19 ◕ (Revisi)

1.1K 169 12
                                    

Sekitar 2 bulan kemudian.

Heana kembali ke Hogwarts, dengan pikiran baru, sebelum itu ia sempat dipulangkan kerumahnya, dan kembali mendapat siksaan yang sama.

Di sepanjang jalan koridor banyak pasang mata tertuju padanya, dan membicarakan dirinya. Draco melihat Heana berada kembali di sini menatapnya sinis, dan hina.

Ia berjalan keruangan Prof Natalie. Setelah ia masuk bisik-bisik kembali terdengar.

"Hei lihat, dia langsung masuk ke ruangan Professor Natalie," gumam salah satu murid, disusul yang lainnya yang ikut membicarakan Heana.

"Hai mom!" sapanya dengan mata berbinar.

"Hai!" Natalie langsung memeluk anaknya itu, dan mengecup keningnya.

"Bagaimana dirimu sekarang?" tanya Natalie.

"Lebih baik, tidak buruk juga dengan ini," jawab Heana sambil membuka jubah, dan gelang-gelangnya, serta anting nyentrik besarnya.

Natalie merasa lega, karena selama proses penyembuhan mentalnya berjalan baik, meski Heana masih tak jauh berbeda setidaknya trauma itu sedikit menghilang.

"Astaga, kau dipukul lagi?" tanya Natalie panik.

"Iya, dan disiram." Natalie pun segera mengobati luka anaknya, yang terlihat cukup parah.

"Jadi bagaimana, Mom?" tanya Heana menggoda.

"Hm, Minggu depan acaranya, Nak," jawab Natalie mengulum senyumnya. Heana senang mendengar ibunya bahagia, tapi ia juga bingung apa Snape mau menerima dirinya karna selama ini Snape sangat membencinya.

"Kau tak usah pikirkan itu," sahut Natalie yang tahu apa yang dipikirkan putrinya. "Mom yang akan bicara," sambungnya.

Heana mengangguk, "Aku akan keluar," ucapnya. Ia berpapasan dengan Snape. Snape menatapnya datar, dan melanjutkan langkahnya keruang Natalie.

"Huh," desah Heana.

"Heana! Seperti biasa," Kata Blaise, kemudian melempar tugasnya, tanpa banyak bicara Heana mengambil buku Blaise ,dan anak slytherin lainnya kemudian pergi.

Di perjalannya ia bertemu Draco, "Hai Dra ...."

"Jangan ganggu aku!" selanya.

"Aku hanya menyapa," sahut Heana.

"Jangan sapa aku! Kau menjijikan!" sentak pemuda bersurai pirang itu.

Heana meneruskan langkahnya, hingga ia bertemu Theo. "Hai The ...." baru saja ia ingin menyapa, tapi Theo melewatinya begitu saja. "Aku salah apa?" gumamnya.

Padahal ia merindukan laki-laki itu. Ia masuk ke dorm, dan mengerjakan tugas anak slytherin. Setelah selesai kali ini ia mengerjakan lebih cepat dari kemarin, ia keluar dan melewati lorong-lorong ramai yang dipenuhi,murid murid yang bergosip.

"Jadi, Theo, dan Daphne jadian?"

"Kemarin saja Theo, dan Daphne berciuman!"

"Mereka memang best couple."

"Padahal waktu itu, Theo mengatakan sendiri bahwa ia mencintai Heana?!"

"Dia hanya mencoba membuat gadis itu terbang."

Entah kenapa ada perasaan sakit dan cemburu didadanya.

"Heana ... really, i-i'm absolutely right, oh my gosh." Snape sudah panas dingin.

Natalie mengusap bahu Snape, agar lebih tenang lagi.

"Heana .. I'm sorry, I didn't know that you were ... I'm sorry," lanjutnya dengan wajah nya yang baru pertama kali Heana lihat raut wajahnya berubah.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang