Celine yang baru saja tiba langsung menghampiri Valdo yang sedang duduk di sofa sambil menyentuh rambut Emily dengan Emily yang duduk di depan Valdo.
"Uncle!" Celine berjalan dengan langkah lebar.
Valdo menatap sejenak Celine tanpa mengucapkan apa-apa karena ia sedang fokus pada rambut Emily.
"Kenapa?" Tanya Celine saat Valdo tampak begitu serius dengan rambut Emily. "Ya ampun, Mily! Bisa-bisanya rambutnya kena slime."
"Mily jatuh terus jatuhnya pas banget di mangkuk yang ada slimenya, ya udah deh jadi kayak gini." Kata Emily dengan kedua tangannya yang berada di dengkul Valdo.
"Onti mana?" Celine duduk di sebelah Valdo.
"Mandi," jawab Valdo.
"Uncle, bantu Celine dong."
"Bantu apa? Kamu di pecat? Terus minta uncle cariin kamu kerja?"
"Ih bukan! Celine mau uncle bu..." Celine terdiam ketika ia melihat Emily lalu mendekatkan bibirnya ke kuping Valdo, "bunuh Adrian."
Valdo mengerutkan dahi, "kenapa kalian?"
"Dia selingkuh! Bertahun-tahun Celine sama dia pacaran tapi bisa-bisanya dia selingkuh! Kesel!" Celine memukul lengan Valdo membuat tatapan Valdo berubah tajam.
"Eh, maaf, maaf." Celine tertawa dan mengusap sejenak lengan Valdo.
"Gak bisa, selesain sendiri masalah kamu."
"Ih kok gitu?!"
Emily meringis lalu menutup sebelah kupingnya, "kak Cel kalo ngomong selalu kuat banget suaranya."
"Namanya juga lagi kesel! Ntar ya kalo Mily udah gede Mily bakal ngerasain apa yang kakak rasain!"
"Rasain apa? Selingkuh? Apa itu selingkuh?" Tanya Emily.
"Gak akan ada laki-laki yang berani selingkuhin Mily," kata Valdo namun Emily tetap tidak mengerti maksud ucapan dua orang dewasa yang ada di dekatnya.
"Uncle, bantu dong. Celine kesel banget! Banget!
Valdo menghela napas, rambut Emily tidak kunjung bersih ditambah permintaan Celine cukup berat menurutnya. "Udah uncle bilang urus sendiri masalah kamu, uncle gak bisa bantu selesain masalah orang lain, apalagi turuti permintaan kamu."
Valdo menggerakkan tangannya di depan leher, "uncle gak mau karena uncle gak tau dia siapa, gak kenal, dia orang asing, gak bisa kalo orang asing."
"Terus gimana sama orang-orang suruhan musuh uncle terus dia..." Celine ikut menggerakkan tangan di depan leher, "orang asing juga tuh."
"Seenggaknya uncle tau dia di utus sama siapa. Udah-udah, selesain sendiri masalah kamu. Kamu pengacara, urusin masalah orang bisa masa urus masalah kamu sendiri gak bisa."
Celine berdecak, "kalo aja undang-undang yang isinya tentang perselingkuhan alias zina gak di khususkan untuk pasangan suami istri, udah Celine tuntut dia! Masa..." Celine terdiam karena Valdo menaruh telunjuk di bibir dan celik kembali berdecak.
-Can We?-
Celine keluar dari rumah Valdo dengan wajah yang ditekuk, berniat untuk menelepon supir meminta untuk menjemputnya, Celine mengurungkan niatnya saat melihat Justin keluar dari rumah Archie.
"Eh! Jasjus! Numpang dong!" Celine berlari kecil menuju pekarangan rumah Archie.
"JASJUS!" Teriak Celine karena Justin mulai melajukan mobil padahal sebelumnya sempat melihat kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Teen Fiction[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...