Chapter 53

326 28 14
                                    

Happy reading

Enjoy

______________________________

Tak pernah diduga Nadia jika pria yang saat ini memasuki tempatnya akan kesini. Nadia menatapnya bingung. Dia yang biasanya bertindak cepat menyambut kini hanya bengong.

"Lo ngapain kesini kak?" tanya Nadia pada cowok yang langsung duduk didepannya.

"Kok lo nggak seramah yang orang bilang,
" ucapnya hera. Orang itu adalah Bagas. Sepupu Nadia.

"Nggak perlu kalo lo. Kenapa kesini? Lo patah hati? Lo ditolak sama Sesil?" tanya Nadia langsung beruntun.

Bagas menggeleng. "Nggak. Gue cuma mau minta saran sama lo."

Alis Nadia turun. "Saran?"

Bagas mengangguk. Memperbaiki posisi duduknya, meyakinkan diri agar bisa mengatakan maksud kedatangannya pada Nadia. "Gue mau nembak Sesil tapi gue nggak tau cara ngungkapinnya. Gue maunya yang berkesan buat dia," ucap Bagas langsung memberitahu maksud kedatangannya.

"Gini nih kalo orang yang nggak pernah pacaran soksoan pengen romantis. Nggak ada pengalaman."

"Ya namanya juga cinta pertama Nad."

"Lo mau nembak Sesil kapan?" tanya Nadia.

"Kalo bisa sih secepatnya. Tapi gue takut."

"Takut ditolak," tebak Nadia langsung tepat. Bagas mengangguk lirih.

"Jadi cowok tuh harus percaya diri. Harus yakin sama perasaan dia. Kalo lo ragu sebelum nembak, mana lo tau balasan perasaan lo. Ibarat lo mau naik angkot tapi lo takut nyasar. Padahal pak supir yang tau jalannya. Yang ada lo akan dihatui terus sama perasaan lo kak."

"Terus gue harus gimana? Gimana kalo Sesil nggak suka sama gue? Gimana kalo dia nolak gue?" Bagas dipenuhi keraguan. Untuk pertama kalinya dia akan menyatakan cinta. Dia takut sekaligus malu bila nanti dia ditolak.

Nadia menepuk kedua pundak Bagas. Memberi keyakinan pada sepupunya agar yakin. "Lo harus yakin kak."

"Yakin kalo Sesil emeng nggak suka." lanjut Nadia langsung tertawa puas.

Bagas menghembuskan nafas pelan. Sepupu tetap sepupu, resek dan nyebelin begini.

"Lo beneran mau denger saran gue kak?" tanya Nadia lagi. Kali ini wajahnya berubah serius.

"Gue nggak mungkin masuk sini kalau nggak mau denger saran lo Nad. Tapi kayaknya emeng salah tempat deh." wajah Bagas menjadi pasrah. Mungkin orang-orang membohonginya kalau Nadia sangat handal dalam memberi saran.

"Sorry kak, gue cuma bercanda," ucap Nadia. "Menurut gue kalo emeng lo suka sama Sesil lebih baik lo ungkapin secepatnya kak. Sebelum terlambat." Nadia mulai serius. Bagas pun mengangkat wajahnya mendengar Nadia.

"Nggak perlu ragu, lagian Sesil kayaknya suka juga sama lo. Emeng lo nggak ada ngerasa sikap Sesil ke lo itu beda?"

Bagas menggeleng. "Mana gue tau sikap dia keorang lain. Dia kan temen lo. Tapi kalo beneran dia juga suka gue berarti kemungkinan gue ditolak kecil dong?"

"Ya tergantung."

"Tergantung apa?" penasaran Bagas karena Nadia menggantung kalimatnya.

"Tergantung tingkat romantis lo nembak dia."

Bagas langsung meraih tangan Nadia. Menggenggamnya erat, dia menatap Nadia penuh harap. "Gimana caranya nembak romantis, gimana biar dia terkesan, gimana buat dia nggak nolak gue? Nad beri tau gue!"

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang