"Malam ini kalian bermalam di tempat kami saja," kata Louis.
"Kalian tinggal satu atap?" tanya Hermione.
"Tapi kami beda kamar," sahut Louis.
Mereka semua mengangguk, dan pergi mengikuti Louis, dan Heana.
Gubuk kecil waktu itu, kini sudah glow up.
Heana, dan Louis membangun rumah yang lumayan bagus, dan nyaman. Terbuat dari kayu dari hutan, dan sedikit sihir."Silahkan masuk," ujar Heana.
Mereka semua kemudian bersiap untuk hari yang mulai sore
Harry, dan Ron duduk di ruang tengah, sembari Heana mengobati luka Ron.
"Pelan pelan ana," ringis Ron.
"Iya bawel," jawab Heana.
Sementara di depan Hermione sedang bersama Louis.
"Jadi kalian sudah dekat ya?" tanya hermiwan.
"Ya begitu," jawab Louis.
"Kau menyukai dia?" tanya hermiwan.
"Sepertinya begitu, tapi entah bagaimana perasaanya padaku" jawab Louis.
Hermione melirik wajah Louis yang terkena cahaya bulan. Senyumnya mengalihkan dunia. Louis menyadari sedari tadi hermiwan menatap wajahnya terus menerus.
"Ada yang salah dengan wajahku?" tanya Louis.
"Ah tidak, tidak ada, bahkan terlalu sempurna" ucap Hermione tak sadar.
"Eh, apa yang aku bicarakan! Tidak tidak, lupakan, aku akan kembali," ujar gadis berambut semak itu kemudian bangkit dan kembali masuk kedalam.
Louis mengerenyitkan dahinya, "Aku memang tampan, sayang saja karena aku tinggal di hutan, yang melihat wajahku hanya monyet-monyet," gumamnya.
Kemudian ia pun ikut kembali ke dalam rumah.
Mereka berbincang bincang ringan sembari meminum teh hangat, yang di buat Heana. Gadis blonde itu menuangkan teh dari teko ke cangkir. Rambutnya yang sudah panjang sepinggang, dan tebal sedikit mengganggu aktivitas nya.
Louis berpindah duduknya, dan meraih helaian rambut rekan serumahnya, dan mengikatnya dengan ikat rambut milik gadis itu sendiri di meja.
"Terima kasih, Louis," ucap Heana. Louis menjawabnya dengan senyum manis.
Keesokan paginya..
Setelah Heana membersihkan dirinya, ia mengenakan celana jeans hitam nya, dan bra hitamnya juga. Sebelum ia mengenakan baju ia memandang kaca di dekatnya, maksudku memandang pantulan dirinya di cermin.
"Ana gendutan ya? Padahal makan nya sama kea makanan monyet di hutan," gumamnya.
"Tapi tubuhku bagus, astaga aku cantik sekali," ucapnya yang baru saja sadar setelah sekian lama kehilangan otaknya
"Aku cantik begini, astaga. Oke mulai sekarang aku harus percaya diri, terus, aku kan pintar juga, nyesal kalian yang sudah menghujat, awas aja kalo ada yang berani lagi, kupatahkan kakinya, kutusuk bola matanya!" ucapnya sedikit geram.
Kemudian pandanganya beralih ke rambutnya.
"Rambutku bagus ya, ah bisa nih jadi duta shampo Pantene."
"Kepanjangan, potong aja apa ya, iya deh, eh tapi dipotong sama siapa? Iya minta tolong monyet di dalam hutan." kemudian ia menguncir rambutnya menjadi kuncir satu.
Anak rambut ia biarkan terurai, dengan begitu kecantikannya semakin bertambah.
Kriet
"Woah! Pemandangan indah!" Kata Louis saat melihat Heana bertelanjang dada, dan hanya di balut bra hitamnya nya.
"Louis! Kurang ajar! Keluar sana!" Jerit Heana, Louis pun keluar dengan tergesa.
Heana langsung memakai baju kaos hitam polosnya. Ia keluar dari kamar dan berjalan keluar untuk menyusul yang lain.
Heana melihat Louis yang sedang bersama Hermione, Hermione sepertinya sengaja menempelkan tubuhnya dengan Louis.
Gais aku mau Hiatus ya:) dadah.
Makasi selalu ada, makasi selalu ada, tapi mengapa tiba tiba seakan kau pergi...
Maaf ya:)
Udah bikin
Kalian
Kecewa
Dan sedih
(Eh gatau deh kalian sedih apa ga)Aku cuma mau bilang
Selamat kamu kena prank itu kameranya aku taro di tangan kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
。☆strange girl༼✩ |D.M
Fanfic,。.゚Wizarding World彡 °.✧Aku pernah berharap untuk menghilang saja dari dunia. Dunia ini terlihat begitu gelap dan aku menangis sepanjang malam. Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang?。-✧ "Kapan kau akan mencintaiku?" "Jika kau sudah m...