Can We?'09

16K 2.6K 436
                                    

Sambil menghidupkan lampu kamarnya, Celine melepas high heels yang sudah membuat kedua kakinya sakit dan menaruhnya begitu saja lalu berjalan menuju meja rias untuk membersihkan riasannya.

Seraya membersihkan riasannya, Celine menatap jas berwarna hitam yang ia pakai di mana jas itu adalah milik Justin yang ia pinjam secara paksa karena sebelumnya Celine sempat merasa kedinginan.

Celine melepas jas Justin, ketika hendak mencampakkan jas Justin ke sofa, Celine terdiam lalu berdiri dan berjalan menuju lemari untuk mengambil gantungan untuk jas Justin dan ia simpan di dalam lemari untuk besok ia kembalikan. Celine tidak akan mencucinya, bukan karena malas melainkan Justin sendiri yang melarangnya untuk mencuci jas tersebut, lagipula tidak kotor dan hanya dipakai untuk memberi kehangatan pada tubuh Celine, untuk apa dicuci?

Celine kembali duduk dan membersihkan riasannya lalu menatap layar ponselnya yang baru saja menyala menunjukkan sebuah notifikasi pesan dari Justin.

Gue besok gak ngantor, anter langsung jas gue ke rumah, bukan apart, B*tch.

Setelah membaca pesan dari Justin Celine segera membersihkan sampai tuntas riasan pada wajahnya lalu mengikat asal rambutnya.

Celine mengatur bagian V neck gaunnya dengan maksud ingin lebih mengekspos dadanya untuk melakukan mirror selfie. Celine mengacungkan jari tengah dengan tatapan yang tertuju pada cermin dan setelah itu mengirim hasil mirror selfie nya pada Justin.

Celine tersenyum melihat tanda titik tiga pada aplikasi mengirim pesan di ponselnya langsung muncul yang menandakan bahwa Justin sedang menuliskan balasan.

Kedua mata Celine membulat di mana Justin juga mengirimkan foto lalu tertawa melihat jari tengah kaki Justin mengacung, "bener-bener ajaib nih anak."

Celine kembali mengirimkan balasan namun bukan lagi berbentuk foto melainkan ketikan sampai akhirnya Celine lupa mengganti gaunnya karena mulai asyik saling berkirim pesan pada Justin.

-Can We?-

"Blo, Noah bobok ada suala monstel." Ucap Noah pada Justin yang duduk di sebelahnya di mana mereka sedang sarapan.

"Noah bobok terus Noah denger suara monster tadi malem, right?" Justin menoleh sambil mengunyah dan Noah mengangguk.

Tatapan Justin beralih pada Mike dan Afra yang sempat saling tatap, Justin pun langsung mengerti. "Kuat ya suara monsternya?"

Noah mengangguk, "Noah was so scaled!"

"How does the monster sound?" (Bagaimana suara monsternya?). Tanya Justin lagi.

Noah sempat terdiam lalu bersuara, "oh, ah, oh, uh, ya."

Justin tertawa keras. Lily yang mengerti juga ikut tertawa namun tidak seheboh Justin.

"Don't laugh! The monstel's voice is so scaly!" (Jangan tertawa! Suara monster itu sangat menakutkan!). Noah menutupi mulut Justin dengan sendoknya.

"Just eat, don't listen to your brother." (Makan saja, jangan dengarkan abangmu). Mike mendekatkan mangkuk sarapan pada Noah dan mengarahkan tangan Noah untuk menyendokkan sarapan anak itu.

"Itu bukan suara monster," ucap Justin di sela-sela tawanya di mana Mike menatapnya dengan kesal sedangkan Afra sudah menahan malu.

"Just keep silent, sialan." Ucap Mike namun Justin terus tertawa.

"Udah di bilang jangan kasar ke anak." Afra menegur Mike sedangkan Justin tampak semakin puas lagi dengan ayahnya di mana biasanya Mike yang puas memakinya karena Valerie yang tidak pernah menegur Mike.

Can We? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang