🍏🔪
◾️◾️◾️
"Baik, pak."
Setelah bertemu dengan sang kepala sekolah, aku berniat untuk kembali ke kelas. Hari ini tubuhku seakan remuk. Lelah. Aku ingin cepat-cepat pulang, mandi dan beristirahat. Seharian aku berhadapan dengan soal-soal yang membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Aku mencoba untuk menenangkan diri sejenak, aku memasang headset ke telinga, memutar lagu favoritku. Sepanjang koridor aku terus bersenandung, mengikuti irama lagu yang tengah ku putar, tubuhku jauh lebih baik sekarang. Santai sejenak.
Aku membuang napas lega. Sekolahku sudah sepi sekarang, semua sudah pulang. Hanya ada beberapa kelas yang mengikuti pelajaran tambahan. Dan aku, seharusnya aku sudah pulang dari tadi. Tetapi, karna aku anaknya baik hati dan tidak sombong, aku bersedia membantu kepala sekolah dan menjawab beberapa pertanyaan yang dia berikan. Itung-itung sebagai latihan soal sebelum aku mengikuti olimpiade beberapa hari lagi.
Saat aku hendak memasuki kelas, pandanganku jatuh ke arah seseorang berjubah hitam yang terus memperhatikanku. Karena aku penasaran, aku mencoba untuk mendekatinya.
"Permisi... ada yang bisa saya bantu?"
Tidak ada jawaban. Aku melepas headset yang ku pakai, menatap setiap inci tubuh seseorang yang ada di hadapanku dari atas sampai bawah. Aneh. Seseorang di hadapanku sangat aneh. Berjubah hitam, bertopi hitam, memakai masker hitam, sapu tangan hitam, sepatu hitam, semua serba hitam. Dan anehnya, netra hitam pekatnya itu terus menatapku. Ada yang salah denganku?
"Hallo?" Aku mengibas-ibaskan tanganku di depan wajahnya.
Diam. Tetap tidak ada jawaban. Tapi tunggu, kenapa semakin kesini semakin aneh? Atau... aku menelan saliva, napasku naik turun. Ingatanku kembali mengenang bagaimana Suci mati dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Jangan-jangan dia?
Aku berlari secepat kilat. Tetapi, aku kalah cepat, dia lebih dulu mengejar dan mencengkram kuat tanganku. Sakit. Tenaganya benar-benar kuat. Sial!
"Lepas!"
Dia terus menarikku. Aku terus berteriak, berharap ada seseorang yang mendengarku. Aku terus memberontak, memukul-mukul tangannya. Langkahnya lumayan besar. Bisa ku tebak, dia seorang lelaki.
Bruk!!!
Dia membawaku ke kelas 12 mipa 5. Kelas ini kebetulan tidak ada pelajaran tambahan, sepi. Dia menjatuhkan aku ke lantai, aku meringis. Sakit. Pantatku mendarat dengan sempurna ke lantai. Aku menggosok-gosoknya, untung saja tubuhku kelebihan lemak, aku sedikit gemuk. Tidak terlalu sakit, tapi lumayan sakit. Ah Sial. Siapa dia? Berani sekali melakukan ini kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW BLACK
FantasyPERINGATAN⚠️ •BANYAK KATA-KATA & ADEGAN KASAR, MOHON UNTUK TIDAK DITIRU!!!! •BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA! •18+ (ADEGAN PEMBUNUHAN) •DIPENUHI TEKA-TEKI •MEMBUAT KALIAN SUSAH MOVE ON •MENGANDUNG BOMBAY •DAPAT MEMBUAT MATA KAL...