41 ◕

870 96 14
                                    

Heana membantu Draco melepas jasnya, dan kemejanya seperti yang biasa ia lakukan, tapi tiba-tiba Draco menepis tangan Heana kasar.

"Astaga! Kau kenapa? Sedang ada masalah?" tanya Heana dengan hati-hati.

"Diam, bukan urusanmu! Jangan campuri urusanku lagi, menjijikan," sentak Draco.

"Kenapa setiap upaya yang aku lakukan tidak pernah kau hargai! Sekali saja kau tulus menghargaiku! Sekali saja kau merasa bangga memiliki aku!" jerit Heana.

"Kau pikir begitu mudah melupakan gadis cantik, manis seperti Astoria?!"

"Lalu? ... apa kau berpikir aku begitu mudah melupakan lelaki tampan, baik, hebat, solidaritas, dan peduli? Asal kau tahu! Dia satu-satunya orang yang pernah membuat diriku jatuh dalam bahagia-sebahagianya, kau tentu tahu, sepanjang hidupku tidak pernah ada yang namanya bahagia, hanya ada kesengsaraan! Kau adalah salah satu orang berdosa yang membuat kesengsaraan pada hidupku!" Wanita itu berkata tersengal-sengal, kepalanya sampai sakit, ia segera keluar dan membanting pintu.

Draco mengerjapkan matanya terkejut kala pintu itu di banting keras.

"Heana, ada-apa?" tanya Lucius. Wanita itu hanya menggeleng penuh emosi di wajahnya.

"Tutup mulutmu, dasar konyol! Jangan biasakan mengadu!" cibir Draco dari atas.

"Aku tidak mengadu, dasar tolol! Aku bukanlah kau, Draco Lucius Malfoy, yang mengadu setiap hal kecil pada ayahnya!" teriak Heana.

"Cih, kau mencari ribut padaku, ya! Pintar sekali bicaramu itu," sahut Draco.

"Aku tidak pernah mencari ribut padamu, Malfoy! Kau yang tak pernah menghargaiku, sejak menjadi gadis tolol yang mengejar-ngejarmu, hingga menjadi istrimu saat ini! Selama aku menjadi menantu keluarga malfoy!" 

"Itu karena aku tidak pernah mencintaimu! Jangan naif, aku tidak akan pernah jatuh dalam pesonamu! Tidak akan, bodoh!" Draco kini mulai turun

"Kenapa kau tak menoba? Coba menerimaku di hidupmu, kita sama-sama belajar melupakan, dan mencintai, aku belajar melupakan Louis, dan kau belajar melupakan Astoria, kita juga berlajar untuk saling mencintai." Heana kini mulai melunak, ia tidak menjerit-jerit lagi

"Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah mau mencintaimu! Aku sudah katakan di awal tadi, Morticia!"

Lucius, dan Narcissa membelalakkan matanya, kelewatan. Sementara Heana merasakan sesak yang teramat. Draco bahkan tidak ingin menyebutnya sebagai Malfoy.

"Draco, bagaimana kau mau mencintaiku kalau kau terus menghindar, dan bersikap tidak peduli!"

"Sudah-sudah, jangan bertengkar," lerai Narcissa.

"Aku! Lelah! Aku lelah hidup denganmu!" Heana memukul mukul dada Draco sambil menangis.

Sementara Narcissa sudah memperhatikan Draco yang meluap, nafasnya memburu, tangannya sudah terkepal kuat sehingga urat-urat sexynya mulai nampak.

"Heana sabar dulu, Sayang," Cissy menarik Heana menjauh dari Draco.

Wanita itu berlari ke kamarnya, dan mengunci pintu, tubuhnya menyerosot jatuh, ia menangis sesenggukan.

"Draco, selesaikan urusan rumah tanggamu dengan dewasa," ujar Lucius.

"Draco," panggil ibunya memastikan Draco menjalankan apa yang ayahnya perintah.

Pemuda itu berdecak, sebelum menyusul istrinya

Ia mengetuk-ngetuk pintu itu, ia mencoba menerobos tapi tidak bisa.

"Hei wanita cengeng!"

Tak ada jawaban, yang ia dengar hanya isakan tangis.

"Hyonny! buka pintunya!"

"Pergi!" sahut Heana.

"Buka dulu, jangan konyol! Kau lupa aku punya tongkat!" sinis Draco.

"Pergi!" 

Draco menghela nafas kemudian turun kebawah dengan pasrah.

Draco menghela nafas kemudian turun kebawah dengan pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang