Chapter 45

214 23 2
                                    

Happy reading...

Enjoy

________________________________

Hari ini Ardian dan keempat sahabatnya sedang berada di cafe tempat mereka biasa nongkrong. Kelima pria itu duduk di pojokan cafe, sedikit jauh dari tempat pengunjung lainnya. Maklum saja cafe ini milik kakak Bagas jadi mereka memiliki tempat khusus.

"Orang ganteng mau cerita dong," seru Chaka heboh. "Tau gak kemarin gue ketemu cewek, bohay banget sumpah," ucap Chaka menggebu.

"Mesum lo body cewek di perhatiin," serang Elang.

"Gak yah. Itu namanya rezeki masa mau dianggurin pas lewat depan mata. Mubassir itu namanya." belah Chaka tak terima.

"Cantik gak?" kali ini Dhika yang menanyakan.

"Nah itu dia masalahnya," wajah Chaka mendadak berubah seolah sedang menyayangkan sesuatu.

Semuanya menatap Chaka makin penasaran. Apa yang bisa menjadi masalah?

"Pas gue lewat depan dia pura-pura lewat terus balik ehh cantik banget. Kulitnya putih,hidungnya macung, rambutnya panjang glowing." Chaka sambil membayangkan cewek yang diliahatnya kemarin.

"Glowing muka kalo rambut berkilau. Kurang bergaul ama cewek ni," ucap Elang sambil menyeruput es americanonya.

"Yah pokoknya itu lah."

"Letak masalahnya mana?" kali ini Ardian yang angkat bicara. Ternyata diam-diam Ardian dibuat penasaran dengan cerita Chaka.

"Karena liat tu cewek cantik gue iseng ngikutin dia kemana ternyata di pergi mesen minuman. Pas banget dia mesennya di depan gue."

"Terus terus," serempak Bagas dan Dhika makin penasaran. Menganggap kejadian Chaka kemarin menarik, apakah sahabat mereka mengajak cewek itu kenalan atau justru mempermalukan dirinya didepan cewek itu.

"Pas waktu dia mesen gue rada deketan gitu tapi..." Chaka menggantung ucapannya.

"Kenapa kenapa?"

"Gue denger suara dia, suaranya aneh. Gue pikir salah denger tapi emeng suara dia."

"Kenapa emeng?" cerita Chaka benar-benar membuat penasaran keempat pria itu.

"Dia cowok."

What.... Keempat pria itu mendadak melongo, bukan di buat penasaran dengan sosok ceweknya. Hanya saja di kepala mereka sudah terbayang seorang Chaka tertarik dengan cewek. Sangat jarang seorang Chaka tertarik pada cewek ehh sekalinya dapat dan tertarik hasilnya malah zonk. Keempatnya menertawakan nasib malang Chaka. Yang mengira dapat rezeki malah dapat nasib miris.

"Sumpah gue gak bisa bayangin," Bagas tergelak bahkan menyandarkan diri di kursi sangkit tak tahannya.

"Emeng tu orang mirip banget sama cewek sampe lo ketipu?" tanya Dhika yang sudah berhenti tertawa.

"Cantik andai dia cewek. Gue sempet foto sangking keselnya pas tau dia cowok gue foto diem-diem biar gue hapal mukanya biar gue gak salah orang lagi." Chaka menunjukkan foto cowok yang menyerupai gadis cantik ketemannya. Semuanya menyetujui kalau memang cowok itu cantik padahal dia harusnya ganteng sebagai gender cowok. Kecuali satu orang.

"Gak cantik, emeng lo aja yang bego," ucap Ardian tak berdosa. Kali ini semua menatap Ardian, terutama Chaka yang tak terima.

"Hehh, lo kalo buta jangan nyalahin penglihatan orang lain dong," kesal Chaka.

Ardian menyeruput jus mangganya cuek. "Kentara banget mukanya oplas, makanya kalo liat cewek jangan dari body doang."

"Emeng lo ngeliat cewek dari apanya hahh?"

Guardian and Angel (story love school)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang