Celine meringis memegangi kepalanya yang terasa pusing dan berat sambil beralih duduk di tempat tidur, Celine membuka mata dengan perlahan dan memperhatikan ke sekitar di mana ia berada di kamar lain setelah sebelumnya Celine sempat mengganti bajunya di kamar Justin.
Dengan sempoyongan, Celine berdiri untuk pergi ke kamar mandi. "Beneran minum gue?" Gumamnya sambil menyentuh benda ataupun dinding untuk membantunya.
Celine berhasil sampai di kamar mandi dan langsung membasuh wajahnya, Celine berdecak kecil karena tidak ada sabun wajah, jadilah Celine hanya membasuh seraya mengusap-usap wajahnya.
Celine memandangi seraya mengelap wajahnya dengan handuk kecil yang ada di sudut meja wastafel, gerakan tangan Celine melambat ketika ia mengingat kejadian tadi malam.
Ciuman panasnya dengan Justin.
Celine memejamkan mata dan sedikit mengumpat karena kejadian tadi malam dapat ia ingat dengan jelas. Kedua mata Celine terbuka lebar ketika satu hal yang amat panas menurutnya terjadi tadi malam.
Justin mencium leher Celine!
Dengan cepat Celine memeriksa lehernya dan membuka mulut melihat tanda merah sedikit kebiruan tercetak di lehernya.
Celine meremas handuk dan segera keluar dari kamar, langkah Celine kian cepat saat ia mendengar suara piring dari dapur.
Justin terkejut di mana ia sedang minum teh langsung terbatuk-batuk saat bagian punggungnya dipukul, Justin pun menoleh. "Apa sih gila?"
"Apa?! APA?!"
Justin menutup satu matanya mendengar teriakan Celine di pagi hari, "Celine is back."
Celine kembali memukul Justin dengan handuk, "gue gak bolehin laki-laki sialan itu cium gue tapi malah lo yang cium gue!"
"Eh, lo dulu yang cium gue!"
"Dan posisinya gue lagi mabok, 'kan? Terus dari situ lo langsung cari kesempatan, IYA KAN?!"
"Ya udah sorry!"
"SORRY? SERIOUSLY?!"
"Cel, masih pagi, Cel!"
"Lo cium gue ditambah cupang gue, Justin!"
"Ya udah iya, sorry. Oke?"
Celine diam dengan mata yang berkaca-kaca.
"Cel, lo gak capek apa nangis terus? Jangan nangis dong," Justin menatap lelah air mata Celine yang menggenang.
Celine duduk di kursi mini bar, "gimana dong ini?!"
"Kan bisa ilang, lo heboh banget sih." Justin mengambil sendok dan memasukkannya ke dalam freezer sampai sendok itu benar-benar dingin.
Celine menatap tidak percaya pada sendok yang baru saja Justin keluarkan dari feeezer.
"Ini ampuh, gue sering pake ini."
Celine menatap lekat Justin, "player bener lo!" Celine mengambil alih sendok dari Justin dan menempelkannya ke lehernya yang terkena cupangan dari Justin.
"Sekalian untuk mata gue!" Celine memberikan dua sendok pada Justin untuk dimasukkan ke freezer.
Justin memukul pelan kepala Celine dengan sendok karena selalu saja mengeraskan suara, bukan karena Justin takut tetangganya dengar lalu datang, melainkan telinganya sudah sakit mendengar Celine yang terus teriak ataupun mengeraskan suara.
"Nih sekalian, ntar kalo udah tempelin ke leher gue sebagai bentuk tanggung jawab lo." Celine memberikan sendok yang ia pakai untuk di lehernya dan mengambil dua sendok yang baru saja keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We? [COMPLETED]
Teen Fiction[Celine Story] Dibalik sifatnya yang ketus, ceplas-ceplos, dan ucapan yang keluar selalu sadis dari mulutnya. Celine termasuk golongan orang-orang bucin, Celine begitu setia dan menaruh harapan besar kepada kekasihnya namun siapa sangka jika kesetia...