Chapter 30

273 25 6
                                    

Hahahaa...  😂
Nangis sedih aku tuh. Sekarang makin jarang up karena kesibukan urusan kampus.

Maapkan yah, tapi semangatin juga gak papa...

__________________________________

Angel menjatuhkan dirinya di atas kasur empuknya. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya kaos kaki pun masih belum dia lepas.

Menutup wajah dengan bantal, Angel berteriak kencang membuat suaranya teredam karena bantal. Angel bangun dan duduk lalu meraih ponselnya. Melihat beberapa pesan yang masuk, namun sayangnya beberapa pesan yang masuk tidak ada satupun dari orang yang di harapkannya.

Angel melihat kontak pesan Ardian, pesan terakhir kali adalah empat hari yang lalu itu pun pesannya hanya di baca saja. Pesan itu memang hanya meminta Ardian untuk datang kerumahnya, Ardian tidak membalas namun tetap datang.

Angel menarik nafas dalam, dulu hari-harinya tidak sesepi ini. Kontak pesannya selalu berbunyi, akan ada orang yang mencarinya, akan selalu ada lelaki mengajaknya keluar dan sudah pasti itu pacar Angel. Setelah memutuskan tidak lagi berpacaran dengan siapapun inilah yang di rasakan Angel, sebuah rasa sepi.

Anak tunggal dari seorang ibu yang sibuk, apa yang bisa di rasakan Angel selain kesepian. Tempat yang di sukainya hanya rumah Ardian dan sekolah. Disana dia tidak akan kesepian. Dan satu alasan kesenangan Angel, menatap Ardian. Meskipun hanya menatap saja Angel sudah senang.

Membayangkan wajah Ardian tak sadar Angel tersenyum senang. Langsung saja dia mengetikkan sesuatu di ponselnya dan setelahnya menuju kamar mandi membersihkan diri.

******

Dengan perasaan kelewat bahagia Angel berlari menuju pagar rumah dan membukanya. Disana sudah Ada Ardian dengan motor besar dan helm masih terpasang di kepalanya. Angel mendorong pagar lebih terbuka, Ardian menatap Angel bingung.

Setelah Aktifitasnya Angel menghampiri Ardian memamerkan senyuman serianya.

"Belum siap-siap?" tanya Ardian melihat pakaian Angel hanya baju kaos dan celan longgar.

Angel menggeleng. "Masuk dulu," suruhnya.

Ardian memilih menurut, lalu menyalakan motornya dan memasuki pekarangan rumah Angel. Angel ikut masuk setelah menutup kembali pagar rumahnya.

"Yuk." Ajak Angel saat Ardian masih melepas helmnya.

Angel menatap wajah Ardian yang baru saja melepas helmnya. Wajah lelah Ardian membuat Angel tersenyum, sepertinya keputusannya memang benar kali ini.

Angel berjalan masuk ke dalam rumah diikuti Ardian di belakangnya. Memasuki rumah, Ardian sudah tahu kalau Angel sedang sendiri di rumah. Ardian memutuskan duduk di sofa ruang tamu, sementara Angel sudah menghilang berjalan kearah dapur.

Tak lama menunggu, Angel kembali dengan segelas air putih untuk Ardian. Memberikan air untuk Ardian, dan langsung di tenggak sampai setengah oleh Ardian.

"Sana siap-siap." suruh Ardian lalu menyandarkan diri di sofa.

Angel ikut duduk di samping Ardian, memandang wajar Ardian.
"Capek?" tanya Angel.

Mata Ardian terpejam dengan kepala tersandar di sofa, tidak tidur juga tidak mengantuk, hanya lelah saja setelah seharian di sekolah. Ardian hanya membalas deheman dengan mata tertutup.

"Sana ganti baju," katanya lagi, masih dengan mata tertutup.

"Gak jadi deh keluarnya."

"Kenapa?" tanya Ardian dengan suara tenang.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang