Malam hari nya.
Louis duduk di samping Heana.
"Tumben tidak sama Mione," sindir Heana.
"Cemburu?" tanya Louis.
"Apa sih tidak lah!" sangkal Heana.
"Masa? Cemburu kali," goda Louis.
"Apa hakku untuk cemburu? Aku bukan siapa-siapa," kata Heana.
"Kau kekasihku mulai detik ini," kata Louis.
"Haha lucu," sinis Heana.
"Serius, kau mau jadi kekasihku?" tanya Louis.
"Hah? Serius?" tanya Heana balik.
"Limarius!" kata Louis
"T-tapi kau bilang, aku bukan tipemu," kata Heana.
"Aku bercanda, aku menyukaimu sejak lama," ujar Louis.
"Bagaimana? Mau tidak?" tanya Louis.
"Ya! ya mau!" Heana langsung memeluk Louis dengan erat.
Louis mengecup kening Heana.
"I love you, ana" bisik Louis.
"Love you to, Lou!" balas Heana.
***
Keesokan harinya.
"Congratulation," kata Hermione datar pada Heana, dan Louis.
Kemudian pandangan Heana terpaku pada Harry, yang menatapnya sambil menyeringai kemudian menarik turunkan alisnya.
Hermione melangkah ke tempat yang lebih jauh, Harry masih berbaring di tempat yang sama.
"Bagaimana bisa?" tanya Heana pada Harry.
"Rahasia! Nikmati saja hubungan kalian," kata Harry.
Kemudian Louis, dan Heana masuk ke dalam tenda. "Hah, pertemuan tak disengaja bisa berlanjut seperti ini," kata Louis.
Heana terkekeh.
"Yah saat aku kesepian, tiba-tiba seorang gadis cantik memakai gaun putih dengan anggun datang padaku, aku merasa sangat bahagia sejak saat itu," kata Louis.
"Aku menyukaimu sejak lama, tapi aku tak berani mengungkapkannya," sambung Louis.
"Aku juga," sahut Heana.
"Kita sama-sama mencintai, dan sama sama tak punya nyali," kata Louis terkekeh.
"Tapi sekarang aku milikmu, dan kau milikku." Heana memegang kedua rahang Louis, bibir mereka bertemu, saling melumat dengan manis.
***
Mereka berada di Godric hollow, salju mulai turun, Louis mendekap kekasihnya itu.
Mereka sedang mencari makam kedua orang tua Harry. Harry sedikit terisak di hadapan makam itu.
"Merry Christmas Hermione, Louis, Heana" kata Harry.
"Merry Christmas Harry," sahut mereka bertiga.
Hermione menyenderkan kepalanya di bahu Harry.
***
Mereka pergi dari tempat itu, setelah orang yang mereka kira nyonya bathilda ternyata nagini. Tepatnya mereka berada di hutan Dean.
Keesokan paginya.
Hermione masih berada di dalam tenda sementara Heana sudah di luar memainkan tongkatnya, dan ia pikir, ia merindukan semuanya, ia rindukan ibunya, dadnya, ayahnya, merindukan Luna.
"i miss everything," gumamnya.
"Aku rindu bertengkar dengan Pansy, dan Daphne" sambungnya.
Kemudian ia melihat Harry berjalan tergesa. "Heii!" Teriaknya, Hermione sampai tergesa keluar dari tenda.
"Apa semua baik-baik saja?" tanyanya.
"Lebih dari baik-baik saja," jawab Harry.
Heana sudah lebih dulu lari ke pelukan Ron.
"Aku merindukanmu," kata Ron.
"Me too."
Kemudian ia melihat Hermione, dan segera melepas pelukan nya.
"Hai," sapa Ron.
"Kau kurang ajar! Ronald Weasley! Kau pergi berminggu-minggu lalu kau datang,dan hanya mengatakan hai?!" Hermione memukul mukul Ron dengan tasnya.
Bukannya takut Heana, dan Louis malah menahan tawa geli melihat kelakuan Hermione yang sedang marah.
*
"Jadi kalian sudah resmi menjadi sepasang kekasih?" tanya Ron pada Louis.
"Ya," jawab Louis.
"jaga dia dengan baik, dan bahagiakan dia kau tau? Hidupnya tak pernah bahagia" kata Ron.
"Tentu saja," kata Louis.
Mereka berbincang-bincang tentang Ron, dan lain lain.
Hermione, dan Heana berada di luar tenda, mereka tak banyak bicara sejak Heana menjadi kekasih Louis.
{Gais akutuh pengen di skip tau gak wkwkwk}
KAMU SEDANG MEMBACA
。☆strange girl༼✩ |D.M
Fanfiction,。.゚Wizarding World彡 °.✧Aku pernah berharap untuk menghilang saja dari dunia. Dunia ini terlihat begitu gelap dan aku menangis sepanjang malam. Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang?。-✧ "Kapan kau akan mencintaiku?" "Jika kau sudah m...