40 ◕

978 98 3
                                    

"Engh, Daco bangun."

Draco menindih tubuhnya, tak bergerak ia masih terlihat nyaman dengan penyatuan yang belum terlepas.

"Drake, bangun"

"Engh, sebentar lagi," sahutnya, si pirang itu semakin memendamkan wajahnya pada leher Heana.

"Ya sudah, aku akan bangun," ucap Heana.

Namun Draco menahannya, dan malah memeluknya erat, "Jangan, di sini saja."

Heana menghela napas, dan mengiyakan, tangannya mengusap-usap kepala suaminya.

"Heana, Draco bangun, Sayang!" panggil Cissy dari bawah.

Karena tidak ada jawaban, wanita paruh baya itu memilih naik ke atas.

Ia mengulum senyumnya saat melihat Draco tertidur di atas Heana, dan masih terlelap dengan nyaman tanpa baju.

"Upss, sorry Lanjutkan," ucapnya kemudian keluar.

"Kita berhasil lucius!" serunya, kemudian bertos-ria dengan suaminya.

***

"Draco, nanti kau kesiangan," ujar Heana.

Jujur, bukannya ia tidak suka dalam posisi seperti ini, tapi pekerjaan suaminya lebih penting.

"Drake," panggilnya lagi.

Suaminya itu menggeliat, membuat miliknya terasa ngilu, berbeda dengan Draco yang malah merasa turn on lagi.

•••

"Makan dulu," ujar Heana.

Draco mengangguk.

"Aku siapkan."

Draco merasa nyaman berada di dekat Heana saat ini, sangat nyaman, tapi dia belum benar benar mencintai Heana.

Tadi malam, menurutnya adalah sebuah kesalahan, ia tidak pernah mau tidur dengan gadis itu, namun entah apa yang merasukinya tadi malam, sampai ia menjadikannya seorang wanita, bukan gadis lagi.

Draco sudah berangkat kerja, dan di depan kantornya ada Astoria, ia berusaha melewatinya berpura pura tak melihat.

"Draco!"  Astoria menarik lengannya.

"Maafkan aku, Astoria." Pemuda itu menarik wanita itu ke dalam dekapannya.

"Aku sudah tidur dengan istriku."

*

"Draco, besok aku akan pulang kerumah orang tuaku," kata Heana, sementara Draco hanya mengangguk.

"Bagaimana?" tanya Heana.

"Iya bole ...."

"Bukan, bukan itu," selangnya

"Lalu?"

"Kau, dan Astoria," kata Heana

"kubilang aku, dan dia sudah berakhir."

"Kau mau belajar mencintaiku?" tanya Heana berbinar.

"Kurasa tidak," jawabnya.

"Setelah apa yang tadi malam kita lakukan?"

"Sudah tidur, semalam adalah sebuah kesalahan, semoga saja benihku tidak jadi, aku tidak sudi kau mengandung anakku," ketus Draco.

"Tidurlah di sofa," lanjutnya. 

"Blonde sialan! Mati saja kau!"

***

Hari ini Heana pulang kerumah Snape, dan Natalie.

"Jadi bagaimana rumah tanggamu, Dear?" tanya Natalie.

"berjalan baik," jawab Heana berbohong.

"Cepat-cepat berikan kami cucu, sepertinya ibumu sudah tak sabaran," kata Severus.

Heana terkekeh, kemudian ia berpikir, apa jika ia mengandung, Draco akan bersikap lebih baik padanya? Mengingat perkataanya semalam, sepertinya pria itu akan semakin membencinya jika ia berhasil mengandung anaknya.

"Nanti aku mau mengunjungi Dad," ujar Heana, raut wajah Natalie langsung berubah.

"Untuk apa?"

"Aku hanya ingin mengunjunginya," jawab Heana.

"Nat, biarkan saja," kata Severus.

"Oh iya, kalian tidak mengajar?" tanya Heana.

"Izin satu minggu," jawab severus.

"Loh tumben?"

"Kami juga ingin menghabiskan waktu berduaan," sahut Severus

Sudah selang beberapa jam setelahnya,

"Kau jadi menemui ayahmu?" tanya Severus.

"Sepertinya tidak, Draco sudah menjemput," jawab Heana.

"syukurlah, Draco jaga Heana ya," ujar Natalie,

"Tentu."

Pemuda itu kini menggenggam tangan Heana.

"Aku kira kau ke Hogwarts," kata Draco.

"Tidak mereka ada di rumah, mereka izin satu minggu," jawab Heana.

Entah kenapa saat berbicara pada Heana jantungnya berdegup kencang, tangan Heana tak dilepas olehnya sedari tadi.

"Draco," panggil Heana.

"Eh iya?" jawabnya.

"Kau kenapa?" tanya Heana.

"Aku tidak apa-apa," jawab Draco.

"Ya sudah, lepas dulu." Heana menggoyang-goyangkan genggaman tangan mereka, setelah Draco sadar ia melepas genggamannya.

"Jangan percaya diri," sarkas Draco.

"Minta lepas, kok percaya diri," sinis Heana.

***
M

alam ini, seperti malam-malam sebelumnya, Heana tidur di sofa, menahan pegal hingga pagi, dan kantuk yang tidak dapat ia tebus dengan baik.


Draco kembali dingin padanya, malas berbicara padanya, dan selalu membentaknya.


Semakin lama itu semakin menyakitkan untuk Heana.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang