Heana tengah merias diri didepan cermin, jari lentiknya memasangkan anting pada telinganya.
Terlihat juga Ginny yang melewati kamar dengan tergesa, tapi langkahnya kembali berjalan mundur. "Heana kau mau ikut tidak?" Tawarnya.
"Kau mau kemana?"
"Aku mau berbelanja, ada yang lupa," jawab Ginny.
"GINNY! JANGAN AJAK-AJAK DIA! BIARKAN DIA ISTIRAHAT!" teriak molly dari bawah.
Ginny menghela nafas kasar, "IYA! TIDAK JADI!"
Heana hanya tersenyum saja menanggapi hal itu, "kau sendiri saja ya?"
"Iya, iya."
Sepergian Ginny, Heana ikut turun kebawah berkumpul dengan yang lainnya.
"Hei, kesini adik kecil!" panggil George, ia menepuk-nepuk sofa di sampingnya. Heana mengangguk, dan duduk di antara Fred dan George.
"Rindu Draco," lirihnya sambil menyenderkan kepalanya di bahu Fred.
"kemarin kau melawan suamimu sendiri! Sekarang bilang rindu," cibir Fred.
"Hm ... mau pulang," rengeknya
"Ehh sstt! Jangan teriak, nanti kusuruh suamimu datang kesini," kata George.
"Iya sekarang diam, jangan nangis," sambung Fred.
"Bosan."
"hmm ... hari ini tidak panas, kita keluar saja, sudah lama kita tidak bersama-sama kehalaman belakang rumah," Usul George.
"Boleh juga. Ayo!" seru Heana semangat.
~♪
Menyesal Fred, dan George mengajak Heana keluar. Sikembar itu menatap datar Heana.
"Heana! Turun, ck. Kau ini nakal sekali astaga!" seru Fred kesal, sementara tangan George memegang kaki Heana, agar wanita itu tidak naik lebih tinggi lagi.
"Tidak, tidak mau, mau naik!" Tangannya memeluk erat batang pohon di depannya.
"Nanti jatuh adikku sayang," geram George. Heana semakin memberontak. Fred pun sampai ikut naik ke atas, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.
'kalo kenapa-napa bisa abis nih sama Darko' batin Fred.
'Gimana si Darko bisa demen sama dedemit kek begini' batin George.
"Heana, sayangi anakmu, jangan membagong tiap hari. " ujar George frustasi.
Sementara Ron, dan Hermione tertawa geli melihat pemandangan di depan mereka, George, dan Fred yang berusaha menurunkan Heana, dan Wanita itu yang memberontak membuat kedua kakak kembarnya geram.
"Udah, ayo turun! Turun! Ya Tuhan Darko! Bisa bisanya dirimu bertahan sama dedemit model begini," celoteh George sambil memanggul Heana layaknya karung beras.
"Aaaaa turunin!Heh! Junaedi!"
Ron kini turun tangan, laki-laki itu menghampiri kedua kakak kembarnya dan menurunkan Heana, kemudian menyuruh bumil muda itu untuk diam dan tidak banyak bertingkah yang bisa mencelakai kandungannya.
"Tidak bisa diam ya? Sudahlah aku ingin berduaan dengan Hermione, jangan bertingkah." Ron mengacak-acak rambut Heana.
Gadis itu hanya menatap masam Ron yang mulai menjauh.
"Fed! Aku mau digendong," rengeknya sambil menarik-narik jemari Fred.
"Kau berat sekali tau," celetuk George.
"Aku mau kedepan saja, membantu memasang tenda, daripada di sini, astaga diriku lelah sekali meladeni dia," ujar Fred frustasi.
George terkekeh, dan mengikuti kembarannya. Heana yang ditinggal begitu saja merasa jengkel. Ia menghentak-hentakkan kakinya ketanah dengan kasar.
Tak lama kemudian, ia melangkahkan kakinya menyusuri halaman belakang kediaman Weasley. Tangannya menyentuh bunga cantik yang menjadi atensinya.
Sebuah tongkat yang dipegang oleh jari lentik seseorang tengah mengarah pada wanita hamil yang tengah sendiri dihalaman belakang.
"Everte statum,"
Brak!!
"Arghh"
"Crucio"
Deg..
Tubuhnya serasa remuk, kulitnya terasa seperti disayat, dadanya tiba-tiba terasa sesak.
A/N ; nah kan, masih mau ngelawan sama suami hah?
KAMU SEDANG MEMBACA
。☆strange girl༼✩ |D.M
Fanfic,。.゚Wizarding World彡 °.✧Aku pernah berharap untuk menghilang saja dari dunia. Dunia ini terlihat begitu gelap dan aku menangis sepanjang malam. Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang?。-✧ "Kapan kau akan mencintaiku?" "Jika kau sudah m...