Chapter 19

305 45 10
                                    

Haii semuanyaa.. Akhirnya GAA udah sampe Chapter 19 juga.

Gimana nihh, nggak bosan kan sama ceritanya. Semoga suka terus yahh..

Yukyukk tinggalin jejak sebelum membaca. Itu bener-bener penyemangat buat nulis.

Makasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktu membaca cerita ini. Enjoy.....

_____________________________

Tok tok tok

Ketukan pintu kamar Angel terdengar, Angel sudah tahu siapa diluar sana. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, sepertinya pria itu akan mengajak Angel makan malam.

Angel membuka pintu dan sesuai dugaannya, sosok Ardian berdiri tepat dihadapannya.

"Aku belikan nasi goreng, makan dulu ya."

Angel menatap datar Ardian lalu melangkah meninggalkan Ardian.

Di meja makan Angel melahap makanannya tanpa melihat sosok dihadapannya yang menatapnya sesekali. Ardian menatap mata Angel yang memerah seperti sudah menangis.

Jujur, Ardian merasa sangat bersalah tetapi dirinya juga tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya kemampuannya untuk membujuk Angel sudah hilang.

"Angel," panggil Ardian memberanikan diri.

"Aku minta maaf yah..."

"Angel selesai." Angel mendorong piringnya lalu pergi begitu saja tanpa memedulikan Ardian.

Ardian menghela nafas, "Ternyata diacuhkan gini yah rasanya."

*****

Pagi ini Ardian sudah membulatkan tekat untuk meminta maaf pada Angel, beruntung hari ini hari minggu jadi keduanya tidak perlu kesekolah.

Ardian mengetuk pintu Angel, menunggu benerapa saat sampai pintu akhirnya terbuka. Sosok Angel dengan dress tidur selututnya dengan bando kelinci dikepala menatap Ardian datar.

"Ngapain?" tanya Ardian.

"Nonton," jawab Angel datar.

"Boleh aku masuk?"

Angel meninggalkan Ardian tanpa menjawab pria itu. Ardian mengikut masuk lalu menutup pintu kamar Angel dan ikut duduk di kasur tepat di samping Angel  yang duduk di tengah kasur sambil duduk bersilah memandangi layar laptopnya yang memperlihatkan suatu drama dari negeri Gingseng.

"Ini udah episode berapa?" tanya Ardian ikut menonton.

"2."

"Oh, jadi nggak terlalu ketinggalan dong. Pemerannya siapa?"

"Punya mata kan, liat aja sendiri." ketus Angel.

Ardian menelan salivanya susah payah, wah Angel saat marah ternyata masih tetap menakutkan. Sisi malaikat pencabut nyawanya benar-benar terlihat saat marah.

Ardian saja sampai dibuat merinding, semoga ini bukan hari terakhir Ardian untuk hidup setelah bertemu malaikat pencabut nyawa.

"Ahh, iyaiyaa." Ardian mengagguk saja.

Hampir satu jam keduanya diam dengan tontonan dihadapan mereka, Ardian sama sekali tidak fokus melihat laptop. Sedari tadi dia memikirkan beribu cara bagaiman memulai pembicaraan kali ini.

Semuanya lebih sulit dari menjawap pertanyaan ulangan lisan yang di berikan guru fisika disekolah.

Akhirnya drama itu sudah berakhir satu episode, Angel bersiap memutar episode selanjutnya namun, Ardian menghentikan tangannya.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang