Sambil makan, Justin memikirkan obrolannya dengan Celine ketika mereka di teras rumahnya pagi menjelang siang tadi. Lebih tepatnya Justin yang terus memikirkan ucapan Celine yang diambil dari kutipan drama Korea menurutnya ada benarnya.
Laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman.
Celine juga benar, jika mereka bisa berteman, akan bertahan sampai kapan?
"Lo kenapa sih, Justin." Lily menyikut lengan Justin.
"Ck, apa sih!" Justin balas menyikut Lily dengan keras.
"Justin sakit? Atau makanannya gak enak?" Tanya Afra.
Justin menggeleng, "selalu enak. Aku gak papa."
"Gak mungkin kamu jadi diem karena mikirin kerjaan, Archie aja bilang kalo kamu gak beres, kayak kamu yang bos di kantor." Celetuk Mike sambil memakan makanan penutup.
"Ini tuh masalahnya lebih berat dari masalah kerjaan, diem." Justin menaruh telunjuknya di bibir meminta ayahnya untuk diam.
"Lo pacaran sama Celine? Gue liat lo berdua ngobrol serius di teras, atau berantem?" Tanya Lily.
Justin menghela napas, "enggak. Kalo gue bilang diem ya diem."
"PMS lo? Sensi amat." Balas Lily.
Justin menghabiskan dengan cepat makan malamnya lalu pergi dari ruang makan, bukan untuk ke kamar melainkan pergi keluar mencari ketenangan.
-Can We?-
Justin butuh ketenangan, ketenangan yang Justin inginkan adalah pergi ke salah satu club untuk sekedar minum, bukan untuk mencari perempuan-perempuan agar bisa memuaskannya.
Justin keluar rumah menggunakan mobil Mike dan kini laki-laki itu sudah tiba di mana club tersebut berada cukup jauh dari keramaian dan gelap, termasuk parkiran juga sekitar club.
Justin berhenti melangkah ketika melihat empat orang laki-laki sedang berdiri mengelilingi seorang perempuan, merasa harus membantu perempuan itu, Justin pun berjalan mendekat.
"Woi," panggil Justin membuat keempat laki-laki itu menoleh seketika, termasuk perempuan yang berada di tengah-tengah laki-laki tersebut.
Justin terkejut melihat Celine, ternyata Celine yang sedang dikelilingi oleh keempat laki-laki itu dalam keadaan ketakutan.
"Justin!" Dengan cepat Celine mendekati Justin dan memeluk lengan laki-laki itu.
Justin langsung menarik Celine namun dengan cepat di tahan.
"Lo siapa? Lo baru aja cari masalah namanya," kata salah satu laki-laki itu seraya tertawa kecil dalam keadaan setengah sadar.
"Tuli? Baru aja dia sebut nama gue yang artinya dia kenal sama gue. Ayo," Justin menarik Celine untuk mereka segera pergi namun langkah Justin lebih dulu terhenti ketika bahunya disentuh.
"JUSTIN!" Teriak Celine dan langsung menutup mulutnya melihat Justin tiba-tiba saja dipukul. Tubuh Celine lemas seketika melihat adegan perkelahian mulai terjadi, Justin sendiri sedangkan lawan laki-laki itu berjumlah empat orang.
"Pak! Tolong!" Seru Celine pada penjaga yang baru saja keluar dari dalam club dan langsung berlari menghentikan aksi pukul-pukulan Justin dengan empat orang laki-laki sekaligus.
-Can We?-
"Aakh!" Justin meringis kesakitan saat sudut bibirnya yang berdarah mulai diobati oleh Celine.
Celine bingung harus ke mana ditambah Justin babak belur namun tidak terlalu parah, juga tubuh Justin yang lemah membuat Celine terpaksa menyetir hingga akhirnya Celine memutuskan untuk membawa Justin ke apartemen laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Teen Fiction[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...