Celine keluar dari kamar mandi atau lebih tepatnya keluar sebentar untuk melihat Justin yang masih tidur, Celine kembali masuk dan berdiri di depan cermin sambil memperhatikan dirinya, khususnya wajahnya yang tampak sedikit pucat dan kedua tangannya dingin.
Celine memejamkan mata dan mulai berhitung di dalam hati, satu sampai tiga. Tepat dihitungan ketiga, Celine membuka kedua matanya dan Celine tidak tahu harus merasa senang atau bagaimana ketika muncul sebuah tulisan pregnant pada test pack yang ia dapatkan dari ketiga temannya sebagai hadiah pernikahannya.
Celine menutupi mulut serta hidungnya dengan kedua tangan, Celine bingung harus bereaksi seperti apa. Celine tidak kesal, hanya bingung dengan perasaannya. Mungkin Celine sedikit kecewa karena ia masih ingin lebih berlama-lama lagi bersama Justin.
"Kamu ngapain?"
Celine menoleh dan menatap Justin yang berjalan mendekatinya, Celine mengambil test pack nya dan menunjukkannya pada Justin.
Mata Justin yang belum terbuka sepenuhnya mendadak terbuka lebar dan menatap bergantian antara Celine dan test pack yang ditunjukkan kepadanya.
Celine terkejut ketika Justin langsung memeluknya, memeluknya dengan erat. Celine menyunggingkan senyum melihat respon Justin di mana laki-laki itu tampak sangat bahagia.
-Can We?-
"Usia kandungan kamu udah lima minggu, Cel." Kata dokter yang sudah ia kenal baik karena dokter itu bekerja di rumah sakit Ansel.
Celine terkejut dan menatap sejenak Justin yang menemaninya.
"Kamu cek karena kamu sadar belum menstruasi atau ada hal lainnya?"
Celine mengangguk, "sadar kalo aku belum menstruasi bulan kemarin, biasanya gak pernah telat."
"Dari hasil pemeriksaan usia kandungan kamu udah lima minggu, di minggu kelima ini janin sibuk bertumbuh. Organ-organ vitalnya berkembang pesat di fase ini, mulai dari otak, medula spinalis, jaringan syaraf hingga tulang belakang. Nanti kamu akan mulai merasa gejala morning sickness. Di fase ini juga kamu mulai harus hindari aktivitas yang bisa membahayakan diri dan janin kamu."
"Untuk ukurannya sebesar apa, Dok?" Tanya Justin.
"Biji wijen, masih mungil banget. Ada yang mau ditanya lagi?"
"Minuman atau makanan yang dokter rekomendasiin untuk aku?"
"Susu, yogurt, keju, telur, ikan salmon, sayuran, buah-buahan, jus jeruk, kacang-kacangan, dan oatmeal juga bisa."
"Oke, makasih banyak, Dok." Celine berdiri lalu diikuti Justin.
-Can We?-
"Kamu denger kan dibagian dokter Sarah ngomong soal makanan sama minuman untuk aku?"
"Denger, maksudnya kamu mau ambil semua makanan sama minuman yang dokter Sarah sebut, 'kan?"
Celine tersenyum, "untung peka. Boleh?"
Justin mengangguk sambil mendorong troli, "boleh."
"Beneran?"
"Ambil aja,"
"Beneran?"
"Untuk anak, aku gak mau perhitungan."
Celine tersenyum senang mendengarnya dan mencium sejenak pipi Justin lalu mulai mengambil makanan dan minuman yang dokter Sarah sebutkan.
"Boleh ambil tiga?" Celine menunjuk yogurt yang ingin ia ambil dan Justin mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Novela Juvenil[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...