Delapan puluh empat

354 46 8
                                    

Heana menatap nyalang pada gadis yang tengah duduk diseberangnya. Mereka semua tengah makan malam, dihiasi sedikit canda dan tawa.

Sedari tadi memang anak pungut itu tak berulah dan terlihat baik sekali. Tetap saja, Heana membencinya sekarang. Tiba - tiba saja, ingatannya kembali saat dulu ia selalu menuruti kemauan saudara tirinya itu seperti babu.

Mengingat bagaimana tingkah najis Deepika, membuatnya mengelus perutnya pelan dan bergumam "amit - amit jabang bayi"

"Kenapa nak?" Celetuk Narcissa, membuat atensi mereka semua jatuh pada Heana. Draco menoleh dan mengelus perut istrinya, "kenapa sayang? Ada yang sakit?" Tanyanya

Heana menggeleng, ia menatap wajah tampan suaminya itu, dan menahan tangannya agar tidak menghentikan usapannya. Draco yang melihat itu terkekeh, dan mengacak - acak rambut wanitanya gemas.

Deepika menggeram dalam hati. Menatap sinis dua insan satu hati itu. Heana tersenyum miring dan menjulurkan sedikit lidahnya membuat Deepika memerah.

"Aku sudah selesai, aku mau keatas, kau mau ikut?" Tanya Draco pada Heana, dan wanita itu mengangguk.

Narcissa tersenyum senang melihat hubungan anak dan menantunya itu semakin harmonis.

Draco menggenggam tangan Heana dengan erat, dan menariknya untuk dicium sesekali. "Ke rooftop yuk, lihat bintang" ajaknya, lagi - lagi Heana mengangguk setuju.

Setelah sampai, mereka bersama menatap indahnya kilau bintang yang bertebaran diatas sana.

Tak lama, Draco menarik Heana kedalam pelukannya, mengecup puncak kepala istrinya, dan mengusapnya dengan sayang.

"Kau sangat menyukai rasi bintang" Ujar Heana, Draco mengangguk pelan dan menatap wajah cantik Heana.

"Kau mau memberi nama anak kita dengan nama rasi bintang?" Tanya Heana antusias, dan Draco mengangguk "Scorpius Hyperion Malfoy"

Heana tersenyum manis, kedua tangannya mengelus rahang tegas Draco, dan mengecupnya sekilas "Bagus."

"Kau suka?" Tanya Draco, "aku suka" Jawab Heana dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Sayang, bagaimana jika Deepika--" Draco mendaratkan jari telunjuknya didepan bibir Heana, "jangan berfikir yang tidak - tidak. Lagi pula aku selalu mencintaimu" Draco menarik pinggang Heana mendekat, tatapannya tetuju pada langit.

Heana tersenyum menatap Draco dari arah bawah. Ia memilih meletakan kepalanya didada bidang milik suaminya itu sambil memejamkan mata seraya menikmati malam yang indah.

Suara ketukan pada pintu kamar Draco dan istrinya itu, mulai mengganggu tidur mereka.

Draco menggeliat dan memeluk Heana yang juga sedikit terusik. Suara ketukan pintu itu berubah menjadi sedikit kasar, biasanya cissy tidak pernah membangunkan mereka dengan cara seperti itu.

"Draco! Heana! Bangun! Sarapan!" Suara itu.. Heana dan Draco terkejut dan segera bangkit mengambil pakaian - pakaian mereka yang terlantar dilantai.

Knop pintu mulai bergerak, sepertinya orang itu benar - benar nekad menggunakan mantra untuk membuka kamarnya. Draco menahan emosi, dadanya naik turun, tangannya terkepal kuat, beruntung heana sudah mengenakan pakaian.

Sementara dirinya hanya mengenakan celana training miliknya. Dada bidangnya yang terbilang sexy terekspose, membuat wajah Deepika memerah.

Heana mengusap lengan putih Draco, untuk menenangkannya yang sepertinya sebentar lagi akan menyemburkan api.

"APA YANG KAU LAKUKAN HAH!" Sentaknya, Heana hangat dapat menghela nafas, salah Deepika juga, harusnya ia tak bisa main membuka kamar orang lain. Apalagi tadi malam mereka habis olahraga.

"A-aku hanya ingin membangunkan kalian" Jawabnya. "KAU MEMANG TIDAK SOPAN YA! KELUAR!" Sementara Deepika hanya bisa menunduk dan mencuri - curi pandang pada Draco.

"Ada apa ini?" Tanya Narcissa yang baru tiba saat mendengar suara keras anaknya.

"Dia memasuki kamar tanpa izin, dan seenaknya membuka dengan mantra, apa dia kira itu hal yang bagus?! Untung aja kita sudah pakai pakaian, kalau belum gimana?! Gak tau apa dari malem kita abis nganu.." Draco menatap sinis Deepika.

Heana memukul lengan suaminya itu, Narcissa terkekeh geli mendengarnya. "Deepika lain kali tidak boleh seperti itu ya, saya tadi suruh bangunin mereka dari luar saja, kalau misalnya mereka tidak menyahuti, ya sudah tinggalkan"

Gadis itu hanya mengangguk sambil menunduk. Narcissa melenggang pergi diikuti Deepika setelahnya.

Heana melempar kaos berwarna abu-abu pada suaminya itu dengan kasar "Pake!! Sopan ya begitu! Dada dijadiin pajangan biar diliat sama Deepika gitu? Iya?!"

Draco tercengang, mood wanitanya ternyata sedang berubah - ubah.
"Ih engga atuh sayang... Orang tadi gak inget kalo belum pake baju, yang penting mah pake celana ini" ucap Draco pelan diakhir.

(♡

Setelah sarapan, mereka semua kembali dengan pekerjaannya masing - masing, Draco yang pergi bekerja, juga Lucius yang tengah pergi keluar untuk urusan bisnis dan Narcissa yang selalu menemani suaminya itu.

Sementara Heana dan Deepika berada dimanor. Heana yang tengah bersantai dengan buku didepannya.

Deepika datang membawa secangkir teh hangat untuknya dan Heana. "Ini untukmu" kata Deepika.

Heana mengerenyitkan dahinya, 'aneh' fikirnya. Dia menggedikkan bahunya acuh dan kembali membaca bukunya.

Deepika menunggu - nunggu Heana meminum tehnya. Tapi entahlah wanita itu tak kunjung menyentuhnya.

Bahkan sampai - sampai tehnya sudah berubah menjadi dingin. Tangan Heana terulur mengambil cangkir tehnya, Deepika sudah menyeringai. Tapi kemudian Heana menjauhkan kembali cangkir itu, "sudah dingin, nanti beresin ya" kata Heana sebelum melenggang pergi.

A/N : makin sepi aja nih keknya..
Tapi gpp deh, bantu share cerita ini biar banyak yang dukung ya😊

Jangan lupa vote dan komen!!

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang