Can We?'36

17.3K 2.3K 462
                                    

Sambil berjalan, Celine terus memeluk lengan Justin, tidak ingin dilepas sedikitpun. Untuk pertama kalinya, Celine ikut Justin ke kantor. Awalnya Justin tidak mengizinkan karena ia tahu Celine akan bosan dan pada akhirnya mengganggu kegiatannya, namun karena Celine marah Justin pun membiarkan Celine untuk ikut.

Celine duduk di sofa berukuran panjang sambil menonton drama Korea dari laptop sedangkan Justin sudah mulai bekerja.

"Gak ada makanan?" Celine menatap Justin.

"Tadi aku udah nawarin ke kamu mau bawa makanan apa enggak dan kamu bilang enggak, sekarang kamu mau makanan? Cemilan? Aku udah mulai kerja,"

Celine diam, bukan karena pasrah melainkan marah. Semenjak hamil jika Celine sedang marah atau kesal ia lebih memilih untuk diam di mana biasanya terus saja mengoceh.

"Biar aku ambil di bawah," Justin beranjak untuk mengambil makanan dan minuman di kantin kantor dan Celine langsung tersenyum cerah. Justin hanya mengambil makanan dan minuman tanpa mengeluarkan uang alias mengambilnya dengan gratis, bukan hanya untuk Justin, untuk seluruh karyawan kantor juga seperti itu.

Tidak lama Justin keluar, Archie masuk dan sempat membuat Archie terkejut karena kehadiran Celine.

"Tumben ke sini," Archie berjalan menuju meja kerja Justin dan menaruh sebuah buku berukuran tebal di sama.

"Karena lagi pengen,"

"Justin ke mana?"

"Ngambil makanan di bawah katanya,"

Archie berdiri di depan Celine, "beneran hamil ya, Kak?"

Celine langsung mengangguk, "udah lima minggu. Si Rora kapan? Kalian udah lama nikah masa belum punya anak,"

"Apaan nih bahas anak?" Justin berjalan cepat dan berdiri di sebelah Archie menatap Archie dengan tajam.

"Mungkin bentar lagi gue sama Rora punya anak," Archie melangkah pergi.

"Wah, lo..."

"Bodo amat," Archie tersenyum dengan ekspresi mengejek.

"Gue bakal bilang sama anak gue untuk jangan temenan sama anak lo, serius."

"Dih, apa sih lo." Archie tertawa lalu keluar dari ruangan Justin.

"Emang kenapa sih kalo anak kita seumuran sama anak mereka?"

Justin menaruh beberapa makanan dan minuman di meja, di dekat laptop Celine. "Kamu mau anak kita jadi asisten anaknya Archie?"

"Emang kenapa? Gajinya besar, udah kayak pengusaha."

"Tapi ribet, kerjanya ribet! Kamu gak ngerti." Justin kembali duduk di kursinya.

"Kamu bukan laki-laki yang pekerja keras, semoga aja anak kita nanti nurun aku, pekerja keras."

"Iyain."

-Can We?-

"Setiap pagi morning sickness, Cel?"

"Enggak, Mom, baru dua kali doang sih. Celine ngerasa kayak gak lagi hamil,"

"Sama, mommy waktu hamil Noah kayak kamu. Hamil Rora baru mual-mual terus, badan gak enak banget, jadi lebih sensitif banget sama hal-hal kecil."

Mendengar ucapan Afra barusan, Justin menjadi tidak tenang sambil membatin jika anaknya akan berjenis kelamin laki-laki nanti.

"Emang bedanya hamil laki-laki sama perempuan apaan?" Tanya Justin.

"Kalo mommy sih karena pernah hamil anak cewek terus cowok, pas hamil Rora morning sickness terus, perut lebih lebar, hamil Noah morning sickness gak separah hamil Rora, terus perut lebih lonjong gitu."

Can We? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang