Tiga ◕ (Sudah Revisi)

1.4K 210 16
                                    


"Gadis aneh yang tidak memiliki sopan santun," sinis pansy menghadang Heana gadis itu berusaha menerobos tapi Crabbe, dan Goyle menahannya.

"Kau mau apa?" tanya Heana.

"Kurasa satu mantra bisa membuat kupuas," ucapnya sambil mengarahkan tongkatnya kedepan wajah Heana, namun tiba-tiba saja tongkat Pansy terlucuti.

"Hei!" Pansy menggerutuh melihat siapa orang itu.

"Potter? Pergi kau, aku tak ingin mencari masalah denganmu," berang Pansy.

"Kau mencari masalah denganku, Heana sahabatku, dan dia juga urusanku," seru  Harry.

"Sahabat, atau kekasihmu? kalau iya, ah sayang sekali, dia terus mengejar-ngejar Draco," ujar pansy dramatis.

"Diam, Parkinson! Pergilah, apa tak bisa kau membenarkan sedikit saja akhlak mu?" Harry membentak tepat di wajah Pansy, telunjuknya menunjuk kepalanya sensiri, sementara gadis berwajah keras itu mendengu,  dan pergi.

"Kau tidak apa-apa kan?" tanya Harry pada Heana.

"Iya, tidak apa-apa. Thanks Harry," kata Heana. "Kau mau kemana?" Lanjut gadis itu bertanya.

"Menemui Hermione, dan Ron, dan kau tentu saja," jawab Harry.

Heana pun pergi mengikuti Harry melangkah, bertemu dengan ketiga temannya.

"Hai," sapa Heana.

"Ada Heana?" tanya Hermione mengerenyitkan dahinya.

Harry mengangguk singkat.

Hermione sebenarnya kurang suka dengan Heana, tapi dia tak pernah menunjukannya.

"Kemari Heana." Ron menarik lengan Heana untuk duduk di samping nya.

Terlihat wajah masam dari Hermione Menunjukan ketidak sukaan-nya, dan faktanya, yang benar benar menyukainya hanyalah Keluarga Weasley, dan Luna.

Begitu juga Harry, laki-laki itu sedikit risih saat dekat dengan Heana tapi bukan berarti ia membencinya.

Setelah berbincang-bincang kecil,
Heana pun pergi ke danau hitam, tempat favorit nya untuk menulis buku harian.

Hampir setiap hari, selama 5 tahun terakhir.

Dia terduduk di pinggir danau, ditemani bebatuan yang ingin dia ajak bicara jika bisa, mencari motivasi untuk melanjutkan hidup.
Tak ada yang menyemangatinya, maka dia harus menyemangati diri sendiri.

Setelah hari mulai gelap,
Gadis itu bangkit membersihkan belakang roknya, barangkali ada tanah yang menempel, dan enggan untuk pergi.

Ia berjalan menyusuri tangga demi tangga untuk mencapai asramanya. Menebak teka-teki yang diberi oleh elang di pintu untuk dapat masuk.

"Hai luna," sapa nya.

"Hai, Heana," balas Luna.

"Aku akan mandi," ucap Heana, sambil menaruh buku dan pena nya si meja terdekat.

Gadis itu terlalu lelah untuk berfikir, padahal akan lebih baik jika buku itu disimpan ditempat yang rapi.

"Harusnya dia menaruh buku nya di kamar," gumam Luna sambil mengambil buku itu, dan membukanya asal.

51, Januari

Hari yang cerah ya, untuk berkumpul dengan keluarga, menikmati secangkir teh di halaman belakang rumah, melihat langit berwarna biru yang di hiasi awan awan putih.

Kemudian, ibu datang membawa sepiring biskuit untuk di makan bersama sama..
Menceritakan kisah kisah selama disekolah,
Didengarkan dengan antusias oleh mereka berdua.

。☆strange girl༼✩ |D.M Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang