Suka gak kalau aku up chapter cukup panjang?...
Dijawab ya..
Enjoy....
_________________________
Siapapun yang melihat wajahnya akan tahu jika ada yang terjadi padanya. Tentu saja, seseorang yang selalu terlihat ramah dan sering menebar senyum akan menjadi tanda tanya besar jika wajah itu menghilang. Padahal harus ditahu juga kalau tersenyum pun belum tentu sedang baik-baik saja.
Banyak siswa yang ingin menyapa saat melihatnya namun urun. Wajah yang tak sebersahabat biasanya membuat sebagian orang berfikir, apa yang terjadi kepadanya?
Angel berjalan dengan wajah datar tak seceria biasanya, wajahnya masih pucat tapi tak terlihat sakit bagi yang melihat melainkan terlihat? Ahh mungkin yang melihatnya hanya akan menebak saja.
"Angel!"
Langkah Angel terhenti. Menatap datar seseorang yang berdiri didepannya menghalangi langkahnya. Angel tak membalas seramah biasanya, dia hanya diam dan menatap objek yang terus menunduk. Seorang pria berkacamata tebal sedang memegang kotak coklat.
"Kamu baik-baik aja kan?" tanya Doyo kaku.
Tangan Angel mengambil coklat yang dipegang Doyo. "Makasih," ucapnya singkat.
Ragu namun tetap memberanikan diri untuk melihat ekspresi wajah gadis yang selalu terlihat manis baginya. Tapi hari ini wajah Angel berbeda. Wajah itu, seperti sedang menahan luka. Seperti itulah yang dilihat Doyo.
"Sama-sama," Doyo tersenyum kaku dan memperbaiki letak kacamatanya.
"Angel kamu sakit?"
"Iya," jawabnya. "Sakit banget."
Kembali memberanikan diri menatap wajah Angel. Wajah itu, sangat membuatnya khawatir. "Apanya yang sakit, kenapa nggak kerumah sakit Angel. Nanti sakit kamu makin parah."
"Gak akan sembuh semudah itu. Sakit gue gak akan sembuh hanya karena minum obat."
"Kamu harus periksa dulu, aku ada tau dokter hebat," Doyo sangat khawatir terjadi sesuatu pada Angel. Bayangan tentang penyakit mematikan terbayang-bayang diotaknya.
"Gak perlu ke Dokter Doyo," Angel tersenyum menatap kotak coklat di genggamannya. "Hanya satu yang bisa nyembuhin gue, tapi saat penyembuh itu hilang gue akan terus sakit. Akan selalu terluka tiap hari. Gue harap gue bisa bertahan sampai penyembuh gue kembali atau," Angel menggantung kalimatnya.
"Gue pergi dengan luka yang nggak akan pernah sembuh," lirih Angel.
*****
Sepasang manusia berjalan begitu serasi dilihat. Banyak siswi yang iri melihat posisi gadis yang berjalan disisi pria tampan itu. Pria yang sangat jarang terlihat bersama cewek lain, pria yang menjadi incaran banyak siswi. Beruntung sekali gadis yang berjalan begitu dekat disisi Ardian.
Keduanya menjadi pusat perhatian kala melewati koridor, banyak bisikan yang menggiring langkah mereka. Ardian mengacuhkan beberapa bisikan yang didengarnya, sementara Putri tak bisa menahan untuk tidak tersenyum. Tentu saja, siapa gadis yang tidak senang berjalan dengan salah satu pria terkeren disekolahnya. Apalagi Putri sangat menyukai pria ini.
Ardian yang berjalan tenang dan menatap kedepan sempat melihat Doyo berjalan dan menunduk saat melewatinya. Tatapannya kembali lurus.
Namun, suasana mendadak berubah saat seorang pria jangkung berjalan berlawanan arah. Dia berjalan kearah Ardian dan Putri. Putri yang tadinya tersenyum, wajahnya langsung berubah menggambarkan rasa takutnya. Tangannya menyentuh lengan Ardian takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian and Angel (story love school)
Fiksi Remaja-FOLLOW SEBELUM BACA 💙- GUARDIAN dan ANGEL adalah dua orang yang telah menjalin persahabatan dari kecil umur yang hanya selisi satu tahun membuad Guardian merasa harus menjaga Angel karena tanggung jawabnya. Menganggap Angel sebagai adik sudah lebi...