Uks yang hanya di huni dua penjaga dan Angel yang terbaring lemah disalah satu bilik. Elang duduk di salah satu brangkar setelah membuka tirai yang menghalanginya dengan Angel."Lo bisa pergi." Angel kembali mengusir Elang.
"Gue mau disini." Elang menatap Angel yang terbaring. Tubuhnya tertutup selimut sebatas perut.
Angel diam tak menanggapi lagi, tenaganya sangat lemah kalau meladeni Elang bisa-bisa dia pingsan.
Setelah beberapa lama keduanya terdiam Angel mulai terganggu. Dia tidak tidur meski matanya terpejam. Dapat di rasanya kalau orang di tempat tidur samping terus memandang kearahnya, Angel merasa tak nyaman."Lo bisa jangan liatin gue terus."
Elang berhenti tersenyum, terkesiap saat Angel berucap dengan mata tertutup."Lo nggak tidur?"
"Gimana gue tidur kalo ada om-om samping gue natap terus." Angel membuka mata, menoleh melihat Elang.
Elang hanya bisa menyengir meski dibilangi om. Ternyata kegiatannya sedari tadi di ketahui gadis ini.
"Hehehe, maaf Angel lo cantik banget soalnya mata gue aja sulit berpaling apalagi kepala gue mau noleh. Sulit."
"Pujian lo salah tempat."
"Masa sih perasaan enggak deh." ucapnya tak setuju.
"Lo mau makan apa perlu gue bawain gak?" tanya Elang, wajah Angel masih saja pucat. "Atau gue panggilin Ardian?"
"Nggak perlu." Angel menolak cepat.
Meski terus memikirkan pria itu tapi untuk saat ini Angel tak ingin bertemu. Keadaannya, dia tidak ingin Ardian melihatnya. Tapi kejadian tadi terus difikirnya. Apa Ardian dan Putri memang sudah dekat. Bukan cuma sekali Angel mendapati keduanya bersama dengan kedekatan yang berlebihan.
"Gue mau nanya." Angel membuka suara lagi menghentikan lamunan Elang menatap wajah pucatnya.
"Apa?"
"Hubungan Ardian sama Putri udah sampai mana?" tanya Angel.
"Emm, sepenglihatan gue mereka emeng sering bareng tapi Ardian gak naggapin banget B aja gitu. Di kelas di deketin Putri mulu tapi respon dia cuek banget." jawab Elang membayangkan tingkah aneh sahabatnya di dekati cewek cantik dan pintar.
"Ohh," angguk Angel tak tahu harus menanggapi apa.
"Ardian beneran gak homo kan Angel?" khawatir Elang.
Angel hanya mengedikkan bahu. "Gue nggak tau apa-apa soal dia."
"Masa sih, perasaan kalian berdua dekat banget sampe tinggal bareng. Masa sama-sama enggak tahu masalah masing-masing sih."
Angel menoleh menatap selidik Elang. "Maksud lo?"
Elang mengatupkan bibir menyadari ucapannya. "Maaf Angel gue sering kepoin lo ke Ardian tapi nggak dapet info apa-apa juga."
******
Sudah beberapa kali Angel mengganti saluran tv di depannya dan sama sekali tidak ada tayangan yang menarik perhatiannya, semuanya sama saja membosankan. Setelah pulang sekolah, Angel kembali mendapati rumahnya dalam keadaan kosong, mamanya belum pulang.
Tak tahu lagi apa yang harus di lakukannya dengan tv yang menyala karena malas mematikannya, Angel membaringkan tubuhnya di sofa dan tv masih menyala. Tak butuh waktu lama Angel larut dalam tidur nyenyak.Pria yang sedari tadi membunyikan bel namun tak kunjung dapat jawaban dari tuan rumah, membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.
Ardian memasuki rumah Angel yang sepi, Ardian yakin gadis itu ada di rumah tapi kemana dia. Pintu kamarnya di lantai dua juga terlihat terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian and Angel (story love school)
Teen Fiction-FOLLOW SEBELUM BACA 💙- GUARDIAN dan ANGEL adalah dua orang yang telah menjalin persahabatan dari kecil umur yang hanya selisi satu tahun membuad Guardian merasa harus menjaga Angel karena tanggung jawabnya. Menganggap Angel sebagai adik sudah lebi...