42 ◕

798 104 13
                                    


"Heana ... buka pintunya, Sayang."

Mendengar ibu mertua yang memanggilnya, wanita itu langsung membukakan pintu.

"Oh Sayang sudah-sudah, jangan bersedih lagi." Cissy menarik menantunya itu ke dalam pelukannya saat melihat mata Heana yang membengkak, dan terdapat kantung mata di bawah matanya.

"Kau mau sarapan dulu?"

Heana menggeleng.

"Akan kubawakan kekamarmu, Sayang, masuk, dan istirahatlah," ujar Narcissa.

Heana masuk lagi kedalam, semalam ia tak tidur hanya membaringkan dirinya, dan menangis, entah suaminya itu tidur di mana, ia tak peduli.

Wanita itu duduk menyender di kepala ranjang, tubuhnya ia bungkus dengan selimut putih.

Narcissa masuk membawa nampan berisi makanan untuk Heana, ia menaruh nampan itu di nakas. Ia mengusap rambut menantunya yang menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Nanti Mom akan bicara pada Draco," ucapnya. 

Wanita itu tetap diam, ia merasa lelah, lelah fisik, dan lelah hati.

"Mom tinggal dulu ya." Wanita paruh baya itu melenggang pergi.

Heana hanya menatap nampan berisi makanan itu tanpa minat.

"Makan, jangan cuma dilihat," ucap seseorang.

Draco merapihkan kemejanya di depan kaca, dan bersikap seolah-olah mereka tak ada masalah.

Melihat istrinya itu menatapnya marah ia pun bertanya, "Ada apa?" 

"Dasar konyol," sinis Draco.

"Terserah! Kau membuatku kesal setiap hari!" sentak Heana.

"Lalu? Apa yang kau harapkan, Morticia? Aku mencintaimu? Tidak akan pernah." Draco menatap tajam mata abu-abu yang terlihat lemah itu.

"Astoria! Apa lebihnya dia! Astoria hanya menang cantik, tapi ia hanya gadis payah!" sambungnya.

"Kau memintaku memukulmu ya!"

Suara tamparan keras di iringi jeritan sakit dari seorang wanita. Sial, sakit sekali rasanya! Hatinya juga sangat sakit!

"Aku lelah hidup denganmu!"

"Ya sudah, meyerahlah, memang kita tidak setakdir!" jawab Draco.

"Oke, kalau itu yang kau inginkan! Aku menyerah, aku kalah!" Heana sudah muak, ka membereskan semua barang-barangnya dengan cepat.

Draco hanya memperhatikan dengan bingung.

"Kau mau kemana?" tanyanya.

"Aku mau pulang," jawab Heana sambil menangis.

"Ck, jangan tolol!"

"Aku menyerah, Draco! Aku lelah! Aku sudah berjuang tapi tak pernah dihargai! Aku lelah berjuang sendirian! Aku butuh pelukan! Aku butuh tumpuan saat aku jatuh! Aku butuh kasih sayang," perempuan itu berkata lirih.

Draco hanya melihat istrinya keluar dari kamar dengan tergesa. Sial rasanya sakit sekali ketika wanita itu mengatakan isi hatinya.

Ia ingin menahan tapi dia gengsi.



。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang