◾️◾️◾️
Rani terus menarik tangan gadis berambut panjang itu. Langkah keduanya sangat cepat. Tangan Rani menggenggam erat tangan gadis di sebelahnya. Enggan melepaskan.
Arin berdecak. "Lo mau bawa gue kemana sih Ran?"
Langkah gadis berambut sebahu itu terhenti. "Ikutin aja."
"Apasi nggak jelas banget."
"Malam ini lo tidur di rumah gue aja, gimana?"
Rani dan Arin tidak dekat. Bahkan berbeda jurusan, keduanya hanya tau sebatas nama. Tidak pernah bermain bersama, mengobrol, bahkan bertegur sapa saja jarang. Sekarang, dengan mudahnya Rani ingin membawa Arin ke rumahnya.
"Hellow, emangnya kita sedeket apa?"
Rani diam sesaat. "I-iya emang nggak deket sih, tapi..." Rani mencoba mencari jalan keluar, agar gadis di hadapannya mau ikut dengannya. "Gue fans banget sama lo, serius. Bo-boleh minta foto nggak?" Ucap Rani asal, kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Arin mengibaskan rambutnya, ia tersenyum miring. "Gue tau kalau gue ini cantik. Tapi, sorry ya gak sembarangan orang bisa foto sama gue, apalagi orangnya...hm maaf ya, jelek kayak lo. Ogah banget, Bye." Arin melangkahkan kakinya, pergi begitu saja.
Rani menggeram kesal, menatap punggung gadis menyebalkan di hadapannya yang perlahan menghilang. Tangannya mengepal. Rahangnya mengeras. "SIAPA JUGA YANG MAU FOTO SAMA LO, NGACA! MUKA KEK BABI!" Teriak Rani.
"Mau di tolongin tapi gak mau, yauda terserah. Mati aja gapapa, kalau perlu cincang-cincang aja badannya. Pangeran, plis ya semoga lo denger." Lanjut Rani kemudian. Raut wajahnya benar-benar kesal, ia terus mengupat. Untungnya, Arin tidak mendengar.
Tiba-tiba datang kedua sahabatnya, gadis cantik itu langsung memeluk Reno, ia memajukan bibirnya beberapa centi, wajahnya di tekuk masam, ia terus menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Reno yang sudah paham sifat gadis di pelukannya itu hanya diam, menerima pelukan itu dengan hangat. Rani benar-benar manja dengannya.
Arnol menatap sekelilingnya. "Arin mana?"
"Gausah urusin dia." Ucap Rani seraya melepas pelukannya.
"Loh? Ta-tapi kan─"
Rani mendengus pelan. "Tadi udah gue ajak tinggal di rumah gue, biar aman. Tapi, dia nolak mentah-mentah. Terus, kalian tau gak? Dia bilang gue jelek. Emang gue sejelek itu apa?" Netra gadis berambut sebahu itu menatap kedua sahabatnya. "Gue cantik kan?"
"Cantik dong, makanya kita mau temenan. Yoi gak, Nol?" Reno menyenggol bahu Arnol.
Arnol mengangguk. Sejak tadi ia terus diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNOW BLACK
FantasiPERINGATAN⚠️ •BANYAK KATA-KATA & ADEGAN KASAR, MOHON UNTUK TIDAK DITIRU!!!! •BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA! •18+ (ADEGAN PEMBUNUHAN) •DIPENUHI TEKA-TEKI •MEMBUAT KALIAN SUSAH MOVE ON •MENGANDUNG BOMBAY •DAPAT MEMBUAT MATA KAL...