24 ✧◝ (Revisi)

1K 139 30
                                    

BRUG!!

Darah bercucuran dari mulut gadis berambut pirang blonde saat perut nya terasa dipukul. Rasa nyeri yang benar benar menyebar di seluruh tubuh, tubuhnya bergetar menahan sakit, dan takut.

Seminggu penuh ia tak di beri makan, tapi tenaganya selalu digunakan untuk membereskan manor sebesar ini.

Sudah sejak sebulan lalu, Charloetta memindahkan mereka lagi ke manor. Heana tak diizinkan pergi ke Hogwarts, ia hanya boleh berada di manor, dan bekerja tanpa gaji untuknya.

"Nona," Lirih Amy.

"Aku baik-baik saja, Amy, jangan khawatir," jawab Heana pelan.

Heana membersihkan bibirnya, yang penuh dengan darah. Ayahnya sendiri yang melukai dirinya.

Sakit fisiknya tak sebanding sakit di hatinya. Hanya karena Heana sedikit melawan pada Charloetta, ia mendapat hadiah menyakitkan itu.

Sebelumnya Severus, dan Natalie mencari Heana di manor Morticia, tapi saat itu mereka pindah sebentar ke rumah lama Charloetta sambil membawa Heana, itu bagian dari rencananya, agar mengelabui orang-orang seakan akan mereka sudah pindah, saat Charlotte rasa sudah aman, akhirnya keluarga itu pindah kembali ke manornya.

Heana benar-benar tak terurus, tubuhnya yang sudah babak belur tak diperdulikan, ia hanya berharap ada keajaiban menolongnya.

Gadis itu mendengar suara ibu tirinya yang memanggil namanya dengan kasar. Ia segera mengemas barang-barangnya dan pergi dari sana.

Ia berapparate kesebuah hutan, tempat perlintasan para perampok, dari sana berbagai arah bisa ia tuju.

Ia terduduk lemas, dan bernafas lega. Ia bersumpah tak akan pernah mau kembali ke manornya.

Ia tersadar dari pikiran kalutnya, ia bangkit, dan memasang mantra pelindung. Tak lupa ia juga memasang tenda untuknya tinggal.

Malam hari tiba, ia berbaring di pembaringan sederhananya. Meatap kosong ke arah tak menentu dengan berkaca-kaca, kemudian tersenyum miris.

"Kenapa aku menangis, aku selalu bahagia, bukan?" monolognya.

Ia segera bangkit keluar dari tenda, duduk di atas rerumputan sambil memeluk kedua lututnya. Entah kenapa, harusnya ia takut, tapi rasa kecewa menghapus ketakutannya.

•••

"mungkin lebih baik begini, semua orang akan bahagia, aku akan pergi, hilang, dan dilupakan," ucapnya.

Ia menikmati paginya di dalam hutan, aroma-aroma khas yang membuatnya tenang.

Ia membuat secangkir teh hijau hangat, dan membangun semangat baru untuknya melanjutkan hidup.

Ia melangkahkan kakinya kedalam hutan, tanpa alas kaki, dan rambut yang dikepang satu sederhana.

Wush!

Wush!

Heana kebingungan, ia kira sendiri di sini.

Laki-laki remaja tampan itu menoleh ke arah gadis cantik di dekatnya.

"Hai, siapa namamu?" tanyanya ramah, melangkahkan kakinya mendekat.

"Aku- Heana, Heana Morticia, dan kau?"

"Aku, Louis Partridge," jawabnya, sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat dengan Heana.

"Salam kenal, dan kenapa kau bisa di sini?" tanya Louis.

"Kabur? Ya," jawab Heana sambil terkekeh.

"kenapa? Ada masalah?" tanya Louis lagi sambil memanah pohon di dekatnya.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang