Justin menghela napas seraya menyandarkan kepalanya di sandaran kursinya karena ucapan Celine kemarin malam. Karena ucapan Celine juga Justin menjadi tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaannya, seperti sekarang.
Archie masuk ke ruangan Justin seraya membalas sebuah map dan menaruhnya di meja Justin, "lo review, paling lama ntar malem ya kirim ke gue hasilnya."
"Hmm," Justin mengangguk masih setia dengan posisinya sambil memejamkan mata.
Archie mengerutkan dahi melihat Justin tampak tidak bersemangat, "lagi ada masalah lo?"
Justin membuka mata dan menatap Archie, Justin tersenyum. "Lagi bahagia,"
"Serem sih gimana cara lo bahagia,"
Tatapan Justin berubah tajam seketika, "udah sana-sana."
"Wah, lo ngusir bos lo?"
"Lo..."
"Apa? Kita lagi di kantor ya, gak ada abang-adek ipar di sini." Kata Archie.
Justin menghela napas kasar, "stop do'ain gue sama Celine."
"Hah?" Archie menatap bingung Justin.
Justin membuka mulut untuk berbicara namun ia bingung harus mengatakan apa, jadilah Justin kembali menghela napas.
"Lo kenapa sih?" Tanya Archie dan tak lama ia membulatkan mata, "gila, lo beneran suka sama Celine?"
"Gak tau ah,"
"Serius, Jasjus? Lo udah mulai suka sama dia?"
"Bukan gitu,"
"Terus?" Archie duduk di hadapan Justin. "Eh, kenapa sih? Cerita dong,"
Lagi, Justin menghela napas.
"Lo berdua kenapa? Celine suka sama lo?"
"Sssttt, diem." Justin menaruh telunjuknya di bibir, "diem kalo lo mau gue cerita."
Archie menutup rapat mulutnya.
Untuk yang kesekian kalinya, Justin menghela napas. "Lo tau kan semenjak Celine putus gue sama dia jadi deket?"
Archie mengangguk.
"Tapi abis pulang dari Bali, Celine kayak mau ngejauh gitu dari gue, apalagi waktu gue ketemu dia di halte bus, dia langsung peluk gue sambil bilang gue gak bisa jauhin lo. Tadi malem dia nelfon gue atau mungkin gak sengaja nelfon gue, atau dia lagi mabok gue gak tau. Di situ dia juga bilang gak bisa jauhin gue, masih butuh gue, tapi dia takut kalo dia jadi suka sama gue kalo kita selalu sama-sama. Awalnya gue bingung, sadar juga Celine mulai jaga jarak, gue bingung kenapa dia lakuin itu tapi karena telfon dia tadi malem, gue tau jawaban kenapa Celine pengen jaga jarak sama gue."
"Apa?" Tanya Archie.
"Ya gue sama dia beda, bego. Lo pura-pura gak tau?"
Archie terdiam.
"Gue gak tau ya apa bener doa lo bakal ke kabul atau enggak, yang jelas stop do'ain gue sama dia."
"Terus Celine sadar kalo dia nelfon lo?"
Justin menggeleng, "gak tau, langsung gue matiin waktu gue udah tau alesan dia mau jaga jarak sama gue."
"Jadi lo mau ikutan jaga jarak? Saling ngejauh?"
"Gak tau ah, udah sana-sana."
Archie memicingkan mata seraya beranjak, "kayak lo yang bos di sini." Lalu keluar dari ruangan Justin.
-Can We?-
"Mati gue," Celine meremas rambutnya di mana ia sedang melihat jam dan waktu yang menunjukkan seberapa lama Celine berbicara di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Ficção Adolescente[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...