Chapter 13

384 74 39
                                    

Happy Reading All..
.
.
.
__________________________

"Aku selalu bertanya pada sang pencipta, apakah Malaikat akan jatuh cinta? Seperti Manusia yang akan mudah jatuh cinta dengan manusia lainnya. Atau apakah Malaikat memiliki jodoh? Seperti manusia yang sudah memiliki jodoh bahkan sebelum dilahirkan di Bumi."

"Namun, hal yang terjadi sekarang, Malaikat yang telah kehilangan harapannya, malaikat yang perlahan kehilangan sayapnya, malaikat yang cintanya tak akan pernah terbalaskan karena telah mencintai sesuatu yang mustahil..." Nadia tersenyum setelah menulis puisi dan membacanya keras-keras disamping Angel. Puisi yang menurutnya sangat indah telah tertulis rapih di notebooks berwarna jingganya.

Sementara gadis disebelanya sudah menutupi kuping karena sedari tadi puisi Nadia hanya seputar sindiran untuknya.

"Lo bisa diem nggak sih." kesal Angel menoleh ke Nadia. "Berisik banget."

"Lo bisa nggak sih sehari nggak marah-marah." Nadia meniru cara marah Angel. "Marah terus."

Angel kembali meletakkan kepalanya kemeja, malas meladeni Nadia. Gadis itu tidak ingin tidur, hanya saja beberapa hal mengganggu pikirannya sejak menelfon dengan keempat sahabatnya.

Nadia yang melihat tingkah Angel merasa sedikit prihatin juga paham kondisi sahabatnya. Dan dengan inisiatifnya sendiri, gadis itu meletakkan telapak tangannya kepunggung Angel lalu mengusapnya lembut.

"Yang sabar yah Angel, gue nggak tau kok apa yang lo rasain." katanya lalu menatap sahabatnya prihatin.

"Gue masih kepikiran sama ucapan Myla."  ucap Angel masih dengan posisinya.

"Udahlah kan udah gue bilang itu bukan salah lo kok, mereka juga nggak tulus ama lo. Palingan cuma karna lo cantik doang terus mereka bisa pamer deh kalo pacar mereka cantik banget." Nadia tetap mengelus punggung sahabatnya dan kali ini wajahnya serius.

"Tapi gue tetep ngerasa bersalah, gimana dong." Angel mengangkat kepalanya dengan tatapan menyesal dengan perbuatannya.

"Apa gue shodakahin mereka semua aja ya supaya gue nggak merasa bersalah lagi." Nadia memutar matanya jengah mendengar ide Angel.
"Yaelah, kebanyakan duit nggak kayak gitu juga Angel. Mantan lo sultan-sultan semua ngapain di shodakahin." jelas Nadia.

"Mending lo shodakahin gue, kasihan gue nggak ada yang nafkahin gue." cengirnya meminta dikasihani.

"Lo masih punya Bunda sama Ayah lo." ucap Angel.

"Yaiya sih, tapi gue kan nggak mau jadi beban orang tua. Selama ada yang bisa sedekahin gue kenapa nggak." bangga Nadia lalu menaikkan kedua alisnya.

"Serah lo deh Nad." pasrah Angel.

Baru akan menengadahkan kembali kepalanya Angel kembali tertegun melihat siswa yang tiba-tiba datang menghampiri mereka dengan raut khawatir dan juga ngos-ngosan.

"Kakk i.. Ituu..." ucapnya gagap.

"Kenapa lo, itu apa, bikin kaget aja." Nadia sedikit terkejut melihat siswa yang menghampirinya.

"Itu kak Doyo dibully lagi sama Mario dan teman-temannya." ucapnya kembali memperjelas.

"Ya terus apa urusannya lo lapor kekita, sono keruang Bk malahh kesini." Nadia merasa gemas sendiri.

"Ya kan Angel... " Nadia terperangah melihat Angel yang secepat kilat sudah berlari meninggalkan kelas.

"Cepet banget, kayak Quicksilver aja, untuk bukan silverqueen."

***

Kelima pria tampan yang kini berjalan menyusuri koridor sekolah, melangkahkan kaki jenjang mereka menuju kekantin. Sesekali beberapa siswi menyapa kelimanya dan semuanya dibalas oleh Chaka, Bagas, dan juga Dhika.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang