Celine duduk dengan di sebelahnya ada Cleirin dan juga abangnya yang pertama, Keenan. Saat ini Celine sedang menunggu dengan begitu gugup, tangan dan kakinya dingin, jantungnya berdetak kencang.
"Bismillahirrahmanirrahim, tolong jabat tangan saya."
Celine menunduk dengan mata yang berkaca-kaca ketika mendengar suara Maska melalui pengeras suara di mana ijab kabul sudah akan dimulai sebentar lagi.
Celine dan Justin berada di ruangan terpisah dan nanti jika Justin sudah selesai mengucapkan ijab kabul barulah ia keluar menghampiri Justin. Celine memainkan tisu saat Maska mulai mengucapkan kalimat ijab kabul dan setelah Maska selesai berbicara nanti maka Justin langsung mengikuti.
Untuk Valerie dan Lily, dua perempuan itu tidak hadir karena memang tidak diberitahu. Valerie dan Lily sengaja dibawa pergi bersama beberapa orang kepercayaan Mike ke Bali, tentunya bersama Liam juga, membiarkan mereka bersenang-senang di sana dengan mulut orang kepercayaan Mike dipastikan terkunci rapat mengenai pernikahan Justin dan Celine.
"Saya terima nikah dan kawinnya Celine Eliena Neil..."
Celine memejamkan mata mendengar Justin mulai mengucapkan ijab kabul dalam sekali tarikan napas dan air matanya mengalir ketika orang-orang yang ada di sana mengatakan sah dengan kompak.
Celine menoleh pada Cleirin yang ikut menangis dan kedua perempuan itu pun segera berpelukan.
"Lo udah diminta untuk keluar, Cel." Kata Keenan sambil beranjak dari kursi yang ia duduki.
Celine mengangguk dan menghapus sisa air matanya lalu menggenggam tangan Cleirin untuk menghampiri Justin.
Melihat Celine datang, Justin begitu gugup namun juga terpana dengan kecantikan Celine. Sangat cantik sampai Justin tidak rela memalingkan wajahnya dari perempuan yang sudah menjadi istrinya.
Celine menatap Justin yang terus memperhatikannya, niat untuk tersenyum Celine urungkan karena melihat mata Justin berkaca-kaca.
Celine pun tersenyum untuk Justin dengan kedua mata yang berkaca-kaca juga.
-Can We?-
Acara resepsi di mulai pukul 19:00 malam WIB dan akad selesai di siang hari. Sambil menunggu acara resepsi di mulai, Justin dan Celine pergi ke kamar yang berada di hotel tempat di mana mereka melangsungkan pernikahan.
Justin dan Celine sudah berada di kamar, Justin yang hanya mengenakan kemeja berwarna putih dan celana bahan berwarna putih sedang melatih pergerakan mulutnya.
Celine yang duduk di tepi tempat tidur dengan masih mengenakan kebaya yang juga berwarna putih terus memperhatikan Justin yang menurutnya lebay.
"Tinggal sebut aku-kamu aja mulutnya harus dilatih?" Tanya Celine mulai memainkan ponselnya di mana ia mendapat banyak sekali notifikasi pesan dari semua sosial media yang ia punya.
Justin yang berdiri menghadap cermin balik badan pada Celine, "aku."
Celine menatap Justin dengan sedikit menaikkan alis.
Justin mengarahkan telunjuknya pada Celine, "kamu." Justin menghela napas, "bener-bener gak terbiasa pake aku-kamu."
"Kalo masih mau pake lo-gue juga gak masalah," sahut Celine dengan berat hati.
"Iya-iya, aku-kamu. Aku laper, aku mau makan, kamu mau makan? Biar aku telfon mereka suruh bawa makanan ke sini,"
Celine menutupi mulutnya dengan ponselnya karena ia sedang tersenyum mendengar Justin mengatakan aku-kamu, Celine menyukainya jika sebelumnya Justin mereka geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Teen Fiction[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...