Chapter 43

226 22 10
                                    

Enjoy...

________________________________

"Ar semalem waktu lo pulang dari ambil hp lo gue masih liat orang itu," ucap Putri khawatir.

Sekarang mereka berdua sedang berada di kantin, lebih tepatnya Ardian menemani Putri makan. Ardian tak mengalihkan pandangan meski Putri sedari tadi mengajaknya bicara, dia hanya menjawab seadanya. Pria itu sibuk memainkan game di ponselnya.

"Ar lo denger gue kan?" tanya Putri mulai kesal.

"Hm," balas Ardian.

Wajah Putri cemberut kembali menyuapkan makanan kemulutnya. Mengajak Ardian bicara seperti sedang menunggu lampu hijau, responnya terasa lama.

Kini Ardian tak memainkan ponselnya, dia meletakkan dan melihat sekeliling lalu menatap gadis di depannya. "Nyokap lo kapan balik?" tanyanya datar.

Putri yang tadi makan hampir tersedak, buru-buru menenggak air mineral. Menatap Ardian sedikit gelagapan. "Kayaknya masih lama, kemarin waktu gue telpon katanya belum nentu pulang tanggal berapa."

"Lo gak punya keluarga disini?" tanya Ardian lagi yang membuat Putri seperti kebingungan akan menjawab apa.

"Ada tapi lumayan jauh, gak terlalu akrab juga," balas Putri. "Kenapa gue ngerepotin lo ya?"

"Iya."

Putri menunduk sedih mendengar balasan Ardian, wajahnya berubah memerah. "Maaf kalo gue ngerepotin tapi gue juga gak mau berada di posisi ini. Gue juga gak tau kenapa Mario senekat itu gangguin gue bahkan sampe neror ke rumah," lirih Putri. Matanya berkaca-kaca sangat takut dengan apa yang sedang terjadi.

"Lo yakin yang neror di rumah lo itu Mario?"

"Yakin, gue yakin itu Mario. Waktu dia nyulik gue, gue liat jelas gimana cara dia. Gue yakin seratus persen itu Mario," Putri menatap Ardian yakin.

"Ar lo udah janji jagain gue kan, gue takut kalo Mario berbuat lebih." Putri menggenggam takut tangan Ardian dan dengan cepat pria itu menarik tangannya.

"Oke. Kayaknya dia emeng gangguin lo karena ada urusan sama gue."

Putri tersenyum senang. "Oh iya Ar setelah ini temenin gue ke Angel ya," ajak Putri tersenyum semangat kearah Ardian.

Ardian mengangkat sebelah alisnya. "Mau apa kesana?"

"Kemarin kata lo Angel sakit, gue cuma mau bawa ini." Putri menunjukkan sebuah susu kotak dan roti di tangannya.

"Gak usah," tolak Ardian cepat.

"Iih kenapa, orang udah dibeli buat Angel. Temenin gue ya, ya Ardian temenin bentar aja kok." Putri merengek sambil menarik tangan Ardian.

Ardian menarik tangannya yang terus ditarik Putri, hembusan nafas beratnya mengudara. "Oke."

*****

Pasang mata menatap heran saat pasangan itu memasuki kelas adik kelas. Putri menatap kebangku Angel tersenyum ceria sementara Ardian berjalan dengan wajah datar disamping gadis yang terus memamerkan senyumnya.

"Hai Angel, nih buat lo." Putri meletakkan susu kotak dan roti di bangku Angel sambil tersenyum menatap Angel yang justru menatap tak suka.

"Buat apa ngasih gue?" Angel melirik Ardian yang berdiri di belakang Putri. Pria itu tak menatap kearahnya melainkan menatap kearah lain.

"Katanya kemari lo sakit, ini buat lo. Jangan sakit lagi ya." Padahal Angel tak membalas senyumnya namun Putri tak melunturkan senyuman di wajahnya.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang