Chapter 7

683 274 145
                                    

Pulang sekolah Angel kembali menunggu Ardian, cowok itu selalu saja membuatnya menunggu lama diparkiran. Padahal Angel bisa saja ikut dengan sahabat-sahabatnya tadi namun entah kenapa Ardian menyuruhnya dengan tegas tetap menunggunya dan tidak membantah.

Entah apa yang akan terjadi bila Angel membantahnya namun gadis itu memilih menurut saja.

Tiba-tiba saja tangan kanan Angel ditarik secara paksa membuat ponsel yang digenggamnya hampir terjatuh kalau saja refleks tangan kirinya bekerja tidak baik.

"Ikut gue." tarikan kasar pada lengan Angel dan pelakunya adalah seorang cowok yang cukup mengusik hidupnya akhir-akhir ini.

Angel berusaha menahan tubuhnya agar tidak tertarik dan mencoba melepaskan tangannya.

"Lepasin, lo mau apa lagi sih." Angel terus saja menarik lengannya.

"Ikut gue sekarang. Jangan nolak." cowok itu mulai mengancam dan genggamannya juga semakin mengerat membuat pegelangan Angel kesakitan.

"Gue nggak mau. Lepasin gue atau gue teriak sekarang." masih berusaha melepaskan diri Angel mencoba tidak takut.

"Lo teriak detik itu juga gue bopong lo kemobil gue." ancam cowok itu yang tak lain adalah Aldo mantan pacarnya.

Angel mulai takut terlebih keadaan sekolah sudah cukup sepi dan sialnya satpam yang jaga entah menghilang kemana. Setelah ini Angel berencana akan mengadu kalo satpam sudah lalai dalam bertugas.

Mata Angel sudah menahan peluhnya agar tak turun, jujur saja lengannya yang ditarik sudah sangat kesakitan. Air matanya sudah hampir terjatuh namun detik berikutnya lengan kekar menahan lengan Aldo yang menarik Angel.

Angel tersenyum bahagia akhirnya ada yang menyelamatkannya. Mengangkat kepala untuk melihat sosok penyelamatnya Angel mengernyitkan alisnya melihat cowok itu. Kak Elang.

"Ngapain anak sekolah lain masuk sini." Elang menatap tajam Aldo.

"Lepasin, jangan ikut campur ini bukan urusan lo." tegas Aldo tak kalah tajam.

"Lo masuk sekolah ini udah pasti urusan lo jadi urusan gue." ujar Elang santai meski tatapannya tetap menajam.

"Ck, jangan sok pahlawan lo. Bisa apa sih lo?" tantang Aldo. Meski sebenarnya dia tahu jelas dia berhadapan dengan siapa.

Seorang Elang yang beladiri cowok ini sudah tidak perlu diragukan lagi.
Elang menarik sudut bibirnya tersenyum remeh melihat lagak Aldo, terlihat pria itu sudah mulai ciut namun tetap berlagak kepadanya.

"Hitungan kelima lo nggak ngelepasin tangan Angel detik itu juga satu kaki lo nggak bisa lo pergunakan kembali." Elang mengucapkan ancamannya dengan sungguh-sungguh.

Aldo sudah mulai panik namun tetap berusaha menyembunyikannya. Berhadapan dengan Ardian atau Elang sama-sama saja, sama-sama membuatnya habis.

"Satu." Elang mulai berhitung.

"Dua."

"Tiga." Aldo melepaskan cengkraman dihitungan ketiga dan membuat Angel bernafas lega.

Namun, Elang belum melepaskan cengkramannya justru makin memperkuat cengkramannya hingga membuat tulang Aldo ngilu.

"Sekali lagi gue liat lo disekolah ini atau ngedeketin Angel gue pastikan sabuk hitam lo gue jadikan tali pocong lo." Elang mengucapkan ancaman itu membuat Aldo bergidik semakin ngeri.

Dan Angel secara tidak langsung dibuat ngeri juga dengan cowok yang barusan menolongnya. Cowok ini melebihi psikopat menurut Angel.

Aldo pun pergi meninggalkan mereka dengan perasaan menahan amarahnya. Tak ingin memperpanjang masalah mungkin keputusan mengalah lebih menguntungkan jika berhadapan dengan lawan yang sudah jelas tidak seimbang.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang