31 ✧◝

809 119 15
                                    

"Mencoba tidak berkata kasar," ujar Heana.

"Fuck!" Ron menyenggol meja di samping hingga hampir terbalik, dan langsung ditahan oleh Heana.

"Si goblok, nanti patah loh."

"Beli lagi! Jangan seperti orang susah," sahut Ron. Heana mengerenyitkan dahinya sambil terkekeh.

Setelah itu Louis pergi meninggalkan Hermione, dan berjalan ke arah Heana, pria itu duduk di samping Heana, dan mengusap rambutnya.

"Apa?!" ketus gadis itu.

"Santai dong, Cantik," ujar Louis.

"Louis!" panggil Hermione. Louis pun menghela nafas, dan berjalan lagi ke arah Hermione.

"Tidur lagi!" suruh Heana pada Ron.

"Aku benar-benar kesal dengan Hermione! Kau lihat dari kemarin dia terus terusan bersama Harry, dan Louis, sudah seperti lonte! Canda lonte!" Kata Ron kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Heana, dan gadis itu mengusap rambutnya.

Kemudian mereka mendengar suara perdebatan kecil dari Harry, Hermione dan, Louis.

Ron bangkit ke arah mereka.

Awalnya Heana tak ingin mengikutinya, dan hanya bersandar di sana, tapi kemudian ia mendengar ribut-ribut.

"ORANG TUAMU SUDAH MATI! KAU TAK PUNYA KELUARGA!!"

BRUG!

BRUG!

"STOPP! heii!!"

"Sudah sudah!!" Louis menengahkan mereka berdua.

"Aku akan pergi!"

"Silahkan pergi!!"

Kemudian Ron mengambil tasnya, dan membereskan beberapa barangnya.

"Ron," lirih Hermione.

"Dan kau? Dan kau? Kau akan ikut atau tinggal disini?" Tanya Ron tak sabaran pada Heana, dan Hermione.

Heana hanya mengerenyitkan dahinya.

Ron sudah menggenggam lengan Heana, ia tau gadis itu akan menuruti kemauannya.

"Heana akan terus bersamaku," selang Louis kemudian menggenggam lengan kiri Heana.

Ron melepas pegangannya.

"Jaga dia!" Tegas Ron.

Hermione memandang Harry, Louis, dan Ron bergantian.

"Baiklah, aku mengerti, aku melihat kau bersama Harry, dan Louis setiap saat!" ucapnya pada Hermione.

"Ron tidak ada apapun ...." Lirih Hermione.

Heana memeluk singkat Ron.

"Jaga dirimu," ujar Ron, kemudian mengecup kening Heana singkat.

Kemudian ia pergi.

"Ron!" panggil Heana, dan Hermione.

Kedua gadis itu masih berusaha membujuk Ron, tapi Ron pergi begitu saja.

***

Mereka berapparate pergi, berada di sebuah tempat, seperti tebing.


Hermione menitikkan air matanya, dan Louis mengeluselus pundak Hermione, seraya menenangkannya.


Sementara itu Harry menggenggam tangan Heana pergi ke arah lain, mereka pergi memasang mantra.

Mereka terduduk di atas bebatuan, tak sengaja Heana melihat dari jauh Hermione menyender di bahu Louis.

"Aku jadi merindukan Ronald," gumamnya.

Harry menyadari Heana tadi melirik sebal Louis, dan Hermione. Pemuda itu merangkul Heana.


"Kau menyukainya eh?" Goda Harry.

"Hah, Apa? T-tidak!" sangkal Heana cepat.

"Masa iya?" Ledek Harry.

"I-iyaa! Aku tidak menyukainya!" sentak Heana sedikit salah tingkah.

"Mulutmu bisa berbohong, tapi tidak dengan hatimu," ujar Harry.

"Tapi dia tidak menyukaiku, aku bukan tipenya," lirih Heana. Harry terdiam sesaat.

"Jadi benar? Kau menyukai nya?" tanya Harry seperti meledek.

"Aish! Diam kau!" Heana memukul lengan Harry dengan brutal.

"Aaww, wah heana sedangg jatuh cinta," ejek Harry, melihat Heana pergi menjauh masuk ke dalam tenda.

Pemusa itu pun berlari mengikuti Heana, sambil tertawa.

"Jadi? Jadi benar?"

"Apaan?" kesal Heana.

"Kau menyukai Louis," kata Harry sambil nyengir.

"Tapi jaga bacotmu ya!" ujar Heana.

"Iya deh gimana, gimana?" tanya Harry.

"Iya, jadi aku suka sama Louis, bayangin aja setiap hari bareng, dia juga bersikap lebih padaku, terus dia tuh keren kan, bisa manah, manah hati aku," bener gadis itu lalu mendapat jitakan kecil dari Harry saat kalimat terakhirnya.

"Mau aku bantu?" ujar Harry.

Heana menoleh ke arah Harry, "Boleh juga, tapi dia deketnya sama mione," kata Heana.

"Itu mudah!" ujar Harry.

***

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang