumah sedang duduk-duduk santai.

"Heana!" Louis mencari-cari keberadaan gadis itu, tapi tak ada.

"Kemana dia?" tanya Harry.

Mereka semua menggeleng.

"Bukankah tadi denganmu," kata Ron pada Louis.

"Iya, kemudian aku mengajarkan Hermione memanah hingga lupa ada Heana, dan setelah aku cari ia sudah tak ada," kata Louis.

Ron mendecih sebal pada Hermione, dan Louis.

"Hayo! Aku tidak tahu apa-apa ya," kata Harry. Louis menggigit bibir bawahnya khawatir.

"Kalian buta apa gimana sih?" ucap Heana, semuanya menengok ke arah suara.

"Loh sejak kapan ada di situ?" tanya Louis.

"Sejak tadi!" sahutnya.

"Eh, kok tidak keliatan." Harry menggaruk tengkuknya.

"Lagi ngapain?" tanya Ron. Heana mendongak melihat Ron dengan malas.

"Lagi kayang," jawab Heana.

"Santai dong!" Ron mengusap wajah heana.

"Udah latihannya?" tanya Heana pada louis.

"Sudah, pas kau hilang. Lagian pergi tidak bilang-bilang," jawab Louis.

"Kau yang sibuk sendiri," kata heana.

***

Heana memantau Hermione, dan Louis yang bisa dibilang jadi dekat.

Sekarang, di tengah hutan saat hari menjelang sore, Hermione menggandeng lengan Louis, dan berkelakuan layaknya sepasang kekasih.

"Terus, terus," kata heana.

"Aku melihat dia bersama Harry kemarin, sekarang bersama Louis," kata Ron yang tiba-tiba berada di samping Heana.

Heana menghela nafas, "Entahlah, akupun tak tahu"

"Sana masuk," kata Ron.

"Siap bos!" Heana melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Hermione masih menggenggam tangan Louis. Louis juga memanfaatkan situasi, kapan lagi dipegang cewek cantik.

"Sudah sore, ayo masuk," ajak louis. Hermione mengangguk.

Masih menggenggam tangan Louis mereka masuk ke dalam, Heana menatap tajam mereka berdua, sementara Ron membuang muka, dan Harry melirik dengan ragu.

"Apa?" tanya Louis. Heana langsung bangkit ke dalam kamar.

"Kenapa?" Louis bertanya pada Harry, dan Ron.

"Pikir saja sendiri," sahut Ron.

Louis langsung menyusul Heana ke kamar.
"Ana, kau kenapa?" 

"Tidak apa-apa, memang kenapa?" sahut Heana.

"Yakin?" ujar Louis.

"Yakin," jawab Heana.

"Ya sudah, aku mandi dulu." Louis keluar dari kamar heana dan pergi mandi.

***

Mereka berlima memulai petualangan baru mereka, tapi yang menyebalkan untuk Ron, dan Heana adalah.


Hermione seperti mengembat Harry, dan Louis.

Mereka bertiga berjalan bersebelahan, dan Hermione di tengah, memberi air pada Harry, dan Louis, tapi dia bersikap lebih lebih pada Louis.


Sementara Heana, dan Ron di belakang hanya melihatnya datar tanpa memulai perkataan.

"Minum Heana," kata Ron menyodorkan sebotol air.

"Terima kasih," ujar Heana.

Hari demi hari mereka melakukan perjalanan, dan tak henti-hentinya Ron mendengarkan radio orang-orang yang hilang.

"Kau lelah mione?" tanya Louis.

"sedikit," jawab Hermione.

"Mau ku gendong?" tawar Louis.

"Ah tidak tidak perlu," jawab nya.

"Kalau begitu, biar aku bawakan tasmu." Louis mengambil alih tas Hermione.

"Kek babi ya," sinis Ron.

"Kaya ada najis-najis nya gitu," sambung Heana.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang