Chapter 23

301 40 5
                                    

Haii semuanyaa.. Akhirnya GAA udah sampe Chapter 23 juga.

Makasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktu membaca cerita ini. Enjoy.....

________________________________

Pulpen yang sedari tadi sudah mengeluarkan tintanya demi menulis di lembaran putih kertas sudah bergerak cukup lama. Entah apa yang sedang di kerjakan Angel, menulis tugas kah atau menulis diary.

Wajah yang tersenyum dengan senandungan ringan dari bibir cerahnya, sepertinya yang dikerjakan Angel bukan tugas. Nampak seperti kabar bahagia yang gadis itu sampaikan dalam bentuk tulisan.

Selesai menulis, Angel memasukkan bukunya ke tas dan melihat kearah pintu, Nadia, teman sebangkunya memasuki kelas. Angel dapat melihat Nadia berjalan kearanya, Nadia memegangi punggung dan lengannya bergantian.

"Kenapa lo?" tanya Angel saat Nadia duduk di sebelahnya.

"Pegel banget gue." eluh Nadia.

"Abis ngapain, kok pegel?" tanya Angel.

"Lo jadi kuli, kerja sampingan?" tebak Angel.

"Nggak ege, gue pegel aja." jelas Nadia masih memijat-mijat tubuhnya.

"Emeng bisa gitu, pegel nggak ada alasannya?"

"Ya enggak lah." Nadia menatap Angel jengah.

"Tadi katanya pegel aja. Gimana sih lo." cerca Angel. "jadi lo ini kenapa?" Angel kembali bertanya.

"Kayaknya gara-gara kemarin deh waktu nonton basket." Nadia terus saja memijat bagian tubuhnya yang merasakan sakit.

Angel mengangguk. "Oh wajar sih. Makanya lain kali lo kalau mau nonton ya nonton aja. Nggak perlu histeris banget. Nyemangatin kagak, malu-maluin iya." ucap Angel memberi saran terbaiknya.

"Itu ekspresif Angel, lo nggak paham yang kayak gituan." sanggah Nadia tetap membela diri.

Angel memutar bola matanya malas, kadang kesal sendiri memang jika mendengar Nadia membela diri sendiri.

"Ekspresif apaan. Itu namanya Alay. Lo alay juga lebay." sewot Angel.

"Lo paham definisi alay nggak?" lanjutnya bertanya. Angel memutar tubuk menghadap ke Nadia.

"Apaan sih. Ya paham lah." jawab Nadia sewot.

"Nggak, lo nggak akan paham. Orang lain biasanya nggak bisa deskripsiin diri dia sendiri."

"Iya Angel iya. Gue ngerti gua alay. Nggak perlu lo ulang-ulang mulu hinaan lo." terima Nadia dengan pasrah saja.

"Oke. Makasih sudah mengakui." Angel tersenyum dan memperbaiki posisi duduknya.

"Sama-sama."

*****

Angel menghentikan aktifitas menulisnya, sudah hampir tiga puluh menit dirinya mengerjakan soal fisika yang diberikan Pak Talib barusan.

Angel menoleh kesamping melihat sebangkunya, Angel dibuat takjub dengan kelakuan sebangkunya itu. Sudah sejam pelajaran, Nadia tertidur dibalik buku paket fisika yang terbuka. Sungguh murid yang diharamkan untuk di contoh.

Angel menggoyang-goyangkan tubuh Nadia membangunkan cewek itu.

"Nad bangun!" panggil Angel cukup pelan.

"Hmm." Nadia membalas dengan deheman.

"Ke toilet yuk, sekalian lo cuci muka."

"Nggak mau, gue ngantuk." Nadia tetap betah dengan posisi dan mata yang terpejam.

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang