Justin lebih dulu mengisi mangkuk makan Jasjus dan Celcel sebelum menyusul Celine yang masih marah dengannya ke kamar, "jangan jadi bajingan ya, Jasjus. Jangan bikin Celcel kesel karena lo rebut makanan dia."
Justin masuk ke kamar dan tersenyum melihat Celine hanya memakai pakaian dalam. Celine yang menyadari kehadiran Justin hanya acuh.
"Makin seksi aja nih mami," Justin menutup pintu kamar dan mendekati Celine.
Lagi, Celine diam. Perempuan itu berdiri di depan lemari untuk mengambil baju di mana ia akan mandi sebentar lagi.
Justin melingkarkan kedua tangannya di pinggang Celine dan menutupi perut Celine dengan telapak tangannya. "Kamu mau mobil apa?"
"Ck, udah aku bilang gak jadi!"
Justin mengecup bahu Celine dan mengusap-usap perut Celine, "beneran?"
Celine tidak menjawab karena ia malas bersuara.
"Aku tau aku pelit, tapi aku punya alasan kok kenapa aku pelit. Hidup hemat sih lebih tepatnya,"
"Apa?" Tanya Celine sekenannya sambil memilih baju yang ingin ia kenakan.
"Aku emang sengaja hemat-hemat, siapa tau suatu saat nanti aku sakit parah, aku gak bisa kerja, uang yang aku punya sekarang bisa jadi biaya pengobatan aku, biaya hidup kita tanpa kamu harus kerja. Atau misalnya kamu yang sakit, aku gak mau kerja karena biar bisa urus kamu tanpa harus mikirin biaya pengobatan kamu sama biaya hidup kita. Lagi, atau aku meninggal dan tabungan aku bisa kamu pake untuk biaya hidup kamu sama anak-anak kita nanti tanpa kamu harus kerja."
Selama Justin berbicara Celine memang diam namun air matanya sudah mengalir membasahi pipi.
"Maaf kalo kamu gak suka sama cara aku berhemat,"
Celine balik badan dan Justin tertegun melihat pipi Celine yang sudah sangat basah dengan air mata, Celine memeluk erat Justin.
"Kamu ngomong apa sih, gak akan ada yang sakit-sakitan, kamu gak akan sakit, aku gak akan sakit, anak kita juga gak akan sakit. Aku yang minta maaf karena gak ngertiin kamu," Celine mengeratkan pelukannya seraya terus mengeluarkan air mata.
Justin mengangguk sambil mengusap-usap bagian samping tubuh Celine.
Celine menjauhkan wajahnya dari leher Justin dan menatap Justin membuat Justin tertawa karena mata Celine tampak sembab.
"Kenapa kamu sampe nangis banget gini?" Justin menghapus air mata Celine.
"Aku ngerasa jahat banget,"
"Beneran mobilnya gak jadi?"
Celine menggeleng dengan cepat, "ayo mandi."
"Ayo banget,"
Celine tertawa dan Justin langsung menggendongnya ke kamar mandi.
"Bisa sekalian gak?" Tanya Justin sedikit berbisik.
Celine mengangguk, "di bathtub aja."
"Good idea!" Justin langsung mengisi bathtub dengan sangat tidak sabar, melihat Celine sudah tidak memakai apa-apa, Justin semakin tidak sabar lagi.
-Can We?-
"Anak Celcel sama Jasjus ada tiga, seneng gak?" Tanya Celine pada Jasjus dan Celcel yang sedang berbaring di sofa dan Celine duduk di karpet.
"Bentar lagi Celcel lahiran, kucing kita bakal jadi banyak. Apa mau dijual aja ntar kalo udah banyak?" Tanya Justin sambil berjalan ke membawa mie kuah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Teen Fiction[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...